"Tuh, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ke mana aja, kamu ini, Num?" Ibu nyerocos dengan bibir yang bergoyang ke sana kemari. Namun, dengan santainya aku membuka helm, menyimpannya di atas motor, tanpa menjawab pertanyaan Ibu. Kemudian menyalami kedua orang tuaku itu satu persatu, dan berulah duduk di bale-bale bersama mereka. Di sana pun ada Shanum yang tengah bermain kasir-kasiran seorang diri. "Dari mana?" tanya Ibu untuk yang kedua kali. "Dari ....""Dari kedai kopi dulu, Bu. Tadi, aku yang minta Ranum ke sana. Maaf, harusnya aku tidak libatkan Ranum dalam pekerjaanku," ujar Soni menjawab pertanyaan Ibu. Padahal, bukan itu jawaban yang hendak aku ucapkan. Namun, pria itu malah bicara demikian."Oh, yasudah." Aku mengerutkan kening melihat Ibu yang hanya menjawab singkat seraya berlalu. Biasanya tidak seperti itu. Ibu biasanya selalu nyerocos, jika ada yang tidak sepaham dengannya. Namun, kali ini dia berbeda. Meskipun aku datang telat, juga bersama Soni, tidak aku
Last Updated : 2022-09-01 Read more