Home / Thriller / STRANDED (TERDAMPAR) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of STRANDED (TERDAMPAR): Chapter 1 - Chapter 10

24 Chapters

Part-1: Bayangan Hitam Kelelawar Terbang

Penampakan yang menyeramkan mendadak tersuguh di atas perairan itu. Sebuah bayangan raksasa hitam menyerupai sosok perempuan berpakaian kelelawar terbang terlihat menukik tajam membentuk garis melengkung setengah lingkaran. Dengan pergerakannya yang begitu cekatan, sosok bayangan hitam itu kemudian menyambar permukaan lautan. Dalam sekejap mata, sosok makhluk hitam itu menghilang tepat di belakang sebuah kapal yang sedang jangkar. Begitu menakjubkan aksi yang dia pertontonkan. Tak ubahnya bagai atraksi pesawat jet tempur yang terbang manuver menanjak tinggi ‘high-loop’ lalu menukik dengan tajam menuju ke permukaan lautan. Sosok makhluk apakah itu? Entahlah. Yang jelas bukan berasal dari dimensi biasa. Anehnya, tak satu pun dari kesembilan orang mahasiswa fakultas ilmu kelautan yang tengah melakukan penelitian di atas geladak kapal yang sedang jangkar itu menyadari adanya suatu penampakan. Padahal, keberadaan bayangan itu di saat menyambar permukaan lautan hanya berj
Read more

Part-2: Intipan Siluman Serigala

Pintu ruangan penumpang itu tertutup dengan tiba-tiba. Nita yang berada di ambang pintu hampir celaka. Tubuhnya nyaris saya bonyok terjepit di antara dua buah daun pintu yang terbuat dari kombinasi baja dan logam biasa. Kekagetan Nita luar biasa. Jantungnya yang dua kali ditebas keterkejutan berdetak dengan ganas. Nyaris saja jiwanya terlepas. Nita telak terjungkal. Beruntung, Syahera yang ikut menyusul sigap menyambut tubuh Nita dari arah belakang. Kepala Nita yang hampir saja membentur benda keras berhasil dia selamatkan. Nita benar-benar ketakutan. Pikirannya berkecamuk menyaksikan adanya suatu penampakan, sesosok makhlu putih menyerupai serigala betina yang kelaparan. “Setaaaan...! Lihat itu Ra, ada setaaan..!” teriak Nita dengan suara membahana. Mulut Nita membulat ternganga. Kelopak matanya terangkat sempurna. Dia kira ada setan usil yang berbuat jahil di dalam ruangan penumpang sana. Syahera yang tak menduga Nita berteriak sebegitu keras ikut-iku
Read more

Part-3: Jagoan Tak Takut Setan

Syahera yang sedang berlarian ingin menuju ke geladak bahagian depan mendadak kaget. Dia mendengar suara ribut-ribut dan teriakan. “Tunggu dulu Nit!” Syahera berhenti sesaat. Pergelangan tangan Nita dia pegang erat. “Sepertinya tadi aku ada dengar suara teriakan Ganta dari arah depan,” sebut Syahera. Dia semakin mempertajam pendengarannya. “Aku tadi juga dengar Ra, kayaknya si Ganta itu habis terpeleset deh.” “Mungkin jadi karena sambaran halilintar tadi Nit.” “Emang kayaknya, soalnya aku tadi juga hampir tersungkur.” “Kita tunggu di sini saja ya Nit, tadi aku juga dengar mereka semuanya mau pindah ke belakang.” “Iya Ra, aku juga takut ke depan, katanya masih ada badai terlihat di depan sana.” Langkah Nita dan Syahera akhirnya tertahan sebelum mereka melewati akses jalan sempit yang ada di pinggiran dinding-dinding sisi sebelah kanan ruangan penumpang. Hanya jalan sempit selebar setengah meter yang dibatasi oleh dinding ruangan dan ping
Read more

Part-4: Bagai Aktor Film Horor

Nita yang berdiri di belakang Syahera bahkan langsung terlompat dikagetkan oleh gelegar halilintar yang hebat. Maksud hati ingin ngumpet di belakang ruangan penumpang agar selamat. Namun dia mendadak terperanjat. Seekor kelelawar raksasa berwarna hitam sekonyong-konyong muncul dari arah belakang geladak. Penglihatan Nita tersengat, dia kembali melompat. Lalu merapat ke dinding yang ada di belakang ruangan penumpang. “Syahera, lihat itu, ada kelelawar raksasa!” Nita histeris bersorak. Tangannya menunjuk-nunjuk ke arah kelelawar raksasa yang melejit sebegitu cepat mendekati kecepatan sambaran kilat. Tak hanya melejit sebegitu cepat, namun juga sangat besar terlihat. Mungkin ada puluhan kali besarnya jika dibandingkan dengan ukuran kelelawar biasa yang sering bergayut di ranting-rantingan lebat. Pendengaran Syahera dikagetkan oleh teriakan Nita. Syahera langsung menoleh ke arah Nita. Wajah Nita tampak pucat olehnya mendekati pucatnya wajah mayat. Lalu Syahera melihat ke ar
Read more

Part-5: Bau Pesing Menyengat Hidung

Kekagetan ternyata tak hanya menimpa Sapta, namun Wendra juga. “Aneh, ngapain si Sapta itu ketakutan melihat aku ya?” pikir Wendra. Baru saja Wendra terjaga setelah dirinya dihadiahi kekagetan oleh kemunculan sesosok penampakan kelelawar raksasa hitam, kini dia dihadiahi lagi oleh keheranan. Sapta bagai ketakutan melihat dirinya. Ganta yang berwajah bonyok bahkan ikut juga terlepas dari papahan Sapta. “Hoi Sapta, kamu itu lagi ngapain? Lagi kesurupan setan apa?” Sapta yang mendengar makhluk gosong itu bicara langsung tersentak. “Orang apa siluman!” Kulit jidat Sapta berkeriput banyak. Dalam penglihatannya, Wendra adalah sesosok makhluk berwujud siluman. “Wah, udah gila elu Sap, kamu pikir aku ini makhluk siluman!” “Bah! Siluman bisa bicara?” Sapta ternganga. “Buset elu Sap!” Wendra mencela. “Itu Wendra Sap, bukan siluman.” Ganta yang ikut terjungkal menceletuk. “Hah! Ternyata kamu Wend, bukan siluman?” “Begok kamu Sap!”
Read more

Part-6: Misteri Sebuah Pesan

“Ratih, apa kamu lihat juga?” Nita buru-buru bertanya. Ratih kembali mengernyitkan kulit jidatnya. “Aku pikir hanya aku saja tadi yang lihat, makanya aku tak ingin menceritakannya pada siapa pun.” Jawaban Ratih tak langsung mengiyakan pertanyaan Nita. “Berarti, kamu lihat juga kan Rat?” Nita menegaskan lagi pertanyaannya. “Itu masalah Nit, soalnya menurut aku hal itu sangat tak masuk logika. Kamu tahu juga kan bahwa kelelawar itu adalah jenis hewan mamalia yang di siang hari hidupnya selalu bergayut, bukannya sejenis unggas seperti burung laut yang bisa terbang melanglang buana. Jadi mana mungkin mereka bisa terbang sampai sejauh ini, mustahil Nit! Lagi pula jenis kelelawar kan hanya keluar di malam hari. Jadi menurut aku....” kalimat Ratih terhenti sampai di sana. Sepertinya dia teringat akan sesuatu. Ratih kemudian menampakkan wajah ketakutannya pada Nita dan Syahera. “Astaga, jadi teriakan Wendra tadi? Mungkin saja dia memang benar melihat adanya penam
Read more

Part-7: Penampakan Sosok Serigala Betina

Kaget, benar-benar luar biasa kaget. Cici, Vivi, Nining, Wendra, Ganta dan Sapta yang sudah terlebih dahulu berada di dalam ruangan penumpang terperangah hebat. Wajah mereka berenam sontak berubah pucat. Mulut ternganga bego melihat. Mata yang menyaksikan terbelalak bulat. Tak seorang pun dari mereka yang mampu berucap. Syahera, Ratih dan Nita yang berada tepat di ambang pintu tak kalahnya tersengatnya. Nyaris saja mereka celaka. Ketiganya serempak terjerit. “Buseeeeet...!” Ratih berteriak kaget. Dia langsung terpeleset. “Allahuakbar...!” Syahera latah bersorak. Dia sontak terlonjak. “Ciat...!” Nita meloncat. Persis menirukan gaya seorang pesilat. Kali ini untuk yang ke dua kalinya Nita diteror oleh kejadian misterius yang sama. Dengan mata kepalanya sendiri, Nita kembali menyaksikan bagaimana pintu ruangan penumpang itu tiba-tiba saja kembali terhempas, lalu tertutup rapat. Dirinya kini semakin trauma berat. Wajah pucat, mulut terkatup erat. Sejenak
Read more

Part-8: Kaca Sekeras Baja

Penglihatan Cici dan Vivi yang terperangkap di dalam ruangan penumpang langsung tegang mengetahui Nita yang tadi berjalan menuju ke geladak depan tiba-tiba saja tak lagi terlihat di balik kaca jendela ruangan penumpang. “Astaghfirullah, lihat itu Nita tercebur!” Cici langsung bersorak. “Apa, Nita tercebur?” Sapta membelalakkan mata, soalnya dia tadi tak melihatnya. “Di mana Ci?” tanya Sapta penasaran, juga penuh kekhawatiran. “Di sana Sap, aku tadi sempat melihat Nita berjalan ke depan, lalu dia mendadak lenyap, mungkin saja terjungkal,” tunjuk Cici ke arah kaca jendela ruangan yang ada di sisi sebelah kanan deretan paling belakang. “Bah, jadi Nita tercebur ke laut?” Sapta tercengang. “Masak Ci, kok aku nggak lihat.” Wendra yang baru saja sadar dari telernya menyela. Dia kemudian mendekat ke arah Cici. “Ya Allah, Cici itu benar Wend, aku tadi juga lihat Nita itu tiba-tiba saja menghilang di sana.” Vivi yang tadi juga melihat mendahului jawaban
Read more

Part-9: Butiran-Butiran Bening

Tak hanya di dalam ruangan, di luar ruangan penumpang kemelut juga tak kalah sengitnya. Langkah Syahera terhenti sebelum dia sempat melewati akses jalan sempit yang ada di pinggiran dinding-dinding ruangan. Di sepanjang akses jalan itu hingga menuju ke arah lantai geladak bahagian depan Nita sama sekali tak lagi terlihat olehnya. “Lho, Nitanya kok nggak ada ya? Nggak mungkin deh dia bisa menghilang secepat itu.” Rasa waswas mulai menyelimuti benak Syahera. Penglihatan Syahera kemudian tertuju ke arah lautan. “Waduh, jangan-jangan dia....” gumam Syahera membayangkan sesuatu hal yang tadi sempat terpikirkan olehnya. “Jangan-jangan Nita sudah kecebur masuk ke dalam laut,” sebut Syahera lagi. Keceplosan ternyata dia bicara. Syahera langsung menyekap mulutnya. “Ya Allah...., jangan deh, jangan Nit, nggak mungkin.” Syahera memicingkan matanya. Tak ingin sebenarnya Syahera mengucapkan kalimat itu. Tak ingin juga dia berpikiran hingga sampai jauh ke sana. Namun entah
Read more

Part-10: Hidup Dan Maut Yang Tak Berpembatas

“Nit! Nita! Nita! Ini Syahera.” Syahera berteriak lagi. Suaranya melengking tinggi. “Aku di sini Nit, di sebelah kiri kamu,” sebut Syahera, masih dengan berteriak. Sepertinya kali ini Nita mendengar teriakan. Dia mengangkat kepalanya, lalu menolehkan wajahnya ke arah Syahera. Tangan kanan Syahera yang bebas kemudian dia julurkan sejauh mungkin yang dia bisa ke arah Nita. “Nita, coba raih.!” pinta Syahera. Namun... tangan itu terlalu jauh. Bahkan sangat sangat jauh sekali untuk bisa diraih Nita. Sekitar empat atau lima meter jaraknya, mustahil Nita bisa menyambarnya. Kecuali hanya jika Nita berhasil menemukan pijakan kaki yang lain agar dirinya bisa bergeser mendekat ke arah Syahera. Nita menggelengkan pelan kepalanya, menandakan ketidakmampuan dirinya. Wajahnya kemudian dia tundukkan dengan perlahan. Sesaat Nita meratapi diri, menelan mentah-mentah kengerian di saat dirinya terpaksa harus kembali menyaksikan permukaan air laut yang semakin bergejolak ken
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status