ROGERBelum sempat melangkah, seseorang yang entah datang dari mana menempelkan yang bisa kutebak itu adalah pistol, lalu menggiringku masuk."Safna!"Meski ruangan redup, aku masih bisa meyakini bahwa wanita yang tertidur di pojok kanan itu adalah istriku."Mas Roger, jeli sekali matamu. Cinta kalian memang luar biasa!"Dan pasti orang yang baru berbicara itu Arsela. Sekilat ia menempelkan tubuhnya di badanku. Menciumi dada ini. Meski jijik aku tak berkutik oleh pistol yang menempel di punggung."Bunuh saja aku jika itu akan memuaskanmu. Lepaskan Safna, dia tidak berdosa. Kumohon!"Wanita ular itu menyeringai, lalu menghampiri Safna."Arsela, jangan sakiti dia!"Tanganku berderak menyaksikan cara Arsela membangunkan Safna. Ditendang hingga wanitaku meringis saat terbangun."Mas!" panggil Safna. Tak peduli rasa sakit, ia mencoba bangkit. Namun, cengkraman tangan Arsela kemudian menahannya."Apa maumu Arsela?""Apa mauku? Manis sekali. Harusnya kau tanyakan dari dulu apa mauku, Roger!
Last Updated : 2022-09-15 Read more