Ruth beberapa kali menggoyangkan tubuh Shada dengan keras."Shada! Shada! Bangun!" Wajah Ruth memucat, sangat panik.Shada akhirnya mengerjap cepat lalu melihat Ruth dengan wajah khawatir di sampingnya. Shada mengernyit kemudian meregangkan tubuhnya."Kau kenapa?" tanya Shada tak berdosa. Ruth mengembuskan napas lega, sekaligus kesal."Kenapa kau bilang?! Seharusnya aku yang tanya, kenapa tidurmu seperti babi?" ejek Ruth dengan nada ketus.Shada mendengus. "Harusnya kau kasihan padaku. Ranjang rumah sakit sama sekali tidak nyaman," keluh Shada. Tiba-tiba ia mengingat sesuatu, lantas berjingkat dari posisinya."Eh, Ruth! Aku lupa. Mobilku!" Kepanikan tergurat jelas di wajahnya. Ia menepuk dahinya yang masih diperban.Ruth bersedekap sambil menggelengkan kepala. "Cih, ternyata setelah sakit kau semakin parah," ujarnya santai.Shada hendak berdiri dan melangkahkan kaki, membuat Ruth segera mencegahnya. "Kau mau kemana? Mobilmu sudah diparkir di bawah sana. Pihak bengkel mengantarnya sebe
Last Updated : 2024-10-29 Read more