Beranda / Romansa / Baby Sitter Sang CEO / Bertemu si kembar

Share

Bertemu si kembar

Penulis: Reistya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Reres merapikan pakaian dan juga rambut Saga. Saga tak tau bagaimana harus mengungkapkan apa yang ia rasakan saat ini. Sejak tadi bahagia sekali, terus tatap Reres seolah takut, kalau ini adalah mimpi dan kemudian wanita itu akan menghilang. Sementara Reres sejak tadi berusaha mengalihkan atapan matanya dari Saga.

"Res," panggil Saga.

"Hmm?"

Saga hela napas, lalu tersenyum. "Reres?"

Reres menatap ke arah Saga, "Apa Saga?"

"Ah, aku denger suara ini lagi," ucap Saga. Kebahagian yang tak terhingga hingga buat ia mulai gila rasanya.

"Jangan pergi ya? Stay di sini?" tanya Saga.

Reres tak menjawab, kini merapikan kemeja dan dasi Saga, Bahkan Reres tak ingin menatap mata Saga meski kini mereka dekat sekali. Reres tak bisa menjanjikan banyak. Perjanjiannya dengan Aira adalah ia bisa kembali ke kehidupannya setelah Saga kembali memimpin perusahaan dengan baik.

"Udah rapi, nanti rapat jam sepuluh. Sarapan dulu ya, nanti berangkat jam setengah sepuluh. Harus lebih banyak rest di tempa tidur.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mimi Noya
jangan dipisahin lagi..mgkn biarkan aira sendiri sadar kalau saga hanya mencintai reres dan hanya reres yg bisa bahagiain saga..lagi pula Aira kan mandul jd biarlah dia yg mengalah Thor
goodnovel comment avatar
Mimi Noya
Biarkan mereka bersatu dong thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Baby Sitter Sang CEO    Pengakuan Aira

    Aira kini berada di ruangan Saga bersama dengan Nindi dan juga Ayu. Tadi Aira telah mengatakan kalau rapat direksi akan sedikit diundur. Karena ia akan menunggu kehadiran Saga. Sadar betul Kalau Saga butuh waktu beberapa saat untuk bisa datang ke kantor. Aira mengerti karena ia tahu kalau Reres pasti akan memperkenalkan si kembar kepada ayah mereka. Jika ingin dikatakan, atau bisa diungkapkan saat ini perasaan Aira jelas sangat terluka. Istri mana yang tak sedih dan rela melihat suaminya harus berbagi hati dengan perempuan lain. Hanya saja untuk hari ini ia harus belajar untuk menerima itu. Karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikan Saga dan juga perusahaan."Kamu kenapa sampai menunda rapat?" Nindy bertanya kepada Aira seraya menikmati teh manis yang tersaji untuknya.Sejujurnya sejak tadi Aira tengah mempersiapkan diri untuk mengatakan tentang apa yang ia lakukan kepada Ayu dan juga Nindi. Iya tahu dengan pasti kalau ini akan menjadi pertentangan bagi keduanya. Hanya saja I

  • Baby Sitter Sang CEO    Rapat Direksi

    Saga dalam perjalanan menuju kantor bersama dengan Reres. Sejak tadi ia menggenggam tangan Reres dan tak rela untuk melepas genggaman tangannya dari tangan Reres. Hari ini rasanya seratus kali lipat lebih bersemangat. Semua tentu saja akibat kedatangan dari Reres dan juga si kembar. Senyuman sejak tadi terus tersungging di wajah Saga. Kebahagiaan terpancar dari wajah pria itu, yang setahun belakangan menjadi benar-benar buruk. "Aku udah minta Yuni untuk siapin kamar tamu buat kalian." Saga berkata. "Kamu enggak nyuruh aku tinggal di rumah kamu kan?" Reres bertanya. Tentu saja ia tak mau tinggal di sana. Karena harus sedikit-sering bertemu dengan Nindi dan juga Ayu yang jelas-jelas tak mungkin menerimanya untuk ada di situ. "Terus kamu mau di mana? Hmm? Kamu harus tinggal sama aku. Aku nggak mau kamu pergi lagi. Apalagi bawa anak-anak jauh dari aku."Reres sebenarnya di dalam hati merasa kesal sekali dengan perkataan yang dikatakan oleh Saga tadi. Hanya saja kali ini memilih untuk

  • Baby Sitter Sang CEO    Suami

    Tepuk tangan riuh di ruangan. Keputusan bulat kalau Saga akan tetap memimpin perusahaan. Semua hal mengenai program sebelumnya yang hanya bisa diwakili oleh Haris kini ia ceritakan semua konsepnya secara matang. Saga juga membeberkan rencana kerja barunya pada pada direksi. Tentu saja itu membungkam mulut para direksi yang mencemoohnya kemarin. "Saya memang memiliki sedikit masalah kemarin. Ada beberapa hal yang mengganggu. Dan semua sudah teratasi dengan baik saat ini," ucap Saga dengan yakin. Di tempat duduknya, Ayu, Nindi dan juga Aira memerhatikan Saga. jelas, Saga memang terlihat berbeda sekali. Menggebu dan bersemangat, jujur saja saat ini Nindi, Ayu dan juga Aira begitu bahagia sekali melihat perubahan yang terjadi dalam diri Saga. Hanya saja di sisi lain, Nindi dan Ayu jelas mengetahui kalau ini semua karena Reres dan jelas itu akan mengganggu hubungan Aira dan Saga. Keduanya tak mau memiliki seorang menantu yang sama sekali tak jelas asal usulnya. Apalagi hanya cucu seoran

  • Baby Sitter Sang CEO    Ketemu Nenek

    Saga kini tengah mengganti pakaian di kamar besama Reres. Sudah pucat sejak pulang tadi karena terlalu banyak bergerak, padahal dokter memintanya untuk banyak beristirahat. Reres sudah melarang Saga untuk mandi dan hanya membasuh dengan air hangat.setelah selesai membasuh tubuh Saga, Reres menemani Saga yang kini merebahkan dirinya ke tempat tidur. Saga rebah sambil memegangi tangan Reres. Masih merasa takut kalau Reres akan meninggalkannya. Dan jika itu terjadi lagi, Saga tak akan tinggal diam. Ia pasti kali ini akan mencari pujaan hatinya itu hingga ke ujung dunia. "Kamu harus baik sama istri kamu, Mbak Aira. Dia yang maksa aku untuk datang ke sini. Samapi memohon karena kamu sakit dan juga direksi minta kamu mundur. Dia sayang banget sama kamu Ga." Reres buk suara meminta Saga agar bisa bersikap lebh baik pada Aira. Saga terdiam, sejujurnya terkejut juga karena Aira melakukan itu semua. Padahal selama ini ia sudah bersikap kasar dan ketus pada Aira. "Dia lakuin itu semua?""iya,

  • Baby Sitter Sang CEO    Surat-surat Mas Haris

    Reres berjalan masuk ke dalam kamar dan ia menemukan Uca yang kini tengah tertidur di pangkuan Haris. Haris dengan telaten menepuk-nepuk bokong bayi kecil itu. Sementara Brian sedang bermain ponsel dan Mbok yang sudah terlelap. Reres berjalan mendekat, sebelumnya menyerahkan Una pada Brian yang sedikit terkejut karena Reres dengan tiba-tiba meletakan Una di atas perutnya. "Haish, bilang-bilang kek" ucap Brian awalnya wajahnya menatap kesal pada Reres, lalu setelah melihat ke arah Una raut wajah Brian segera berubah menjadi manis sekali.Haris hanya tersenyum saja, ia lalu meletakan telunjuknya di atas bibir. Takut kalau kedatangan Reres membangunkan si cantik. Hanya saja Reres tau kalau dirinya yang memindahkan Uca tak akan terbangun. "Uca tau aja sama om ganteng," kata Brian. "Dari tadi nempel terus, Om Brian-nya di lupain," lanjut Brian saat Reres memindahkan bayi kecilnya itu ke tempat tidur."Lo kalah cakep soalnya," sahut Reres. Reres lalu duduk di samping Haris. Haris memerha

  • Baby Sitter Sang CEO    Kebahagiaan Aira

    Pagi ini Aira sudah terbangun dan bersiap untu berangkat ke rumah orang tuanya. Biasanya memang ia mengunjungi ayah dan ibunya itu satu bulan sekali. Saga juga biasanya ikut, hanya saja karena ia tengah sakit, jadi Saga terpaksa tinggal di rumah. Tentu saja kedua orang tau Aira mengerti dengan keadaan Saga yang tak mungkin memaksakan diri untuk menemui mertuanya itu.Saga kini tengah membaca artikel dari ponsel, duduk dengan menyandarkan dirinya ke sandaran kasur. Sejak tadi sebenarnya ia ingin berbicara dengan Aira. Hanya saja masih merasa malu dan enggan. Kemarin Reres memintanya untuk bersikap baik pada Aira, karena Aira yang meminta Reres untuk kembali. Jika tak ada Aira, tak mungkin Saga bisa bertemu dengan Reres dan juga buah hatinya. Saga berdeham. "Hmm, Ra?"Aira menoleh paa sang suami. "Hmm? Kamu butuh sesuatu?' tanya Aira takut kalau suaminya itu membutuhkan sesuatu. "Enggak, aku cuma mau bilang makasih." Saga mengatakan dengan lembut. Sejujurnya, ini adalah pertama kal

  • Baby Sitter Sang CEO    Pembicaraan Haris

    Haris kini berada di rumah untuk menghabiskan waktu liburnya. Waktu libur kali ini lebih tenang, karena ia tak mencemaskan Reres. Ais memang kini berada di Jakarta. Apalagi Hana, anak bungsunya kini kuliah di salah satu universitas negeri. Mereka kini tinggal di bersama dengan Haris. Hal itu membuat Haris tak perlu bolak-balik ke Bandung lagi, karena keluarganya sudah berkumpul bersama. Ais kini tengah menyiapkan sarapan. Di meja sudah ada nasi goreng buatannya. Dan kini ia tengah menggoreng nugget untuk Haris. Makanan favorit Haris sejak mengenal Reres adalah nasi goreng dan nugget. Karena menu itu yang hampir selalu dibawa Reres untuknya di kantor. Ais memerhatikan si sulung yang kini tengah menatap ponselnya dengan senyum yang terus terulas di bibirnya. "Kenapa kamu belakangan kelihatan seneng banget?""Bu, Haris mau ngomong serius sama ibu." Haris membuka pembicaraan pagi di antara dirinya dan juga Ais.Ais menatap dengan serius, terakhir kali putranya berbicara seperti ini

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan rahasianya

    Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. senyuman tersungging di bibirnya akibat merasa bahagia, arena pagi tadi Saga begitu baik padanya. Dan memperlakukannya dengan hangat. Meski dalam dirinya sadar betul kalau apa yang dilakukan Saga saat itu adalah karena kehadiran Reres, dan karena ia yang mau memanggilku Reres untuk bisa datang ke rumah. Di ruang tengah sang ayah kini tengah membaca artikel dari ponsel. Akhirnya berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hartanto. Wanita itu kemudian memeluk dan mencium sang ayah."Kamu sehat kan di sana nak?" Hartanto bertanya tentang kondisi anaknya selama berada di rumah sang suami.Aira menganggukkan kepalan sambil tangannya merangkul leher sang ayah. Ia memang terkenal sangat manja pada Hartanto. Tentu saja itu karena Aira merupakan anak satu-satunya dari keluarga itu. Dan sang ayah juga selalu memanjakan putrinya. "Aku sehat, Saga juga perlahan pulih." Aira menjawab pertanyaan sang ayah. "Mami ke mana Pi?" "Ka

Bab terbaru

  • Baby Sitter Sang CEO    pilihan Reres END

    "Mas Haris?" Reres kemudian berjalan mendekat. "Katanya mau ke sini kemarin?""Masih ada beberapa yang harus diurus. Kamu tahu kan kalau semua itu nggak segampang itu." Haris berujar menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Reres.Kemudian reres mengajak Haris untuk berjalan-jalan di depan rumah. Lokasi yang dipilih Reres memang cukup asri. Keluar dari rumah itu langsung dihadapkan dengan sawah dan juga bangunan-bangunan rumah yang masih terkesan begitu tradisional. Nuansa etik begitu kental, namun di bagian belakang rumah yang menjadi toko brownies, memiliki penampilan yang lebih modern. Itulah alasan mengapa Reres memilih tinggal di lokasi itu.Keduanya berjalan keluar bersama si kembar. Haris mendorong stroller yang digunakan oleh Uca dan Una. Kebetulan juga keduanya begitu senang ketika diajak berjalan keluar rumah. Sejak tadi keduanya juga terlihat senang berinteraksi dengan Haris. Mereka sampai di sebuah taman, biasanya Reres memang suka duduk di sana bersama Brian menikmati sor

  • Baby Sitter Sang CEO    Kencan dan perpisahan

    Reres dan juga Saga kini berada di dalam bioskop. Sengaja Reres memesan film horor karena tau Saga pasti akan merasa ketakutan. Saga sejak tadi sudah hela napasnya berkali-kali, padahal lampu dalam ruangan saja belum dimatikan. Reres melirik dan tersenyum jahil."Takut pasti kamu kan?" tanya Reres."Jangan aneh-aneh kamu, mana ada aku takut nonton ginian doang." Saga protes karena tak mau merasa diremehkan. "Kamu tuh enggak ada apa-apanya sama Mas Ha--" Ucapan reres terputus, belum sempat ia selesai mengatakan nama Haris, Saga udah membungkam bibir wanita itu dengan bibirnya. Saga menatap dengan serius, lalu menghapus bibir Reres yang basah karena ulahnya."Setiap kamu sebut nama Haris aku cium kamu." Saga mengancam. Lalu dengan cepat Reres menutup bibirnya dengan tangan sambil terus menyebutkan nama Haris. "Saga kalah sama Mas Haris, Saga cemen," ledek Reres sambil terus menutup mulutnya. Saga jadi kesal karena dia jelas tak bisa melwan dalam situasi seperti ini. Saga masih menat

  • Baby Sitter Sang CEO    Ketemu Tante Lauren

    Reres mendadak jadi pusing sekali karena kelakuan nenen Ayu dan Aira tadi. Bahkan Aira mengatakan akan membiarkan Reres kembali setelah memberikan salah satu buah hatinya dan jelas Reres tak akan melakukan itu. Baginya si kembar adalah hal yang paling ia sayangi melebihi dari dirinya sendiri. Dan tentu saja Reres tak akan memberikannya. Ia merebahkan diri dan merencanakan sesuatu. Harus bisa keluar dari rumah ini apapun caranya. Saat itu ponselnya berdering. Reres segera menerimanya. "Halo, Mbak Lauren?""Hai, Res, nomor kamu akhirnya aktif ya? Long time no see. Ketemuan yuk, mau lihat anaknya Saga aku. Saga bilang anaknya cantik-cantik. Mumpung lagi di Indo aku.""Loh memang Mbak Lauren di mana sekarang?""Sekarang di Indo, aku harus balik ke Singapore. Ikut kerja suami. BTW, apa kabar?""Sehat Mbak, Kamu gimana mbak?""Sehat juga, makanya mau ketemu sama kamu. Siapa tau ketularan terus aku punya baby juga. Gimana? Aku jemput deh.""Boleh Mbak,tapi aku ngajak temen ya, karena engg

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan nenek Ayu

    Reres tengah menyuapi si kembar saat pagi ini Saga melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar gadis itu. Reres menatap tanpa senyum, sementara Saga berusaha tersenyum dan melupakan kekesalannya kemarin. Ia berjalam mendkeat lalu duduk di samping Rere. Yang ia lakukan adalah segera menyapa kedua putri kecilnya. Dan mencoba menyuapi Una sementara Uca dibiarkan makan sendiri karena lebih siap untuk metode itu. "Uca memang makan sendiri ya Love?" tanya Saga.Reres anggukan kepala, "Udah lebih siap dan lebih lahap kalau makan sendiri." Reres menjawab seraya memerhatikan Saga yang menyuapi Una. Keduanya benar-benar mirip dan memang acap kali menatap Una reres selalu teringat Saga. Bahkan sama-sama sulit tersenyum. Saga menoleh menatap Reres yang tak mengalihkan tatapannya. Saga mengusap wajah Reres, "Capek ya kamu?"Reres gelengkan kepala, lalu kembali menatap pada Uca. Saga tau Reres masih marah dan ia akan terima itu karena memang ia sudah memutuskan akan membatasi ruang temu Reres dan H

  • Baby Sitter Sang CEO    Ayo kita cerai

    Reres berada di kamar bersama Brian, setelah tadi adu diam bersama Saga. Saga ada di kamar, tapi ia hanay sibuk dengan si kembar. Bermain bersama kedua buah hatinya itu. Saga memilih untuk mengacuhkan Reres. Karena merasa kesal, Reres memilih untuk keluar bersama dengan Haris. Keduanya sama -sama keras kepala, batu dan bat yang saking diadu kemudian akan hancur. Dan Reres sadar sekali hal itu, mereka terlalu keras kepala dengan keinginan masing-masing dan pada akhirnya akan menyakiti satu sama lain. Brian mengerti itu, melihat Reres selama ini sudah keras kepala sekali, kemudian ia bertemu dengan Saga yang ternyata sama saja. Meskipun ia menyayangi Reres dan bahkan sudah bersama Reres sejak lama sekali. Saga tetap tak bisa menekan rasa egoisnya. Intinya keduanya sama saja. Sama-sama keras dan buat orang -orang yang ada di sekitar mereka jadi pusing sendiri. "Gue capek di sini, sama semua tekanan yang Saga kasih Bri," ucap Reres.'Terus lo mau gimana?""Kita pindah, gue ada rencana s

  • Baby Sitter Sang CEO    Kemarahan Saga

    Saga baru saja kembali dari rumah sakit. Yang menjadi tujuan utamanya adalah Reres dan si kembar. Dokter mengatakan kalau kondisinya sudah lebih baik. Dan dikatakan juga kalau ia sudah bisa melakukan rutinitas seperti biasanya. Hanya saja, masih belum bisa mengangkat benda-benda berat. Kehadiran wanita yang ia cintai dan juga kedua buah hatinya agaknya menjadi salah satu penyembuh bagi Saga.Si pucat melanggarkan kakinya masuk ke dalam rumah bersama Aira. Sementara akhirnya memilih berjalan menuju kamar karena ingin beristirahat pria itu memilih untuk segera menghampiri Reres dan juga kedua putrinya. Saga kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Reres. Ia cukup terkejut, hanya menemukan Brian yang kini tengah merebahkan tubuhnya sambil membaca artikel dari ponsel. Saga kemudian berjalan mendekat dan duduk di samping Brian. "Reres sama si kembar?" Pria itu bertanya pada Brian."Tadi pergi sama Haris, mau ke rumahnya Haris ketemu sama ibunya." Brian menjawab dengan cuek. Ia tak terla

  • Baby Sitter Sang CEO    Bertemu Ibu Ais

    Pagi ini si kembar sudah berpakaian dengan tema rabbit. Keduanya berpakaian seperti itu karena Brian yang baru saja membeli pakaian itu untuk keponakan kembarnya. Saat pertemuan dengan teman-temannya kemarin sengaja mampir ke sebuah toko pakaian anak dan Brian membeli untuk si kembar.Hari ini akan datang ke rumah Haris seperti janji yang sudah Reres katakan kepada pria itu. Hari ini ia berdandan dengan rapi. Karena sudah cukup lama tidak bepergian, sedikit canggung saat kembali harus merias diri. Saat sedang memoleskan make up, Brian berjalan masuk ke dalam kamar. Pria itu menatap kepada Reres dan ia benar-benar baru kali ini melihat sahabatnya itu merias diri. Biasanya di Bali, sama sekali tak pernah memoles wajahnya. Ia biarkan dirinya natural mungkin dengan kata lain sebenarnya Reres malas untuk melakukan itu."Waduh, Ibu make up nih. Kalau di Bali, muka dibiarin kucel en dekil. Kalau di Jakarta bentar-bentar tancap bedak." Brian meledek reres. Kemudian Ia mendapatkan sebuah hadia

  • Baby Sitter Sang CEO    Petuah Brian

    Reres malam ini bersama Brian di kamar menjaga si kembar. Seperti malam-malam biasanya mereka sering sekali bercerita dan bertukar pikiran. Reres ingin memberitahukan kepada Brian perihal tentang Haris yang mengajaknya untuk menemui sang ibu. Reres sebenarnya sedikit takut untuk besok bertemu dengan Ais. Sejujurnya dia bisa merasakan kalau Haris masih menyimpan perasaan padanya. Dan itu membuat Reres takut, dirinya takut kalau Haris masih berharap padanya. Reres tak ingin memberi harapan kepada Haris dan Ia juga tak bisa memberi harapan kepada Saga. Karena sejujurnya sampai saat ini belum ada seorangpun yang menempati hatinya lagi."Dan besok gua udah setuju untuk datang ke rumahnya Mas Haris bawa si kembar." Brian menganggukan kepalanya mengerti. Rasanya sulit juga bagi Reres untuk menolak, karena dulu ia sudah sempat berjanji untuk menemui Ibu dari Haris. "Kalau menurut gue sih, nggak ada salahnya Lo ketemu. Ya ketemu aja, anggap aja lagi silaturahmi sama keluarganya teman. Anggap

  • Baby Sitter Sang CEO    Aira dan rahasianya

    Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya. senyuman tersungging di bibirnya akibat merasa bahagia, arena pagi tadi Saga begitu baik padanya. Dan memperlakukannya dengan hangat. Meski dalam dirinya sadar betul kalau apa yang dilakukan Saga saat itu adalah karena kehadiran Reres, dan karena ia yang mau memanggilku Reres untuk bisa datang ke rumah. Di ruang tengah sang ayah kini tengah membaca artikel dari ponsel. Akhirnya berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hartanto. Wanita itu kemudian memeluk dan mencium sang ayah."Kamu sehat kan di sana nak?" Hartanto bertanya tentang kondisi anaknya selama berada di rumah sang suami.Aira menganggukkan kepalan sambil tangannya merangkul leher sang ayah. Ia memang terkenal sangat manja pada Hartanto. Tentu saja itu karena Aira merupakan anak satu-satunya dari keluarga itu. Dan sang ayah juga selalu memanjakan putrinya. "Aku sehat, Saga juga perlahan pulih." Aira menjawab pertanyaan sang ayah. "Mami ke mana Pi?" "Ka

DMCA.com Protection Status