"Shada! Ya ampun!" pekik Ruth dari kejauhan.Ruth segera berlari menghampiri Shada. Ia lekas membantu Shada berdiri, kemudian membawanya ke toilet. Sebelum beranjak, mata tajam Ruth menghunjam ke arah Jennifer. Jennifer bungkam. Setelah mata Ruth berpaling, ia menyunggingkan senyum tipisnya.Rasakan itu, Shada! Itu baru pemulaan. Batinnya penuh dengan kemenangan.Ruth berjalan cepat membimbing Shada ke toilet. Shada hanya diam dan wajahnya pucat pasi. Ia trauma melihat kulitnya meruam merah serta rasa perih yang berdenyut membakar sebagian besar tangannya.Ruth segera menyalakan kran air di wastafel. Dengan cekatan, ia meraih pelan kedua tangan Shada lalu memasukkan ke dalam aliran air dingin wastafel tersebut. Ia cukup gugup."Sabar ya. Setelah ini aku berjanji, kau akan baik-baik saja," Ruth berusaha menenangkan Shada. Tangannya dengan lembut mengusap bahu wanita itu."Terima kasih, Ruth. Untung ada kau. Aku tidak bisa membayangkan kalau sendirian tadi. Aku malu." Shada meringis. Ia
Last Updated : 2024-10-29 Read more