Setiap hari aku memilih datang ke Kafe Jingga dengan diantar Darwin. Sebenarnya ada Rita yang menemaniku di apartemen. Namun berada di sana masih selalu membuatku trauma dengan kejadian seminggu yang lalu saat Mas Wildan menerobos masuk ke dalam apartemenku. Maka, setiap hari aku lebih nyaman berada di Kafe Jingga sambil memikirkan beberapa terobosan baru untuk memajukan kafe.“Mbak Alana, di luar ada yang nyari Mbak.” Handi tiba-tiba saja muncul di depan pintu ruanganku.“Nyariin aku? Siapa ya, Han?”“Saya nggak kenal, Mbak. Saya juga baru pertama kali melihatnya.”“Laki-laki atau perempuan. Han?”“Perempuan, Mbak, bawa bayi.”Perempuan? Bawa bayi? Aku sama sekali tak punya bayangan tentang orang yang dimaksud oleh Handi.“Suruh masuk ke sini aja, Han. Sekalian suruh anak-anak bikinin minum, ya.”“Baik, Mbak.”Aku masih memikirkan kira-kira siapa tamu yang mencariku ketika wanita itu muncul di depan pintu.“Lilis!!!”“Assalamualaikum, Mbak Al,” sapanya.“Walaikumsalam, silahkan masuk
Terakhir Diperbarui : 2022-09-02 Baca selengkapnya