Rossa menarik napas panjang. Elya benar. Wanita cantik itu memang terkesan arogan dan angkuh. Tetapi dia juga tahu, istri pertama Bram itu pantang mengkhianati rekan bisnisnya. Sekali dia berjanji, maka mati adalah hal yang dapat menghalanginya untuk menepati."Apa yang kau inginkan dariku, El? Kau pasti tahu, aku sudah tidak bisa mundur. Suatu hal yang mustahil bagiku bisa melepaskan diri dari Kakek Harimurti setelah sejauh ini.""Aku tidak memintamu melakukan itu, Ros. Justru aku ingin kau tetap seperti ini, agar bisa terus berada dalam lingkaran ring pertama Harimurti."Rossa mengangguk. Dalam hatinya masih terus merutuki diri, kenapa dia bisa sebodoh ini."Jadi, bagaimana?"Pertanyaan Elya membuat Rossa mengangkat kepala.Pun malam ini, saat Elya menanyakan hal yang sama. Istri kedua Bram itu mengangkat kepala, dan menatap Elya sambil mengangguk.Mengabaikan hiruk pikuk keramaian di dalam rumah, mereka berdua terliba
Read more