Semua Bab Gairah Cinta Sopir Pribadi : Bab 31 - Bab 40

53 Bab

31 Terpaksa

"Abang dari mana saja? Mengapa kemarin Abang tidak menjemputku di rumah sakit?" Atun bertanya dengan lirih. "Abang, banyak urusan. Sehat-sehat Sayang, kamu harus cepat pulih!" tutur Bagus. Atun merasa senang, sebelumnya ia tidak pernah mengira jika ajal sudah menjemputnya dan bisa bertemu kembali dengan Bagus di tempat yang berbeda. Namun sang Khalik, membuat skenario indah untuknya membawa Bagus kembali ke sisinya dan menjadi suaminya. "Mengapa kau senyum-senyum?!" Semburat merah mewarnai wajah Atun, Bagus merasa heran dengan tingkah istrinya itu. "Alhamdulilah, doaku terkabul Bang! Abang kembali ke sisiku, kita bisa menikah, aku benar-benar bahagia!"jawabnya. Bagus terdiam, ia tidak tersenyum mendengar Atun yang begitu bahagia. "Tapi caramu itu tidak baik, Tun! Kau tahu, bagaimana jika seandainya takdir berkata lain? Tolong pikirkan perasaan kedua orang tuamu!" balas Bagus. "Kenapa Abang marah? Aku melakukan ini, karena aku tidak bisa hidup tanpa Abang, aku tidak mau menika
Baca selengkapnya

32 Kehidupan berat Nora

Menjelang malam, rumah sederhana yang tempati kini terlihat sunyi sepi, selalu menjadi pemandangan hidup setiap sore hari Nora kembali dari pekerjaan. Ia menaruh banyak sekali barang belanjaan yang diberikan oleh Temy. Ia sudah mencoba menolak dengan halus, sayangnya pria itu tetap keras kepala dan memaksanya untuk menerimanya. Entah harus bergembira atau bersedih, ia merasa tidak senang mendapatkan ini semua, walaupun ia sendiri pernah merasakan bagaimana bahagianya dulu hidup dengan kemewahan. Enam hari menjadi asisten pribadi, bukan masalah yang rumit. Justeru Nora ditunjuk untuk memimpin rapat khusus dari perusahaan Temy. Ia memang tidak bisa lepas dari gaya hidupnya yang dulu. Namun, pikirannya terus berputar memikirkan bagaimana jika Bagus mengetahui ini semua. Rasa rindu pada suaminya itu membuatnya kembali bersedih. Ternyata hidup Bagus jauh berbeda seperti dirinya. Pria itu mau bekerja apa saja, agar ia bisa mendapatkan hasil jerih payahnya sendiri. Nora merasa kesepian,
Baca selengkapnya

33 Aku untuk Istri ku

Hari minggu, hari di mana Bagus harus menemui Nora. Ia benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa rindu, sehingga rona wajah bahagia terpancar pada Bagus. Atun tersenyum memperhatikan sikap suaminya itu. Pria itu tampak tersenyum jika sedang bercermin dan sesekali ia bertanya bagaimana akan penampilannya hari ini. "Abang tetap tampan, makannya aku jatuh cinta sampai saat ini!" ucapnya, membuat Bagus mendadak merasa salah tingkah. "Bisa saja kamu Tun!" balas Bagus, yang berjalan ke arahnya. "Abang, cuma satu hari kan Abang pergi ke kota? Besok malam Abang sudah kembali kan?" tanya Atun, wanita itu mendadak cemas akan kepergian Bagus. 'Maaf ya Tun! Aku tidak pergi keluar kota, melainkan bertemu istriku yang lain!' bisiknya di dalam hati. "Iya, besok malam Abang pasti pulang! Jaga pola makanmu ya, jangan sampai telat. Hari selasa waktunya kita mengecek kembali bagaimana perkembangan kesehatanmu.""Iya Bang, aku akan menuruti perkataan Abang. Abang hati-hati ya!"Bagus sudah siap untuk
Baca selengkapnya

34 Istri keras kepala

Cepat-cepat Bagus memindahkan Nora ke atas ranjang mereka. Wanita itu terus menceracau dan sesekali memanggil namanya. Bagus membuka semua mukena yang dikenakan Nora. Tidak lama ia pun menutupi tubuh Nora dengan selimut. Suhu tubuhnya terus memanas, wajah Nora kian berubah menjadi merah. "Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" tanyanya. Nora yang mendengar suara suaminya itu terpaksa membuka kedua matanya. Senyumnya merekah melihat Bagus hadir bersamanya saat ini. "Kapan kamu pulang Gus?" Bagus melihat Nora terbangun dan segera mendekati wanita malang itu. "Maaf Nora, apa kau kesakitan? Aku minta maaf karena tidak kembali dengan cepat."Nora menggelengkan kepalanya, ia tidak membenarkan pernyataan Bagus barusan. Saat ini ia merasa kedinginan, sekujur tubuhnya begitu kaku untuk digerakkan. "Ada apa? Katakan padaku, di mana yang sakit?" tanya Bagus kembali. "Aku ingin dipeluk, boleh aku mendapatkan itu darimu?" tutur Nora membuat pria itu segera berpindah menaiki ranjang dan memel
Baca selengkapnya

35 Apa yang dilakukan Nora dengan Temy

'Dia masih tidak ingin memberitahukan masa lalunya padaku! Jadi benar, ia masih mencintai wanita itu dan saat ini ia hanya bersandiwara di depanku!' bisiknya. "Kenapa melamun? Apa kepalamu semakin sakit?" tanya Bagus panik. Nora menggeleng lemas, melihat suaminya yang berusaha tidak jujur padanya. "Gus! Aku tidak memaksakan kisah kita ini, kalau memang kamu masih mencintai wanita itu. Kita bisa ber ....""Tidak! Aku menginginkan hubungan ini, aku menginginkan kamu! Atun hanyalah masa laluku, jelas-jelas aku berusaha berjuang menjadi suami yang baik!""Hentikan! Aku tidak ingin berdebat!" cetus Nora. Bagus memilih keluar kamar, ia merasa tidak kuat berdebat dengan Nora, apalagi wanita itu sedang terbaring lemah. "Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus membawanya ke rumah sakit."Bagus berupaya membawa Nora agar cepat mendapatkan pertolongan pertama. Ia meminta bantuan Yudi, keponakannya yang merupakan sopir angkutan umum dan kebetulan ia sedang istirahat dari rutinitasnya. "Kita ak
Baca selengkapnya

36 Menjebak Lesia

Temy melempar ponsel miliknya ke arah cermin, baru kali ini ia merasa memiliki musuh yang benar-benar membuatnya muak. Ia melucuti pakaiannya dan hanya menyisakan celana bagian dalam. Rencanya harus berhasil untuk mendapatkan sertifikat asli milik Nora. Dan saat ini ia tengah menunggu Lesia yang sedang berganti pakaian. Lesia membuka pintu secara perlahan, ia mengeluarkan segala aura lemah gemulai yang biasa ia lakukan untuk membuat pria itu sangat bergairah di atas ranjang. Temy tersenyum pias melihat bagaimana Lesia terlihat mengenakan G-string berwarna merah. Sebagai pria dewasa, ia mampu terangsang akan sikap Lesia yang mencoba menggoda keimanannya. Wanita itu bermain cantik dihadapan Temy, perlahan ia membuka setiap bagian yang ia kenakan. 'Heh! Murahan,' bisik Temy. Temy mendekati Lesia, jari jemarinya mengelilingi buah dada wanita itu. Tatapan matanya begitu tajam, sehingga ia mengecup pundak kiri wanita itu sebagai pemanis di dalam rencananya. Wajah yang tidak begitu can
Baca selengkapnya

37 Haruskah pernikahan ini kandas?

Seharusnya kemarin malam ia sudah kembali ke rumah Atun. Namun tetap saja, rasanya begitu enggan baginya untuk meninggalkan Nora dalam kondisi yang masih belum pulih, apalagi ada rasa khawatir jika pria sombong bernama Temy itu akan datang menemui istrinya. Bagus terbangun setelah mendengar kicauan burung yang bersenandung yang hinggap di ranting pohon menjulang ke jendela ruangan Nora. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya lalu mengedarkan pandangannya ke arah Nora. Nora tersenyum manis, saat ini ia terlihat lebih segar dibandingkan sebelumnya. Bagus membalas senyum Nora, dan mengecup kedua tangan Nora. "Bagaimana keadaanmu?!"tanya Bagus. "Jika aku tersenyum manis seperti ini, itu tandanya aku membaik!" balas Nora. Bagus tertawa kecil. "Syukurlah, kalau begitu katakan apakah kau lapar? Haus?"Nora menggeleng pelan, membuat kening Bagus berkerut dan merasa heran. "Aku tidak lapar! Suster sudah membawakan ini semua, dan sudah habis!" jelasnya menunjuk ke arah bekas makan di
Baca selengkapnya

38 Melepasmu

Langkah yang tertatih-tatih membuat Bagus tidak berani menghampiri Nora. Istrinya langsung menyeka air mata yang sudah terlanjur membasahi seluruh wajahnya. "Nora, aku ...!" "Hentikan kisah kita ini Gus! Seharusnya sebagai pria kau bisa melakukannya dengan cara yang bijak, jika kau berani mengatakan ini semua, a--ku bisa mengerti! Tolong Gus, ceraikan aku!" paksa Nora. Pandangan Bagus yang sedari tadi menunduk ke bawah, kali ini ia mendongak dengan tatapan sendu untuk Nora. Bulir air mata hanya sanggup menghinggap di pelupuk kedua matanya. "Jangan Nora, aku tidak sanggup kehilangan dirimu!" jelas Bagus. Nora terdiam, ia berusaha mentralisir rasa sesak yang begitu menganggunya saat ini. "Aku akan meninggalkan dia! Aku mohon jangan tinggalkan aku!""Lalu bagaimana denganku? Sebagai wanita apa rasanya pantas aku menyakiti wanita lain yang cintanya jauh lebih tulus kepadamu? Hidupku tidak akan tenang Gus! Aku pernah disakiti, aku pun tidak mau menyakiti.""Nora!" Panggil Bagus lirih
Baca selengkapnya

39 Ada apa denganmu, Bang?

Tak pernah ada niatan dihatinya untuk menyakiti, kenyataannya takdir berjalan begitu saja. Bagaimana pun ia yang membuat keputusan sudah pasti akan ada balasan dari hasil pilihannya. Terluka, itu semua sudah terlihat jelas. Cintanya yang berlabuh membuai di dalam hati hanya bersandar dan menepi sejenak, kemudian pergi. Takdir mengatakan mereka tidak bisa bersama, takdir pun memberi kenyataan bagi pria yang masih terlihat menyesal. Furqon hanya bisa mengusap bahu karyawannya itu. Bagaimana pria ini bercerita, ia menyimak dengan baik, mencoba mencari kalimat-kalimat agar si pria ini mampu bangkit dan melihat ke sisi lain. "Gus! Coba saja kau cerita sejak awal, mungkin aku bisa memberimu solusi. Dan saat ini, yang terlanjur berjalan cukup kau terima! Memang tidak mudah, tapi ingat kau harus bisa bangkit setelah ini. Aku yakin istrimu itu akan baik-baik saja, dan coba kau tengok Atun, dia lebih membutuhkanmu saat ini. Berdoa saja Gus! Aku yakin suatu hari kau bisa bahagia dengan takdi
Baca selengkapnya

40 Bibi Rusi

Setelah terlepas dari ikatan pernikahan, Nora bergegas untuk pulang ke rumah Bagus, mengambil barang-barang dan mencoba memberanikan diri untuk menemui ibu mertuanya. Kedua netranya melihat jelas seorang pria tengah duduk menunggunya di teras rumah. Temy tidak pernah lelah mengejarnya, entah apalagi tujuannya datang menemui Nora, padahal ia bisa menemui Nora di kantor. Temy tertegun melihat Nora datang menghampirinya. Pria itu segera berjalan ke arah Nora, melihat keanehan dengan pakaian yang dikenakan wanita itu, " Nora? Apa yang sudah terjadi padamu?" Nora terdiam, ia tidak ingin membahas sosok Bagus saat ini. Tanpa bersuara ia segera membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Masuk ke dalam kamar, mencari semua barang miliknya. Tidak ada alasan kembali baginya untuk menetap disini. Bagus bukanlah suaminya. Temy masuk, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tamu, rumah yang ditempati Nora. Entah mengapa ia merasa tidak asing dengan rumah ini. Temy melihat ke arah di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status