Home / Pernikahan / JERAT CINTA ISTRI KETIGA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of JERAT CINTA ISTRI KETIGA: Chapter 21 - Chapter 30

118 Chapters

21. PENYESALAN

“Kamu kenapa menangis?” tanya Aini lembut kepada suaminya.“Aku ... Aku sudah menghianatimu, Aini. Aku...Aku....”“Sssttt....”Aini menempelkan jari telunjuk di bibir suaminya. “Jangan pernah berkata seperti itu. Ini semua untuk kebahagiaanmu, Mas. Aku enggak apa-apa. Jadi jangan pernah cemaskan Aku.”“Tapi Aini. Aku sudah....”“Cukup Mas. Sekarang Kamu mandi dan Aku tunggu di bawah ya. Kamu belum makan’kan?”“Iya.”“Sini Aku bantu buka baju Kamu, ya.” Aini melepas kancing kemeja suaminya seperti kebiasaannya. Namun baru satu kancing yang dilepas, Erlangga teringat akan bekas lipstik di krah kemejanya. Pria itu langsung menghentikan tangan istrinya.“Cukup Aini. Aku bisa sendiri.”“Ya sudah. Aku tunggu di bawah, ya. Bunga. Tolong siapkan baju untuk suamimu, ya!” Aini menatap Bunga dengan wajah cerah. Ia terlihat begitu bahagia.“I-iya, Tante,” jawab Bunga tanpa melihat ke arah Aini. Ia memilih untuk berpura-pura sibuk mencari baju sampai Aini keluar dari kamar. Ia merasa sangat bersala
Read more

22. HASRAT TAK TERBENDUNG 18+

Hari sudah beranjak malam. Para tamu undanganpun telah kembali ke kediaman masing-masing. Karena seharian sudah lelah keluarga Erlangga beranjak pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat.“Tante, Bunga mau ke kamar dulu.” Kata Bunga kepada Aini.“Tunggu Bunga. Mas Erlangga juga ikut bersamamu.” Ucap Aini.“Aini kamu apa-apa an sih. Jangan terus siksa Aku seperti ini. Aku gak mau satu kamar dengannya!” seru Erlangga dengan angkuhnya.Hati Bunga terasa amat sakit atas perkataan suaminya. Sebegitu menjijikankah dirinya hingga sang suami menghina dan merendahkan harga dirinya seperti ini. Lalu apa artinya semua yang telah terjadi. Benarkah itu hanya faktor ketidaksengajaan dan sama sekali tidak membekas di hatinya.“Dasar lelaki. Di mana-mana sama aja!” gumam Bunga dengan kesal. Dia pun berlalu tanpa berkata sepatah kata sembari mengusap airmata yang menetes di pipi.“Bunga! Tunggu! Pergilah bersama suamimu!”“Bunga gak peduli,Tante!” jawab Bunga dengan kesal sambil terus melangkahk
Read more

BAB 23 HASRAT YANG TAK TERSALURKAN

“Tolong maafkan Aku, Bunga. Aku tidak mungkin berterus terang di depan Aini. Aku membutuhkanmu, aku menginginkanmu saat ini dan aku juga mencin .....” Erlangga menghentikan ucapannya dan membekap mulutnya sendiri.“Iih Pak Er gila deh kayaknya. Minum obat dulu sana!” Bunga masuk ke dalam kamar dan membiarkan suaminya menahan gejolak dari dalam dadanya.Ingin rasanya Erlangga menjerit karena hasratnya sudah mencapai ubun-ubun dan tak mampu dikendalikan lagi. Erlangga menatap Bunga yang sudah berbaring di ranjang dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal hingga sebatas leher. Sebenarnya Erlangga bisa saja memaksa Bunga untuk melayaninya.Namun Ia tidak mau melakukannya. Ia ingin melakukannya dengan penuh cinta bukan dengan paksaan.Erlangga duduk di tepi ranjang dan mengusap punggung Bunga lembut berharap gadis itu mau memenuhi keinginannya.Bunga merasa kesal dan bangkit dari tidurnya. Tanpa sengaja wajah mereka kini saling berhadapan. Bunga terkesima melihat wajah tampan suaminya
Read more

24. MANDI BASAH

Erlangga bangun lebih pagi dengan aroma tubuh yang begitu wangi. Ia duduk di ruang keluarga sambil sesekali menengok ke atas. Pria itu menunggu Bunga turun. Namun belum ada tanda-tanda istrinya akan segera keluar dari kamar. Pintu kamarnya masih terkunci dengan rapat.Hari ini Erlangga terlihat santai, Ia masih menikmati masa cutinya sebagai pengantin baru. Erlangga mempercayakan pengelolaan hotelnya kepada sahabat yang sudah lama bekerja untuknya.Secangkir teh hangat sudah tersedia di meja ditemani oleh sepiring pisang goreng kesukaannya.Pria mapan itu mendengar suara tapak kaki. Lalu melihat ke atas dan mendapati Bunga sedang menuruni anak tangga satu persatu.Bibirnya merekah. Dia melihat wajah istri yang belum dimiliki secara utuh itu begitu cantik dan sempurna. Wajahnya begitu cantik alami dengan rambut basah yang dikibaskan perlahan.“Tunggu!” Erlangga menyentuh rambutnya yang juga basah. Astaga, Ia baru menyadari kalau dirinya juga mandi keramas.“Aduhh, Bagaimana kalau Aini
Read more

25 MARTHA MEMERGOKI SUAMINYA

Tak seperti biasanya Erlangga betah berlama-lama di dapur. Pria itu berdiri di dekat jendela yang terbuka dan menatap ke arah luar di mana Bunga sedang membantu mbok Darmi mencuci pakaian.Erlangga tak bosan-bosannya menatap gadis impiannya itu. Getaran dan gejolak dalam dadanya begitu kuat saat Ia melihat istri ketiganya itu. Matanya nyaris tak berkedip menatap istrinya yang mengenakan daster berlengan pendek di atas lutut dengan belahan kerah rendah. Ia sengaja berdiri di dekat jendela dapur supaya tak terlihat oleh Bunga.Tanpa sepengetahuan Erlangga, Martha terus memperhatikan gerak geriknya sedari tadi. Karena asyik menatap Bunga, Erlangga tak menyadari keberadaan istri keduanya itu. Martha mengarahkan pandangannya ke luar sebentar dan kembali memperhatikan suaminya. Ada yang aneh dengan suaminya. Tatapan mata penuh cinta itu tak pernah tertuju kepadanya, seperti saat ini.Tatapan yang bermakna penuh cinta dan harapan. Dan kini tatapan mata itu mengarah kepada Bunga.“Benarkah
Read more

26 BUNGA IJIN BEKERJA

Erlangga mematung di ruang kerjanya. Ia tahu ini sangat menyakitkan bagi Martha. Tapi Erlangga juga tidak bisa berbohong kepada dirinya sendiri, cintanya memang belum bisa tumbuh terhadap Martha.Pria bekacamata itu tak bisa mengingkarinya, bukan karena Martha sakit, tapi memang cintanya yang tak mau tumbuh di dalam dadanya walaupun Martha sudah memupuknya dengan baik. Martha sudah berusaha menjadi istri yang sempurna dan mengurus segala keperluannya dengan baik.Cinta Erlangga saat ini berlabuh kepada istri ketiganya. Bukan karena dia masih muda dan cantik. Erlangga juga tak mengerti alasannya kenapa cintanya dengan mudah tumbuh dan berkembang kepada Bunga bukan kepada Martha.Terasa pusing memikirkan ini semua. Sejenak Ia memejamkan mata dan menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Ia ingin menghilangkan bayang-bayang Bunga yang terus menari di pelupuk matanya dan memenuhi memory otaknya.***Erlangga sedang menikmati hidangan pagi. Namun istri ketiganya tak nampak di sana hingga
Read more

27. MENEMUI RICO

“Tante, apa boleh Bunga menemui Rico?”“Kamu ijin dulu sama Mas Erlangga ya. bagaimanapun Dia sudah jadi suamimu,” Jawab Aini dengan tersenyum.“Tante, bisa minta tolong anterin gak?” Bunga penuh keraguan.“Kamu sendiri aja, gak usah takut. Dia ada di ruang kerjanya.”“I ... iya.”Bunga bangkit dan berjalan ke ruang kerja suaminya. Ia berdiri di depan pintu, tapi ragu untuk mengetuk pintu. Berkali-kali Ia hendak mengetuk pintu dan mengurungkannya. Bunga mengusap peluh di dahinya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.Tok tok tok.“Masuk!” terdengar sahutan dari dalam.Bunga lalu membuka pintu.“Aku sudah bilang aku tidak mau diganggu!” Erlangga duduk di kursi kerjanya dan memunggungi Bunga.“Bunga cuma mau minta ijin!” Saat mendengar suara Bunga, seketika itu Erlangga memutar kursi dan dengan wajah berbinar menatap wajah istri barunya itu. “Bunga, kau mendatangiku. Apa kau menginginkanku juga?”“Enggak. Bunga cuma mau minta ijin ketemu Rico.”“Sampai kapanpun Aku tidak
Read more

28 RICO MEMBAWA UANG TEBUSAN

“Itu duit empat puluh juta cash untuk menebus Bunga. Nanti sisanya aku antar lagi kesini! Mulai saat ini, hubungan Lo sama Bunga end. Gak nyangka ngakunya orang kaya tapi hanya berani bayar recehan untuk gadis secantik Bunga. Sekarang aku akan membawa Bunga.” Ucap Rico kepada Erlangga seraya menarik lengan Bunga.Erlangga menghela nafas panjang. Dia begitu kesal mendengar perkataan Rico. Apalagi perbuatan lelaki itu yang dengan tidak sopan melemparkan amplop itu kepadanya.“Tunggu Rico.” Aini muncul dan memungut amplop yang terjatuh dan menyerahkan kembali kepada Rico.”Kami tidak pernah berniat menukar harga diri Bunga dengan uang receh seperti katamu. Kami menghargai Bunga dan menjunjung martabatnya dengan menjadikan Bunga sebagai istri yang sah dari Mas Erlangga. Tak pernah terbersit sedikitpun dalam pikiran kami untuk memaksanya dan mencampakkan setelahnya. Bunga punya hak dan kewajiban yang sama dengan kami. Semua terserah kepada Bunga, kalau Dia mau ikut bersamamu tidak apa-apa,
Read more

29. BUNGA PERGI

“Tolonglah, Bunga. Tinggallah di hatiku. Kita jalani bersama rumah tangga kita sampai salah satu dari kita tiada.”“Gak bisa Pak Er, tolong hargai keputusan Bunga.”“Baiklah. Kalau memang Rico yang kamu pilih, pergilah. Tapi tolong fikirkan kembali. Aku tidak akan menceraikanmu sampai kau benar-benar menentukan pilihanmu dengan perhitungan matang. Ijinkan aku memelukmu untuk yang terakhir kali.” Pinta Erlangga dengan penuh harap.Bunga tak mampu menolaknya. Ia mengangguk lalu memejamkan kedua matanya. Tanpa terasa kedua kelopak mata Bunga merebak. Dia tak mengerti apa ini artinya. Apakah Ia merasa kehilangan suaminya. Apakah itu artinya cintanya mulai tumbuh kepada pria angkuh ini. Entahlah Bunga tidak tahu, yang Ia rasakan hanya kehangatan dan kelembutan perlakuan suaminya.Tok tok tok. Suara ketukan pintu yang keras membuyarkan semuanya. Erlangga segera melepas dekapannya.“I love you, Sayang.” Erlangga membisikan kata indah di telinga Bunga, Ia lalu melangkah ke arah pintu dan me
Read more

3O. KEJUTAN DARI MARTHA

Bunga duduk termenung di teras rumah. Sudah dua hari Ia pulang dari rumah suaminya. Ada rasa bersalah saat mengingatnya.Bunga teringat nasihat Ayah dan ibunya bahwa tempat seorang istri bersama suaminya bukan dengan pria lain. Ayah juga mengatakan kalau dirinya juga harus menerima resiko dan semua konsekuensi dari keputusannya, bukan malah lari bersama pria lain.Sebagai seorang wanita yang bersuami, tindakannya itu adalah dosa yang sangat besar. Bunga baru menyadari kebodohannya, dengan mudah Ia menerima ajakan Rico untuk keluar dari rumah suaminya.Rico, dada Bunga terasa sesak mengingat pria yang Ia cintai. Perjuangannya begitu besar untuk mendapatkan dirinya. Kini Ia rela meninggalkan kota ini menuju perkebunan milik keluarganya, demi uang tiga puluh juta untuk menutup kekurangan pembayaran bunga kepada Suryo yang telah dilunasi oleh suami Bunga.Tapi Rico menganggapnya sebagai hutang. Rico berfikir dengan membayar lunas kepada Erlangga, Bunga bisa terlepas dari suaminya.Masala
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status