Vannesa tersenyum simpul mendengar tawaran Ansu, "Mr. Ansu, seingat saya, Aegis yang memulai menyerang kami pertama kali. Jadi, bagaimana tepatnya, maksud anda dengan gencatan senjata ini?" Ansu terkekeh, senyumnya masih menunjukkan betapa percaya dirinya ia saat ini. Segera, Ansu menjelaskan, "Saya sudah mempelajari perusahaan RA. Anda tahu? Jika kami meneruskan upaya kami dengan sedikit dorongan, ini tidak akan baik untuk perusahaan RA dan grup perusahaan anda." "Apa ini ancaman?" Sela Vannesa dingin dengan tatapan menyipit tajam. Ia tidak percaya, jika orang seperti Ansu akan memiliki kulit muka yang tebal. Setelah berani menyerang pasar perusahaan RA, ia bahkan berani bicara di depan muka Vannesa, seolah ia bisa melakukan apapun yang ia mau hanya karena ia mengatakan begitu. "Hehehe, anda salah paham, nona Vannesa. Ini bukan hanya tentang Aegis ataupun RA semata. Satu-satunya alasan, kenapa RA tidak akan bisa bertahan adalah adanya tuan Frans dan pembicaraan hari ini bisa terj
Read more