Ansu berdiri di tengah ruangan dengan senyum penuh percaya diri. Sementara itu, puluhan ahli keuangan sedang bekerja dengan peralatan komputer canggih di depan mereka. Setelah Aegis berhasil 'membeli' menteri perdagangan, melalui pengaruh keluarga Royal. Itu artinya, Aegis bisa semakin gencar memasuki pasar yang sebelumnya telah dikuasai oleh RA Corporation bersama anak perusahaan mereka.Ijin khusus yang didapatkan oleh Aegis, tidak hanya menyangkut tentang memasarkan produk mereka saja dan juga tender-tender besar dari pemerintahan semata. Di saat bersamaan, ijin tersebut juga mencabut lisensi istimewa RA Grup dan mempersempit ruang gerak mereka.Secara bersamaan, Aegis juga menargetkan saham-saham perusahaan RA dan seluruh anak perusahaan mereka yang terdaftar di bursa saham.Melihat dari sini saja, cukup menggambarkan betapa kejamnya rencana Ansu sebenarnya. Mereka menargetkan RA secara keseluruhan dan ingin menelan mereka bulat-bulat.Mendapatkan bantuan tidak terduga dari Frans
Di saat bersamaan, di kantor kementerian perdagangan.Sejumlah petugas dari lembaga anti korupsi datang dengan banyak personil lengkap, untuk menggeledah dan memeriksa kantor menteri perdagangan.Jelas saja banyak pejabat senior dan juga pegawai di kementerian merasa sangat cemas dengan operasi ini.Mereka bukan orang bodoh. Jika tidak, mereka tidak akan berani bermain dengan banyak berkas yang masuk lewat bawah meja mereka selama ini.Melihat kedatangan petugas dengan rompi berwarna oren ini datang ke kantor mereka. Semua orang menjadi sangat gugup dan hanya sebagian kecil yang masih terlihat tenang dan mereka adalah yang selalu mengedepankan kejujuran dalam bekerja, sesuai dengan sumpah mereka saat mereka dilantik pertama kali sebagai abdi negara. Itupun, jumlah sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari.Kedatangan para petugas dari lembaga penegakan anti korupsi, ternyata juga sampai ke telinga menteri perdagangan yangb saat itu sedang bermesraan dengan salah seorang staf wanita
Sebelumnya, Ansu telah mewanti-wanti dirinya. selain urusan yang sangat mendesak, ia tidak boleh menemuinya.Karena menurutnya, berita itu sangat mendesak, dia tidak berani menunda sama sekali dan mengabaikan resiko dimarahi oleh Ansu."Katakan, ada apa? Jika berita yang kamu bawa tidak penting, maka kamu sebaiknya berhenti dari pekerjaanmu." Ujar Ansu dingin."Ma-maaf menganggu anda, bos. Tapi, ini sangat penting." Jawab asisten wanita tersebut gugup."Bicaralah! Jangan membuatku menunggu!" Ujar Ansu tidak sabar.Asisten wanita tersebut terlihat bingung untuk memulainya. Karena itu, ia segera berkata, "Sebaiknya anda membuka chanel berita saat ini, bos.""Berita? Berita apa maksudmu?" Ujar Ansu yang mulai menipis kesabarannya.Dengan wajah tegang, asisten Ansu menambahkan, "Ini sangat genting, bos. Sebaiknya anda melihatnya sendiri."Penasaran, Ansu meminta salah seorang stafnya untuk membuka salah satu siaran berita nasional dan menampilkannya di salah satu layar besar yang ada di d
Beberapa jam sebelumnya, Awan sedang berada dalam sebuah ruang kerja khusus. Sama halnya dengan Ansu. Saat itu, dalam ruangan tersebut terdapat puluhan ahli yang sedang bersiap menerima perintah dari Awan. Meraka bukan sembarangan ahli, mereka adalah yang terbaik dibidangnya masing-masing. Vannesa yang sebelumnya masih bingung dengan rencana Awan. Akhirnya mulai paham, bagaimana cara Awan bekerja dan juga apa yang sebenarnya sudah direncanakannya. Dengan gencarnya Aegis menyerang perusahaan RA, Awan justru memilih bersikap santai dan beberapa kali, justru terlihat ia seolah tidak peduli dengan semua serangan tersebut. Bahkan, ketika skala serangan Aegis meningkat drastis untuk menekannya, Awan masih terlihat santai. Ini pertama kalinya, posisi saham RA berhasil ditekan sampai separah ini dan itu membuat bursa saham ikut bergejolak. Bagaimanapun, RA berada dalam posisi top sepuluh perusahaan terbesar di negeri ini. Melihat RA seolah akan jatuh, tidak sedikit pengusaha nakal yang cob
Ansu berhasil melewati petugas hukum yang datang ke perusahaannya dengan sangat mudah, tanpa ketahuan sama sekali. Namun, bukan itu yang menjadi ancaman terbesarnya saat ini. Ansu lebih khawatir jika dirinya sampai ditemukan oleh Frans Royal.Karena itu, Ansu segera mengkoordinasikan seluruh orangnya untuk bisa mengesekusi rencana keduanya dan sekarang, ia bergegas menuju pelabuhan.Di sana, rencananya mereka akan berkumpul dengan semua orang yang telah masuk dalam daftar target penculikannya.Tidak masalah, ia gagal menjatuhkan perusahaan Awan kali ni. Selama ia bisa mendapatkan orang-orang terdekat Awan, Ansu berpikir akan bisa membalikkan keadaan dan menyerang Awan nantinya.Ansu bergerak dengan sangat cepat, dari gedung ke gedung tanpa disadari oleh orang-orang yang dilewatinya.Namun, sebelum ia sampai di kapal yang telah ia persiapkan, Ansu terpaksa berhenti. Kapal yang rencananya akan ia gunakan sebagai kendaraan pulangnya, ternyata telah diduduki oleh pihak lain. Tidak hanya
"Kesempatan terakhir! Sekarang hanya tersisa kalian bertiga. Aku tahu, kalian adalah satu keluarga. Jadi, kalian bisa memilih. Jujur atau kalian bertiga akan mati!" Cerca salah seorang pengawal Frans dengan seringai siap membunuh.Mendengar itu, Saras dan keluarganya semakin pucat. Mereka tidak ingin mati, karena itu mereka saling melirik satu sama lain. Tapi, seperti halnya Saras, Suami dan anaknya berada dalam pilihan yang berat saat ini.Plak!Bug!Halim dan putranya tersungkur ke lantai, saat dua orang pengawal menampar dan menendang mereka."Tuan muda kami tidak memiliki banyak kesabaran. Jadi, segera bicara! Jika tidak, kalian bertiga akan menyusul mereka yang telah dulu mati."Mendengar ancaman seperti itu, Saras merinding ketakutan. Dia masih bertahan karena berharap Ansu akan datang. Saras berpikir, bahwa Ansu akan dapat menyelamatkan mereka. Tapi, harapannya seperti sia-sia. Karena setelah sekian lama menunggu, Ansu sama sekali tidak datang untuk meyelamatkan mereka.Saras
Vinx bicara, namun suaranya terdengar tidak jelas dan putus-putus."Vinx, katakan apa yang terjadi? Bagaimana misinya?" Tanya Ansu tegang. Ia tidak menduga jika bawahannya sedang berada dalam situasi kritis saat itu."Bos.. ak.. $%%^$&^."Situasi di seberang sana benar-benar kacau dan membuat Ansu tidak bisa menebak dengan jelas apa yang sedang menimpa anak buahnya."Vinx?" Teriak Ansu."..Bos, larii..." Itu adalah kata terakhir dari anak buahnya, sebelum Ansu mendengar bunyi benda jatuh.Panggilan mereka jelas masih terhubung. Namun, Ansu tidak lagi mendengar suara anak buahnya di seberang sana dan ada kemungkinan jika Vinx sudah mati.Hal itu membuat kerutan di kening Ansu menjadi lebih banyak. Berbagai pikiran liar menggangu pikirannya dan semua itu bermuara pada satu kesimpulan, bahwa misi mereka telah ketahuan dan berhasil digagalkan."Tidak, ini tidak mungkin terjadi!" Gumam Ansu coba menolak untuk mempercayai kenyataan itu.Beberapa hari sebelumnya. Ansu mendapat laporan dari m
"Awan, aku sungguh-sungguh minta maaf." "Aku tidak tahu kalau kami akan diserang sebelumnya dan- dan... hiks." Gina terisak dan membayangkan saat mengerikan yang menimpa dirinya sebelumnya. "... dan seorang pria berjubah gelap tiba-tiba muncul di tengah jalan dan menghalangi laju kendaraan." "Aku tidak bisa melihat wajahnya, karena ia menggunakan penutup wajah." "Saat itu, mobilku melaju cukup kencang dan membuatku tidak bisa berhenti dan akhirnya, menabraknya." "Ta- tapi..." Gina merinding ngeri saat membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Karena pria berjubah yang ditabraknya tersebut, tidak hanya tidak terluka. Justru, mobil Jazz Gina dibuat terbalik. Seolah ia sedang menabrak sebuah besi besar. "Hanna, hiks.. dia- Pria itu menculik Hanna. Aku tidak bisa mencegahnya menculik Hanna." Ujar Gina terus saja menyalahkan dirinya. Gina menganggap, jika saja dirinya sigap dan tidak menabrak pria aneh tersebut, mereka tidak akan mengalami kecelakaan dan Hanna tidak mungkin diculik