Reres merapikan pakaian dan juga rambut Saga. Saga tak tau bagaimana harus mengungkapkan apa yang ia rasakan saat ini. Sejak tadi bahagia sekali, terus tatap Reres seolah takut, kalau ini adalah mimpi dan kemudian wanita itu akan menghilang. Sementara Reres sejak tadi berusaha mengalihkan atapan matanya dari Saga. "Res," panggil Saga."Hmm?"Saga hela napas, lalu tersenyum. "Reres?"Reres menatap ke arah Saga, "Apa Saga?""Ah, aku denger suara ini lagi," ucap Saga. Kebahagian yang tak terhingga hingga buat ia mulai gila rasanya. "Jangan pergi ya? Stay di sini?" tanya Saga.Reres tak menjawab, kini merapikan kemeja dan dasi Saga, Bahkan Reres tak ingin menatap mata Saga meski kini mereka dekat sekali. Reres tak bisa menjanjikan banyak. Perjanjiannya dengan Aira adalah ia bisa kembali ke kehidupannya setelah Saga kembali memimpin perusahaan dengan baik. "Udah rapi, nanti rapat jam sepuluh. Sarapan dulu ya, nanti berangkat jam setengah sepuluh. Harus lebih banyak rest di tempa tidur.
Magbasa pa