Raihan mendengar antusias saat Via mempraktekkan bagaimana cara mengucapkan huruf Hijaiyah yang benar. "Pengucapan alif itu, mulut kita harus dibuka.""Begini?" Raihan membuka lebar mulutnya. Hal itu malah membuat Via tertawa."Tidak usah terlalu lebar, Mas! Sekedarnya saja, mas seperti orang yang ingin mencabut gigi." Via menghabis kan sisa tawanya. "Aduh, dari tadi saat membaca Taawudz, Alifnya nggak lulus-lulus, kapan sampai huruf Ya nya?" Raihan mulai lelah, dua puluh menit dia mempraktekkan Alif, masih saja salah dan dinilai Via belum tepat."Namanya belajar, Mas. Ya musti tepat, biar lambat asal benar.""Kalau aku jadi muridmu, aku dapat nilai berapa?""Nanti mas marah kalau saya jujur." Via menahan senyum."Ayo lah, aku janji tidak akan marah.""Janji?""Janji.""Kalau Ta'awudznya belum lulus , ya tidak tuntas, Mas.""Tidak tuntas?""Ya, belum lulus.""Oh, begitu. Sekarang begini, tadi kamu yang jadi guru dan aku jadi murid. Iya kan?" Raihan membuka pecinya.Via mengangguk se
Read more