Semua Bab Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Bab 71 - Bab 80

225 Bab

Tekad Hati Yasmin

Bab 71) Tekad Hati Yasmin "Lah, Non Yasmin?" sapanya ramah. Wanita setengah baya itu membuka pintu lebar-lebar. "Iya, Bi, aku sudah pulang," sahut Yasmin seraya melangkah masuk ke dalam rumah. Yasmin mengedarkan pandangannya sesaat. "Papa sama Mama kemana, Bi?" Kok rumah terlihat sepi?" selidik Yasmin. "Beliau sedang ada acara, barusan pergi, tapi Bibi tidak tahu beliau mau pergi ke mana," jawab asisten rumah tangga itu. "Tidak apa-apa, Bi. Ini sudah lebih dari cukup," ujar Yasmin diiringi dengan desah kecewa. "Sabar ya, Non," ucap si Bibi prihatin seraya menatap bayi mungil di dalam gendongan majikan mudanya. "Tidak apa-apa, Bi. Ya sudah. Tolong bawakan tas berisi perlengkapanku ya," pinta Yasmin sembari menunjuk tas besar yang masih berada di tangan Zidan. "Iya, Non," angguk wanita setengah baya itu sembari mengambil tas dari tangan Zidan. Mereka berjalan beriringan menuju kamar. "Apa rencana Mbak Yasmin setelah ini?" tanya Zidan setelah asisten rumah tangga itu meninggalka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-04
Baca selengkapnya

Harga Pakaian

Bab 72) Harga Pakaian"Yang perlu aku lakukan sekarang adalah membenahi hidupku dulu, baru nanti aku pikirkan bagaimana caranya kembali kepada Fahri. Aku rasa dengan cara menjebak lelaki itu hanya akan sia-sia saja. Aku memerlukan cara lain," gumam Yasmin mengingat kembali peristiwa memalukan yang pernah terjadi antara ia dan Fahri yang berujung dengan kegagalan pernikahannya malam itu. Ah, seandainya waktu itu ia berhasil menikah dengan Fahri, tentu saja putrinya akan bisa menyandang nama Fahri di belakang namanya. Yasmin tersenyum miris menatap bayi yang tengah menggeliat serta membuka matanya. Bayi mungil itu mulai menangis, membuat Yasmin cepat-cepat mengangkat tubuh mungil itu, membawanya ke dalam pangkuan. Yasmin membuka kancing bajunya mengeluarkan aset pribadinya dan mulai menyusui bayinya.Dia begitu lahap menghisap asupan nutrisi favoritnya. Sesekali Yasmin meringis saat mulut kecil bayi berumur dua hari itu begitu kuat menghisap ujung payudaranya sehingga ia merasa geli.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-08
Baca selengkapnya

Hidup Ini Pilihan

bab 73) Hidup Ini Pilihan"Apa yang Mama katakan?" Fahri membentak. Sepenuhnya ia sadar, jangankan Hanum, dia yang putranya saja tidak sanggup jika selalu di berondong oleh kata-kata menyakitkan dari ibunya setiap hari.Fahri menghembuskan nafas kuat-kuat. Tangannya mengacung ke atas dengan jemari menuding ke arah ibunya."Mau sampai kapan Mama membandingkan Hanum dengan Yasmin? Bahkan Yasmin kini sudah mempunyai kehidupan sendiri. Dia sudah punya suami dan mungkin sekarang sudah punya anak. Yasmin tidak ada sangkut pautnya denganku ataupun Hanum. Kami sudah punya cerita masing-masing. Kenapa Mama masih saja mengungkit-ungkit hal itu?" Lelaki itu sedikit terengah. Emosinya nyaris tak bisa di bendung.Menghina Hanum sama artinya dengan menghina pilihannya. "Itu karena Mama tidak puas dengan pilihanmu. Kamu sudah salah memilih istri. Hanum itu tidak sebaik...."Tangan Ismah seketika terangkat saat putranya membuka mulut."Selamanya aku tidak rela kamu beristri wanita itu. Jodohmu itu h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-09
Baca selengkapnya

Di Rumah Sakit

Bab 74) Di Rumah Sakit "Ya Allah! Sayang...." Mata Fahri melotot. Lelaki itu seketika melompat dari tempat tidur dan berlari menghampiri istrinya yang tergeletak di depan pintu kamar mandi. "Astagfirullah.... Pendarahan lagi!" pekik lelaki itu. Kondisi Hanum terlihat mengenaskan. Pakaian bagian bawahnya penuh darah. Bahkan lantai kamar mandi juga basah dengan cairan berwarna merah itu. Fahri melepas pakaian istrinya dengan hati-hati, kemudian menyambar handuk, menyelimuti tubuh istrinya lalu membopongnya ke ranjang. Fahri mengambil popok dewasa yang memang sengaja disediakan oleh istrinya demi berjaga-jaga. Dia mengambilnya satu dan bergegas memakaikannya kepada istrinya. Hanum masih juga belum siuman padahal Fahri sudah selesai memakaikan pakaian untuknya. Fahri menepuk pipi istrinya beberapa kali, tetapi tidak ada reaksi apapun. Akhirnya ia beranjak dan keluar dari kamarnya menuju kamar mertuanya. Fahri memencet bel yang terletak di depan pintu kamar itu. "Fahri?!" tegur Riza
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-10
Baca selengkapnya

Wujud Cinta

Bab 75) Wujud Cinta"Kak." Nafas Firda terengah-engah saat langkahnya terhenti di hadapan kakaknya. "Bagaimana dengan Hanum, Kak?" timpal Alvin yang masih setia menggenggam erat lengan istrinya, Naima. Wanita dewasa yang berdiri di sisi Alvin itu nampak menguap. Naima pun sebenarnya baru saja tidur sehabis mengoreksi hasil tugas mahasiswanya. Naima bekerja sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di kota ini."Masih ditangani oleh tim dokter di ruangan," tunjuk Rizal pada daun pintu, lalu menatap Alvin dan Firda bergantian."Syukurlah. Semoga kondisinya baik-baik saja," ucap Firda."Terima kasih kalian sudah datang. Sebaiknya kita secepatnya memulai proses donor darah. Waktu kita sudah sangat sempit," ajak Rizal sembari berdiri."Iya, Kak," angguk Firda.Rizal membawa Alvin dan Firda meninggalkan tempat itu menuju ke suatu ruangan untuk donor darah. Sementara itu, Filza, Fahri dan Naima kembali duduk berdampingan di bangku panjang.Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-10
Baca selengkapnya

Memberitahu Zainab

Bab 76) Memberitahu ZainabSudah berulang kali Fahri dan Hanum mencobanya, tetapi belum juga berhasil. Tak setetes cairanpun keluar dari payudara milik Hanum, meskipun aset pribadi milik Hanum itu ukurannya terlihat lebih besar dari sebelumnya. Suara tangis bayinya kian melengking, memecah keheningan jelang waktu subuh."Kenapa, Sayang?" tegur Filza. Wanita setengah baya itu kembali membuka mata saat mendengar suara tangis cucunya."Tampaknya dia kehausan, Ma. ASI aku belum keluar," sahut Hanum. Meskipun gerakannya pelan, tetapi terlalu banyak menggerakkan tubuh membuatnya meringis. Filza bangkit dari pembaringan dan menghampiri putrinya. Dia memijat ujung payudara putrinya, lalu menggelengkan kepala."Sepertinya memang belum keluar, Sayang. Nanti bisa dicoba lagi ya. Untuk sementara, biar Mama belikan susu formula dulu." Filza berbalik mengambil tasnya."Kalian tunggu di sini ya. Mama tidak akan lama," ujar Filza sembari melenggang keluar dari ruangan perawatan putrinya.Tak sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

Kebohongan Ismah

Bab 77) Kebohongan Ismah"Ya, Mil. Ada apa?" tanya Fahri setelah menempelkan benda pipih itu ke telinganya."Kakak pulang ya. Mama sakit!" Suara Mila jelas terdengar seperti orang panik."Mama sakit?" pekik Fahri."Sakit apa, Mil?" tanyanya lagi."Mama jatuh dari kamar mandi, Kak.""Jatuh dari kamar mandi?" Fahri mengerutkan kening. Setahunya ibunya memang memiliki riwayat darah tinggi. Apa mungkin itu yang membuat ibunya jatuh sakit?"Bagaimana kondisi Mama sekarang?""Pokoknya Kakak pulang saja. Nanti juga Kakak akan tahu sendiri," ujar Mila ketus.Sambungan telepon ditutup sepihak. Fahri menghela nafas lalu mengembalikan ponsel ke dalam saku bajunya."Ada apa dengan Mama, Kak?" tanya Hanum."Kata Mila, Mama sakit." Lelaki itu mengangkat bahunya lalu kembali mendorong kursi roda menuju mobil."Kalau memang Mama sakit, ya sudah. Kakak pulang saja. Lagi pula aku sudah tidak apa-apa kok. Di rumah juga ada Papa dan Mama juga Bibi Arni. Nanti aku suruh dia bermalam di rumah buat menemani
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

Beneran Kejadian

Bab 78) Beneran Kejadian"Silahkan saja kamu pilih, ibumu atau anak istrimu," kata wanita tua itu.Fahri menghela nafas. "Aku tidak bisa memilih, Ma. Mama, anak dan istriku semuanya penting. Jangan pernah memaksaku untuk memilih. Jikalau aku lebih mementingkan Mama, maka akan ada pihak lain yang terzalimi. Mereka itu anak dan istriku, tanggung jawabku." Fahri menjawab dengan panjang lebar, setelah itu memilih pergi meninggalkan kamar ibunyaFahri melangkah menuju dapur dan mendekati Zainab yang tengah asyik memakan cemilan."Kenapa kalian semua membohongiku. Apa salahku?!" cecar lelaki itu."Karena kamu terlalu mementingkan istri dan anakmu, Fahri. Kamu terlalu menurut dengan keluarga istrimu," jawab Zainab."Justru istriku lah yang selalu mengalah. Dia yang membiarkanku pulang, padahal dia sendiri butuh perawatan setelah melahirkan. Kalian memang manusia-manusia tidak punya hati," sergah Fahri. Matanya melotot."Tidak punya hati gimana? Toh di sana Hanum ada kedua orang tuanya. Mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

Dunia Tidak Boleh Terbalik

Bab 79) Dunia Tidak Boleh Terbalik"Bagaimana menurut Mama?" usik Zainab."Terserah kamu saja," sahut Ismah acuh tak acuh."Baiklah, Ma." Zainab segera beranjak dari tempat tidur, meninggalkan kamar ibunya, keluar dari rumah berjalan menuju rumah Faiz. Ismah menatap nanar kepergian anak sulungnya. Sepasang tangannya mengepal. Kemarahan begitu jelas terpancar dari sorot matanya."Semakin aku menggenggam anak itu, kenapa dia semakin menjauh? Dia semakin melawan dan sering membantah," keluh Ismah mengingat apa yang disampaikan oleh Zainab barusan. Dia benar-benar kecewa."Apa yang harus kulakukan sekarang? Fahri tidak mungkin balik kemari. Dia pasti akan menghabiskan waktu yang lama bersama dengan istri dan anaknya disana....""Cuih! Dasar perempuan sialan. Dia hanya pembawa sial. Coba saja dulu Fahri menurut menikah dengan Yasmin. Wanita kaya dan nurut pula sama aku," omelnya sendiri.Ismah lagi-lagi meringis saat menggerakkan kaki kanannya. Wanita tua itu berusaha untuk kembali berba
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

Belanja Di Minimarket

Bab 80) Belanja Di MinimarketBaru saja Fahri menyelesaikan makan siangnya, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari dalam kamar mereka. Hanum langsung melangkah menuju kamar, disusul oleh Fahri setelah ia membersihkan tangannya."Lho Sayang, ASI kamu masih belum juga keluar?" Lelaki itu mengamati pucuk payudara istrinya. Sementara bayi mereka menangis kian kencang lantaran tidak mendapatkan setetes pun cairan favoritnya dari payudara ibunya."Iya, Kak. Masih juga belum lancar. Kemarin sore aku memerah menggunakan pompa asi sampai berjam-jam, tetap saja cairan yang keluar sangat sedikit," sahut Hanum seraya menatap Bibi Arni yang dengan cekatan menyiapkan susu formula.Hanya berselang beberapa menit, wanita setengah baya itu menyerahkan sebotol kecil susu formula kepada Hanum. Tangis bayi kecil itu seketika berhenti, berganti dengan suara kecapan dot di bibir mungilnya."Dia terlihat sangat lahap," ujar Fahri."Namanya juga anak laki-laki, pasti kuat minum susu." Wanita itu tertaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status