“Mas, biar saya bantu bawa tasnya,” ucap Septii setelah selesai sarapan. Brata yang akan bergegas ke depan pun menoleh. Dia tersenyum.“Tidak perlu Sayang, ini tasnya berat lho,” canda Brata. Namun, Septii bersikeras dengan merebut tas kantor suaminya.“Enggak apa-apa, Mas. sekali-kali boleh kan?” tanya Septii. Dia merasa lega karena suaminya itu tidak uring-uringan terhadapnya. Sedari tadi, dia melihat suaminya itu lebih irit berbicara. Tidak seluwes seperti biasanya. Mungkin karena kebutuhan batin yang terganjal, tetapi Brata berusaha tampak baik-baik saja. Septii sudah sangat mengenal Brata luar dalam, meski sekeras apapun pria itu berusaha menyembunyikan sesuatu terhadapnya.“Sudah sampai di sini saja, Makasih ya Sayang,” ucap Brata yang mengambil alih tas itu saat sudah sampai di teras. Septii menatap suaminya yang seakan sedang berbicara.“Kenapa Sayang?” tanya Brata saat mendapatkan tatapan yang tidak biasa. Dia melihat bibir yang begitu sensual, merah muda yang merekah tampak
Terakhir Diperbarui : 2022-10-27 Baca selengkapnya