Home / Pernikahan / Gairah Cinta Sopir Pribadi / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gairah Cinta Sopir Pribadi : Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

21 Maafkan Aku

Belum satu hari penuh Nora tinggal di desa, desas-desus mulai berkembang dari beberapa pihak. Banyak warga yang mempertanyakan siapa wanita yang dibawa oleh Bagus. Berbeda dengan Bagus, pria itu memilih bersikap biasa saja menanggapi desas-desus dirinya. Saat ini Bagus memilih pergi ke rumah temannya yang memiliki usaha tukang kayu. Bagus sendiri sudah sangat lama tidak melanjutkan pekerjaannya di tempat itu. Kedatangannya disambut baik oleh Furqon, pria yang usianya jauh lebih tua darinya dan begitu gembira melihat Bagus yang berkunjung mendatanginya."Apa kabar Fur?!" sapa Bagus. "Alhamdulilah aku baik, aku tidak tahu jika kau sudah pulang? Apakah kau aka segera menikahi Atun?!" goda Furqon, dengan memainkan kedua alisnya. Bagus tersenyum dan menggeleng. "Bukan, aku tidak menikahi Atun!" jawabnya. "Loh, bukannya kalian saling mencintai?!""Panjang ceritanya, oh ya apakah aku masih bisa diterima disini?!" tanya Bagus, penuh harap. "Kau pegawai yang selalu aku terima disini Gus,
Read more

22 Atun?

Nora berusaha melakukan semuanya sendiri, ia paham jika saat ini ia harus berusaha berbakti kepada sang suami. Kehidupan yang ia jalani tidak membuatnya putus asa, berita tentang dirinya tersebar luas di media. Alangkah kesalnya Nora, Lesia berbuat sesuka hatinya dan terus mempermainkan masalah ini. Sedari tadi, Nora menu kedatangan Bagus, ia sudah berinisiatif untuk memasakkan air hangat untuk suaminya itu, karena suhu udara semakin dingin. Suasana pedesaan yang damai ini mengingatkannya akan masa kecilnya bersama anak laki-laki yang lebih tua darinya. Nora ingat saat dirinya bersama anak laki-laki yang memakai pakaian sedikit kumuh dan compang-camping. Anak laki-laki itu tidak sendiri ia bersama adik kecil laki-laki yang ikut bermain memanjat pohon. Sementara, saat itu i tengah asik berfoto bersama sang Ayah yang memotretnya. Dan hanya itu bagian kenangan yang teringat di benaknya, sehingga ia rindu sosok ayahnya. Nora tersenyum melihat Bagus datang, pria itu terlihat lelah dan le
Read more

23 Terluka Kembali

Sangat terusik, itu yang dirasakan Nora. Ucapan Bagus beberapa menit yang lalu, berhasil membuat Nora tidak bisa memejamkan kedua matanya. Pikirannya berkelana, rasa penasarannya begitu tinggi. "Katakanlah, apa ada wanita lain selain aku?!" tanya Nora dengan perasaan yang berdebar-debar. Bagus membuka kedua matanya kembali, tak sengaja ia menyebutkan nama sang mantan terindah. Ia merubah posisinya menghadap Nora, terlihat setetes air mata yang mengalir di wajahnya. "Tidak ada, sudah malam, sebaiknya kita tidur!" ajak Bagus, lalu kedua tangannya memeluk tubuh Nora. Nora menepis tangan Bagus, hatinya begitu kecewa melihat sang pujaan hati tidak ingin jujur kepadanya. Bagus menghela napasnya kasar, Nora memutar tubuhnya membelakangi Bagus."Tidak bisakah kau bicara jujur? Aku ini istrimu!" imbuh Nora, yang sudah tak kuasa menahan isak tangisnya. Pria itu tetap tidak ingin memberitahu, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Berkata jujur adalah hal yang pasti akan membuat hubungannya rengga
Read more

24 Menduakan Janji.

Bagus tetap tidak bisa menolak untuk pulang ke rumah. Sekilas ia mengingat bagaimana kecewanya Nora kepadanya tadi pagi. Terlebih, ia merasa bersalah sudah membuat Nora kecewa. Wanita berjilba terlihat berbaring di atas dipan rumah sakit. Selang oksigen masih terpasang. Dua jam yang lalu, dokter mengatakan jika hidupnya tidak lama lagi. Ya, akibat ia meneguk racun sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Bagus semakin merasa bersalah, kedua tangannya mengenggam erat tangan Atun. Tangan wanita itu begitu dingin, berharap Bagus masih bisa mendengar suara sang mantan kekasih. Kedua orang tua Atun terlihat pasrah akan segalanya. Sebelum menikahi Juragan yang bernama Sukir. Malam harinya, Atun meneguk racun dan meminumnya sampai tandas. Wanita itu ikhlas jika dirinya ditakdirkan mati, karena tidak bisa hidup dengan pria yang dicintai. Dengan keadaan koma, Juragan itu mau tidak mau, tidak jadi menikahi Atun. Ia rela kehilangan Atun, karena wanita itu sudah sekarat, dan lebih baik ia menc
Read more

25 Bertemu Temy

Gemuruh hujan di luar rumah sakit menemani Bagus yang memandang lembut wajah Atun. Kekasih idaman hatinya saat ini sudah sah menjadi miliknya. Bagus menyadari jika ia adalah pria yang bodoh, memberikan janji pada dua wanita yang mengisi hidupnya. Kali ini ia merasa berat untuk memberitahukan Atun, jika ia sudah menikah dengan wanita lain. Begitu sebaliknya, ia tidak sanggup membuat luka di hati Nora, jika dirinya sudah menikah dengan wanita yang sudah ia akui akan cintanya. "Ya Tuhan, bagaimana caranya memberi tahu mereka?" bisiknya. Suara petir menggelegar, mengejutkan hati Bagus. Detik ini, ia teringat akan wajah Nora. Ingin rasanya ia kembali menemui istrinya di rumah! Tetapi, Atun masih membutuhkannya saat ini. 'Maafkan Aku, Nora!' bisiknya sedih. Sementara itu, Nora merasa tidak tenang. Suaminya belum kembali, dengan cuaca gelap dan hujan yang terus-menerus mengguyur kota yang ia tempati. Bayangan Bagus sekilas membuatnya gelisah. Ketakutan hatinya seakan nyata. Nora semakin
Read more

26 Terhanyut Dengan Temy

Pelukan itu begitu berarti bagi Temy. Akhirnya ia berhasil menemukan Nora yang tinggal di sebuah pedesaan. Tampilan modisnya kini berubah menjadi sosok Nora yang sederhana. Bukan high-heels lagi yang ia gunakan melainkan, alas kaki biasa pada umumnya. Nora mendorong tubuh Temy, berusaha menyingkir dan pergi. Entah mengapa wanita itu tampak tidak suka dengan kehadiran Temy saat ini. "Nora, aku ingin bertemu denganmu! Bisakah kita bicara?!" tanya Temy tegas. Nora tidak menggubris, sesekali ia mengusap wajahnya yang basah karena air hujan. "Pergi! Aku tidak ingin melihatmu lagi, kau sama saja seperti yang lain, kau senang bukan melihatku seperti ini?!" seru Nora, membuat Temy sedikit terkejut dengan ucapan wanita itu. "Aku mencarimu, karena aku peduli denganmu!" balas Temy. Sehingga membuat Nora terdiam menatap kedua bola matanya. "Tolong Nora, bisakah kita bicara?" tanya Temy sekali lagi. Nora terlihat bingung, tampak ia pun tidak tahu bagaimana jalan pulang menuju rumah Bagus. B
Read more

27 Api Cemburu

Bagaimana bisa ia harus melupakan rasa sukanya pada sang istri pertama. Kali ini ia memiliki waktu senggang, untuk melihat bagaimana keadaan Nora. Seorang Bagus tidak tenang jika dirinya tidak dapat melihat bagaimana dengan keadaan cinta keduanya saat ini. Langkahnya terhenti sampai di pintu depan, sekilas dahinya berkerut saat tangannya mencoba membuka pintu rumahnya. "Terkunci!" cetusnya. Seketika Bagus menjadi panik, ia takut jika Nora menguncinya dari dalam, karena ia tahu jika wanita itu bisa berbuat apa saja yang terlintas dibenaknya. "Buka pintunya Nora!" teriak Bagus, tak sabar. Cukup lama Bagus berdiri di depan pintu rumahnya. Ia juga mencari keberadaan sang ibu yang turut tidak terlihat saat ini. Keadaan sudah mulai terang, hujan yang terus mengguyur perlahan menghilang tanpa pesan. Suara seseorang membuatnya terkejut, di mana Rusi datang dengan tergopoh-gopoh setelah pandangannya menemukan sosok Bagus. "Ibu!" panggilnya. "Nora! Nora hilang!" ucapnya. Sesaat wanita it
Read more

28 Rencana Temy

Cinta ditolak tidak berarti seorang Temy harus melepaskan Nora begitu saja, hampir 2 tahun ia menunggu jawaban Nora akan perasaan cintanya yang jatuh hati pada pandangan pertama, ketika mereka bertemu. Seluk beluk Nora membuat Temy menyukai wanita itu, sayangnya saat itu Nora terlihat begitu mencintai Revan, tanpa paksaan Temy memilih untuk melihat bagaimana hubungan Nora kedepan. Temy paham jika Revan adalah pria bereng*ek dan tidak akan puas dengan satu wanita, maka itu ia mampu bersikap tenang jika Revan bukanlah orang yang setia. Namun, dirinya kalah cepat saat ini dengan sosok Bagus. Entah bagaimana Nora bisa menikahi pria itu. Temy melempar sepatunya ke sembarang tempat. Tidak dapat diduga jika Nora mau hidup bersama pria seperti Bagus. Sedikit rasa kecewanya, karena sampai detik ini pun ia tidak bisa merebut hati wanita itu. "Aku sangat yakin, Nora tidak akan lama hidup bersama pria itu, wanita itu tidak bisa hidup tanpa harta! Jangan remehkan aku Nora!" ucapnya, saat dirinya
Read more

29 Terpaksa Berbohong

Aura wajah Nora yang begitu tegang membuat Bagus semakin salah tingkah. Debaran halus menyelimuti hati Nora, ia merasa gelisah dan terus mencoba menebak isi pikiran suaminya itu. Mereka saling diam sejak kejadian Bagus melihat Nora bertemu dengan Temy di pasar. Kecurigaan mulai muncul dibenak seorang Bagus. Namun apapun itu, ia tidak boleh gegabah, selama Nora bisa berkata jujur dengannya. Helaan napas terdengar begitu kasar dari Bagus. "Sedang apa kau bisa bertemu dengan pria itu?!" Suara Bagus begitu serak, kedua matanya benar-benar terlihat lelah. "Apa kau sakit?!" tanya Nora. "Jangan mengelak pembicaraan kita, Nora!""Hal apa yang harus aku jawab? Tentang Temy, kami tidak sengaja bertemu!" celetuk Nora kesal. Denyut jantungnya berdetak kencang, melihat tatapan tajam sang suami, Nora merasa tidak enak hati. Pasalnya kejadiannya bersama Temy terus berputar di ingatannya. "Tidak sengaja? Aku tidak tahu harus percaya atau tidak, tetapi aku tidak suka jika kau berhubungan denganny
Read more

30 Aku butuh uang

Bagus merasa puas menikmati kebersamaannya dengan Nora, wajah istrinya itu membuatnya semakin jatuh cinta. Kebohongan yang sudah ia lakukan akan menjadi rahasianya sendiri. Ia melirik ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan langit berubah biru dan cerah. Ia bangkit dan bergegas melakukan ibadahnya, setelah selesai. Sejenak ia duduk di bibir ranjang sambil menatap Nora, ia tidak menyangka jika cintanya pada Nora terus bertambah, setelah menikah dengan Atun. Kulit Nora yang putih, wajahnya terlihat ayu, kenikmatan semalam membuatnya candu. Sayangnya, hari ini ia harus bekerja menafkahi dua wanita yang sudah menjadi istrinya. Berkali-kali, ia meminta maaf di dasar lubuk hatinya. Berkali-kali ia juga meminta ampun karena telah membohongi kedua istrinya. Sungguh ia mengakui dirinya adalah pria pengecut, tapi ia berusaha untuk membahagiakan keduanya, apalagi saat ini Atun membutuhkannya, membutuhkan cintanya. "Maaf Nora!" desisnya. Ia tidak tega membangunkan Nora, sekilas ia hanya m
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status