Bab 211) Perkara Oleh-oleh (3)"Aku dzalim?" Refleks Hanum menggeleng."Dzalim dari sisi mana, Kak? Orang yang menentukan siapa yang mendampingiku umroh itu bukan Hanum, tapi Haji Sofyan. Apalagi itu kan wasiat. Kita nggak boleh dong tukar menukar orang sesuka kita. Bukankah aku juga berjanji sama Mama, jika ada rezeki, Mama pun juga akan bisa berangkat umroh....""Tapi kenyataannya Mama sudah tiada, Fahri?" sergah Zainab. Wanita itu kembali meneteskan air mata. Bisa berangkat haji dan umrah adalah impian terbesar dari ibundanya. Namun sampai wanita itu meninggal dunia, niatnya tidak terlaksana."Kak." Tangan Hanum terulur, mengusap lengan coklat gelap itu. Namun dengan segera Zainab menepisnya. "Percayalah, aku tidak pernah menginginkan diberangkatkan umrah secara gratis. Seandainya aku ingin umroh beneran, aku bisa membiayai umrahku sendiri. Tapi masalahnya, ini adalah wasiat dan Kakak tahu apa arti sebuah wasiat, kan?""Tapi kan kemarin seharusnya kamu bisa membiayai Mama juga, bia
Last Updated : 2023-03-18 Read more