"Astaghfirullah, Mbak Sandra. Pagi-pagi udah nongol aja," sindir Riana. Matanya mendelik ke arah Sandra yang sedang berjalan dengan gemulai mendekat ke meja makan."Iya, nih. Sengaja. Biar bisa lari pagi bareng sama Mas Raihan," jawab Mbak Sandra dengan memamerkan senyum manisnya."Maaf, ya, San. Pagi ini aku kayaknya gak lari pagi dulu," tutur Tuan Raihan."Ya ... kok, gitu, Mas? Aku kan sengaja ke sini pagi banget buat lari pagi sama kamu," ujar Mbak Sandra dengan manja. Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala sedikit mengerucut."Mbak, nih saya kasih tau. Berduaan dengan yang bukan muhrim itu dilarang. Nanti yang ketiganya setan, loh. Mbak kan bukan muhrim sama Kak Raihan. Mana boleh pergi berdua. Bahaya," tutur Riana sok bijak."Ya ampun, Ri. Kamu ini ada-ada saja. Mana ada pergi berduaan. Kalau jalan pagi ya pasti banyak orang. Kalau perginya ke hotel baru bahaya," elak Mbak Sandra tak mau kalah."Maaf ya, San. Aku benar-benar udah niat dari semalam buat libur lari pagi," uca
Read more