Home / Pernikahan / Istri yang Terpaksa Kau Nikahi / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri yang Terpaksa Kau Nikahi: Chapter 91 - Chapter 100

286 Chapters

BAB 91 – SUARA ANEH DI KAMAR GAMMA!

William menekuk dahinya kala melihat keadaan rumah yang sedang ia tapaki itu sunyi. Pria itu sudah mengedarkan pandangannya ke sekeliling, namun tak jua menemukan seseorang yang ia cari. Pasalnya pintu utama rumah itu terbuka lebar, namun sang penghuni rumah bak pergi ke negara antah berantah. Tak ada satupun tanda-tanda kehidupan.Bukan sang tuan rumah yang menyambut kedatangannya, melainkan suara Televisi di ruang tengah yang dibiarkan menyala tanpa pemirsa. Lalu bekas kopi dan teh di ruang tamu pun belum dibereskan.William sempat menduga bahwa kedua cangkir kotor itu adalah bekas dari suguhan untuk Bian. Namun yang menjadi pertanyaannya, mengapa belum juga dibereskan? Jika Gamma pulang sekitar pukul tiga sore, maka logikanya menganalisa bahwa selambat-lambatnya tamu bernama Bian itu pulang pukul empat. Itu pun jika tidak terjadi adu argumentasi.Saat ini, hari sudah petang dan jam yang menggantung di dinding sudah menunjukkan pukul enam sore. Seharusnya Gamma sudah ada di rumah in
Read more

BAB 92 – RENCANA GAMMA

Sudah tiga puluh menit lamanya William dan Romana duduk di sofa berwarna abu-abu itu sembari menonton sebuah acara televisi. Namun, apa yang mereka tunggu tak kunjung terjadi. Ya, mereka menginginkan Gamma segera keluar dari kamar dan menemui mereka. Ah, tapi ya sudahlah, mereka memaklumi bahwa apa yang sedang dilakukan Gamma demi menjaga keharmonisan rumah tangga mereka.“Astaga, kuat sekali kakakku itu, Bu? Sudah tiga puluh menit kita menunggu tapi dia tak kunjung keluar juga! Main berapa ronde, sih, dia?” gerutu William seraya memeriksa arloji hitam yang melingkar di tangan kanannya. Detik itu juga gerutuan sang putra bungsu membuat tawa Romana pecah seketika.“Astaga, Nak. Kau ini, jangan seperti itu. Biarkan saja. Namanya juga pasangan suami istri, sudah sewajarnya bila mereka ingin melakukannya. Jika kau menikah besuk pasti begitu juga, makanya cari pasangan, Will. Supaya kau bisa seperti kakakmu!” Sindir wanita paruh baya itu.Bukan tanpa alasan sang ibu mentakan begitu. Sampai
Read more

BAB 93 – JANGAN BERLEBIHAN

Serra berjalan menapaki ubin berbahan marmer berwarna putih itu dengan hati-hati, mengimbangi langkah sang suami. Untuk menuju kamar, biasanya ia hanya berjalan beberapa meter saja dari dapur, tetapi kali ini ia harus berjalan sebanyak dua kali lipat sebab rumah yang ia tinggali selama tiga bulan ke depan tiga kali lipat lebih besar dari rumah yang ia tinggali sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh suaminya dan juga kesepakatan yang sudah disetujui, mulai pagi ini Serra dan Gamma kembali pindah ke rumah utama Pranadipta bergabung bersama dengan William dan juga Romana. Bukan tanpa alasan mereka segera pindah ke rumah ini, sebab pengerjaan renovasi rumah mulai dikerjakan dalam minggu ini. Ya, Serra tahu, suaminya mengejar waktu agar tidak terlalu dekat dengan waktu kelahiran bayi mereka. Sebetulnya, keputusan Gamma yang ini sudah disanggah berulang kali oleh Serra. Istrinya itu tidak ingin pindah. Menurut perempuan itu, walaupun sedang renovasi masih ada tempat yang bisa ditinggali d
Read more

BAB 94 – MEMBUANG SEMUANYA!

Kedua alis Serra spontan menyatu. Apa yang terjadi dengan Gamma dahulu, ia juga tidak paham. karena jujur selama menikah dengannya tidak pernah sekalipun pria itu bercerita tentang masa lalu. Ia hanya mengetahui sedikit tentang kisah cintanya yang gagal dengan seorang model ternama dari sang mertua. Pun ia sudah mengkonfirmasi kepada Gamma dan pria itu membenarkan fakta itu. Sontak bati Serra bertanya-tanya, adakal hal lain yang tidak ia ketahui tentang suaminya? Apa lagi tentang masa lalunya. “Kenapa begitu? Memangnya ada apa denganmu di masa lalu?” selidik Serra setelah mendengar peringatan suaminya. Tentu perempuan itu merasa ada yang janggal. Jika memang tidak terjadi apa-apa kepada suaminya di masa lalu, bukankah Gamma tidak perlu repot-repot untuk memberikan Serra nasihat seperti itu? “Bukan apa-apa, Sayang. Dulu aku itu nakal, jadi aku malu kalau istriku harus tahu kelakuan nakalku dulu sewaktu remaja. Aku juga tidak ingin kau tahu dari rumber yang salah. Itu saja,” jawab pri
Read more

BAB 95 – PIGURA YANG TERTUTUP KAIN

Sepasang kaki jenjang milik seorang wanita sedang berjalan di sebuah Lorong penghubung antar ruangan. Ia tidak sendirian. Romana, sang mertua dengan sabar dan telaten menemani Serra berjalan sembari menjelaskan bagian-bagian juga fungsi setiap ruangan. Seluruh bangunan ini hampir semuanya berwarna putih. Warna lain yang dominan hanyalah cokelat tua juga kuning gading. Bangunan itu semakin nampak estetik dan mewah berhias dengan perabotan juga aksesori yang berwarna emas. Sore ini Serra memilih menghabiskan waktunya dengan mengelilingi rumah sang mertua. Jujur saja meskipun sudah pernah menginap di rumah ini, ia belum pernah mengertahui bagaimana detail setiap sudut bangunan yang megah ini. “Nah, Serra, ini adalah foto-foto keluarga Pranadipta dan ruangan ini sering digunakan untuk melaksanakan acara penting yang digelar tertutup. Kau tahu? Kedutaan besar untuk Jerman pernah berkunjung di tempat ini. Waktu itu, Gamma berhasil membuat perjanjian kerja sama dengan pemerintah jepang untu
Read more

BAB 96 — OBAT TETES MATA

Kaca yang tergantung di kamar berkelir putih itu terguncang akibat hantaman sebuah tangan kekar milik seorang laki-laki. Pria yang mengenakan piyama hitam itu berulang kali membenturkan tangannya kepada sebuah tembok yang tinggi menjulang. Lalu detik berikutnya menyugar rambutnya yang setengah basah karena air. Ya, pria itu baru saja selesai membersihkan diri juga mendinginkan kepalanya yang terasa ingin pecah. Masalah di kantor juga masalah di rumah ini.Gamma sedang prustasi.Sejak pagi tadi hanya rasa gelisah yang melingkupi hatinya. Gamma hanya khawatir jika Serra mengetahui semua masa lalunya sebelum Ia sendiri siap untuk menceritakan semua hal yang terjadi padanya. Karena masa itu adalah masa kelam yang tak ingin ia ingat lagi. Masa terburuk dimana Gamma harus hancur berkeping-keping, terpuruk, hingga tersuruk.Sebenarnya tidak masalah jika Serra mengetahuinya asal perempuan itu menerimanya. Akan tetapi Gamma tak berani mengambil resiko yang terburuk. Ia tak ingin hal buruk ter
Read more

BAB 97 – SEBUAH PESAN MISTERIUS

Bermacam-macam lauk sudah Serra siapkan di meja makan. Mulai dari makanan berprotein rendah hingga berprotein tinggi semua sudah tersaji dengan rapi. Pagi ini entah kenapa ia begitu ceria, wajahnya berseri bagai bidadari menanti sang suami yang sebentar lagi turun, menghampiri. Wanita hamil itu tidak sendiri, ia ditemani oleh Romana, sang mertua yang sudah lebih dulu duduk di salah satu kursi beberapa saat yang lalu. Mereka sedang menanti kedatangan dua pria pewaris seluruh harta keluarga Pranadipta. “Menantu ibu terlihat ceria sekali, ada apa, Serra? Kau sedang mendapat apa, hm?” tanya Romana kepada Serra. Sedangkan Serra yang ditanya sedemikian rupa hanya tersenyum saja. “Tidak, Bu, aku tidak mendapatkan apa-apa. Aku senang sekali karena hari ini bertepatan dengan peringatan hari yang special, dimana aku dan Gamma sudah enam bulan menikah. Aku tidak menyangka, Bu, kalau aku bisa melewatinya. Meskipun sejak awal aku tidak diinginkan untuk masuk dalam rumah ini. Tapi sekarang aku be
Read more

BAB 98 – KAMAR SEAORANG PUTERI

“Sayang, hari ini aku akan pulang sedikit larut karena ada beberapa hal yang aku selesaikan dengan klien dan kalau terlalu larut, mungkin aku aka menginap di kantor. Kamu tidak apa-apa, kan, kalau aku tinggal?” tanya Gamma selepas menyelesaikan kegiatan sarapan paginya. Kini Lelaki itu sedang mengelap bibirnya dengan selembar tissue yang sudah ia lipat sebelumnya. Serra sendiri tidak menduga bahwa Gamma akan berkata demikian, wanita itu berharap bahwa Gamma akan pulang lebih awal untuk menemaninya di rumah karena akhir-akhir ini ia merasa sangat rindu dengan suaminya itu sekalipun ia bertemu setiap hari. Seketika itu juga wajah Wanita berbadan dua itu menjadi kusut. Gerakan tangan mengaduk nasi pun menjadi lebih pelan. Ada perasaan tidak rela yang sedang memenuhi dadanya saat ini. “Menginap? Bukankah selama ini, selarut apapun kau bekerja, kau pasti akan pulang?” Pertanyaan yang terlontar dari bibir Serra hampir tanpa nada membuat Romana dan William saling bertukar pandang. Sementar
Read more

BAB 99 – RUNTUH

Bagai daun-daun yang dipaksa lepas dari rantingnya, begitulah hati Serra saat ini. Dunia seakan hancur dan langit seakan runtuh.Tubuh ramping dengan perut yang sudah membuncit itu melemas. Semua sisa energi dalam diri tenggelam dalam emosi. Kepercayaan yang selama ini ia bangun kini luluh lantah. Meskipun ia tidak mengerti sepenuhnya apa yang terjadi dengan Gamma di masa lalu, tetap saja hatinya merasa sesak.Kedua tangannya spontan menutup bibir. Lidahnya kelu, tidak ada satu kata pun yang mampu Serra ucapkan. Pun Kedua kakinya tak sanggup melangkah, masih terpaku di depan barisan pigura yang memeluk dinding.Ada orang lain yang pernah menyandang gelar nyonya Pranadipta selain dirinya dan ternyata perempuan itu adalah sosok dalam pigura kecil yang sempat Serra tanyakan kepada sang mertua di awal pernikahan mereka. Namun, entah bagaimana cara Gamma berkompromi dengan semesta. Ia bahkan tak pernah mendapatkan jawaban dan penjelasan apapun, hingga saat ini ia melihat dengan mata kepal
Read more

BAB 100 — FAKTA YANG KEJAM

"Duduklah," ujar Romana seraya menarik tangan menantunya agar menggeser langkah ke bibir ranjang. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, Serra hanya menurut saja dan mengikuti arah sang mertua. Istri Gamma itu tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya mengatur napas, hati, dan pikiran dari berbagai kemungkinan yang akan ia dengar. Mungkin saja ia akan mendengar hal terburuk yang tidak pernah ia duga. Sempat ia berpikir untuk tidak melanjutkan ini. Mungkin memilih berpura-pura tidak tahu agar semua baik-baik saja. Seperti kebanyakan wanita yang memilih untuk memendam semua rasa sakit dan penasarannya demi banyak hal yang harus dijaga.Namun, di sisi lain, egonya memilih untuk mengetahui semuanya. Logikanya meminta penjelasan dari ribuan teka-teki yang selama ini tak bisa ia pecahkan.Dan sekarang adalah kesempatannya.Ia harus siap dengan segala resikonya.Tak lain halnya dengan Romana, wanita yang menjadi ibu kandung Gamma Pramadipta itu beberapa kali memejamkan matanya sebelum membuk
Read more
PREV
1
...
89101112
...
29
DMCA.com Protection Status