"Tuan ... tuan ..., ini terlalu banyak!" Namun laki-laki itu sama sekali tidak menghiraukanku. "Tuan ... Tuan ...!" Namun pria tampan itu sudah masuk ke dalam mobilnya. Lebih baik kembaliannya nanti aku antar ke proyek saja. Gegas aku buatkan pesanannya, selagi Raihan masih di gendong Bang Adam. Setelah semuanya selesai, Aku segera membereskan perlengkapan daganganku dan memasukkannya ke dalam gerobak. Setelah semua rapi, Aku meraih Raihan yang sudah tertidur di pangkuan Bang Adam. "Loh, bukannya kamu mau antar pesanan Bos proyek tadi?"tanya kakak iparku itu. "Iya, Bang. Raihan aku bawa aja." "Biarlah Raihan sama aku dulu. Sana kamu antar pesanannya!" "Jangan Bang! nanti ngerepotin. Proyeknya jauh. Nanti kelamaan aku ninggalin Raihan." "Repot apa, udah sana jalan!" "Ya udah deh kalau maksa. Aku jalan dulu ya, Bang." Bang Adam mengangguk masih tanpa senyum. Kenapa laki-laki baik itu susah sekali untuk senyum. Namun Raihan selalu merasa nyaman setiap bersamanya. Aku berjal
Last Updated : 2022-08-09 Read more