"Kecil, aku pun meraut sedih. Semua karena tak lagi bisa. Memelukmu sempurna. Menertawakan hari. Sampai dirimu lupa. Tak sepenuhnya pernah sembuh. Dari luka... Seperti tulang yang patah .... Dan tumbuh tidak sempurna." - Seperti Tulang, Nadin Amizah___________Dahi Rafka mengerut, matanya memicing. Ia menatap Mone bingung. Apa yang berkelebat di kepala Mone saat ini?"Setelah aku mampu berpikir dengan jernih, nyatanya kamu gak salah, Raf. Kamu gak pernah salah sejak mutusin buat ninggalin aku.Ya, ngapain juga si kamu harus tahan sama aku—""Mon!" Rafka menyela ucapan Mone. Ia mulai paham arah pembicaraan Mone, juga arti tatapan Mone.Saat ini, Mone tidak lagi menatapnya dengan kebencian. Alih-alih begitu, Mone sedang menyalahkan dirinya sendiri."Aku berengsek banget kan, Raf? Maaf. Karena aku terus-terusan nyalahin kamu, untuk sesuatu yang emang seharusnya kamu lakuin saat itu. Kalo kamu ngelakuin semua ini karena rasa bersalah, kamu gak salah, Raf. Ini bukan tentang kamu, ini semua
Read more