"Rena! Hidungmu berdarah, Sayang, sebentar Kakak panggilkan dokter!" Serra bangkit dari tidurnya tetapi saat kedua kakinya hampir turun dari ranjang, Tangannya ditahan oleh Rena membuat Serra hanya terduduk di atas brankar. Sebenarnya mimisan semacam ini sudah menjadi hal yang biasa bagi Rena juga hal yang tabu bagi Serra. Karena sebelum rawat inap di rumah sakit ini, mereka tinggal bersama dalam satu atap. Tetapi saat ini Serra tak ingin ada hal buruk yang terjadi mengingat stadium kanker yang telah diderita oleh Rena. Jika lalai karena hal sepele saja mungkin akan menyebabkan kefatalan.Namun, meski tengah mengeluarkan darah cukup banyak, Rena yang masih terlihat tenang. Seakan tak peduli dengan darah yang mengalir deras. Perempuan itu menggeleng lemah. "No, Kak,aku tidak mau dipanggilkan dokter!""Tapi, Rena, ini—""Kak, please! Sekali ini saja. Aku ingin merasakan sehari saja tanpa jarum suntik. Ini hanya mimisan biasa. Aku tidak apa-apa," potong Rena sebelum Serra melanjutkan a
Baca selengkapnya