Semua Bab Suamiku Miskin Tapi Bohong: Bab 91 - Bab 100

102 Bab

91. Sikap Citra Istri Lukman

“Kami akan selalu menunggu kedatangan suami kami, Pak bagaimanapun nanti akhirnya, kami akan terima dengan ikhlas dan berlapang dada, kami tidak akan menuntut keadilan karena kami tahu kalau Allah sudah memberikan jalan terbaik untuk kami lalui bersama!”“Bapak jangan khawatir dengan kami di kampung Pak, banyak keluarga di sini yang melindungi kami, dan ada Allah bersama kami!”“Bapak dan Ridho kalau mau pulang hari ini atau besok nggak apa-apa Pak, biar di sini kami yang urus, karena di kota masih ada yang di urus, apalagi Ayu masih di rumah sakit!” jelas Nisa.“Terima kasih Nak Nisa dan Nak Yuli, kalian memang menantu baik, terima kasih masih mau menerima anak Bapak masih menjadi suami kalian, Bapak bangga dengan kalian, Bapak bersyukur mempunyai kalian.”“Pesan Bapak kepada kalian didiklah anak-anak kalian menjadi anak yang saleh dan solehah baik di rumah maupun di luar!”“Harta, kekuasaan dan takhta hanya bersifat sementara, kalau tidak pandai-pandai mengelolanya maka akan habis
Baca selengkapnya

92. Kesehatan Pak Sugimin

“Ya sudah angkat dulu, Pak!”“Iya!”@Pak Sugimin{Assalamualaikum, Bu}@Bu Yati{Wa’alaikumsalam Pak, aduh Bapak kok nggak telepon Ibu, Pak? Ibu jadi khawatir dan bagaimana di sana, nggak ada masalah kan, apakah si Citra nggak berbuat ulah?}@Pak Sugimin{ Alhamdulillah Bu, pemakamannya berjalan dengan lancar, nggak ada masalah kok, Ibu tenang saja, ada Nisa dan Yuli yang mengatur di sini}@Bu Yati{Syukurlah Pak, kalau Citra mau menerima kenyataan, tetapi tetap harus ditemani, kasihan Citra pasti dia sedih }@Pak Sugimin{Iya Bu, Nisa sudah tahu pastinya, karena menantu kita ini sudah mengerti, Oh ya Bu bagaimana dengan Ayu, Bapak sampai lupa menanyakan kondisinya?}{Apa kata dokter, Bu bagaimana dengan janinnya apakah selamat?}@Bu Yati{Alhamdulillah Pak, Ayu dan janinnya baik-baik saja, karena kami cepat membawanya ke rumah sakit, tetapi Ayu tetap harus dipantau terus kesehatannya, karena kata dokter jika mengalami seperti kemarin, maka tidak bisa di selamatkan lagi}{Besok pagi
Baca selengkapnya

93. Penculikan Pak Aldi

Sedangkan di rumah Pak Aldi nampak tenang. Mbok Sum dan Bu Salwa saling melepas rindu, dan membuat Mbok Sum menjadi sangat bersalah kepada mereka karena telah membiarkan masalah ini berlarut-larut.Mbok Sum sudah menceritakan semua yang dia tahu kepada Pak Aldi dan Bu Salwa. Mereka hampir tidak percaya dengan cerita Mbok Sum kalau Wisnu sangat dendam kepada mereka, hanya demi memuaskan nafsu Pak Fauzi dia pun rela membuat anaknya menjadi seperti monster.“Maafkan saya Pak, Bu, seandainya saja waktu bisa di putar kembali, tentu Mbok akan menceritakannya dari awal, Mbok takut dengan mereka.”Namun Mbok sudah tenang bisa menceritakan semuanya kepada kalian!” jelas Mbok Sum lega.“Nggak apa-apa Mbok, mungkin sudah jalannya harus seperti ini, dan sebelum di rasa aman, lebih Mbok tidak usah menampakkan diri dulu.”“Wisnu sebentar lagi dia akan ke sini!” ucap Pak Aldi santai.“Buat apa Pah, dia ke sini?” tanya Bu Salwa khawatir.“Dia hanya meminta tanda tangan Papah sebagai pemimpin perusaha
Baca selengkapnya

94. Siasat Bu Yati dan Pak Sugimin

@Pak Sugimin{Ada apa Ki, apa yang terjadi tolong ceritakan sama Bapak}@Rizki{Wisnu Pak, sudah tahu rencana kita buktinya dia berhasil menculik Papah, dan gara-gara dia Mamah pingsan tidak sadarkan diri, sekarang Iki menuju rumah sakit dulu Pak}{Iki bingung Pak, apa yang harus Iki lakukan }{Mbak Linda juga susah di hubungi ke mana mereka, tidak ada yang bisa membantu Iki, Pak}@Pak Sugimin{Siapa bilang tidak ada yang membantu kamu, ada Allah kamu lupa itu. Allah tidak akan menguji umat-Nya diluar batas kemampuannya}{Semua akan baik-baik saja Ki}{Tante Nurma dan Mbak Linda mu sedang sibuk, mereka Bapak tugaskan untuk menjemput Ibu Kania di rumah sakit jiwa}{Bapak juga sudah dalam perjalanan ke kota, karena firasat Bapak mengatakan kita harus bertindak cepat makanya mereka berdua Bapak tugaskan, barusan Bapak bicara dengan Bu Nurma kalau dia sudah berhasil membawa pergi ibu Kania ke tempat yang aman}@Rizki{Maksud Bapak Tante Nurma sudah berhasil membawa Ibu Kania keluar dari r
Baca selengkapnya

95. Kebenaran Yang Terkuak

Melangkahkan kakinya dengan cepat agar Lia maupun mertuanya tidak melihat dirinya yang pergi ke kamar Ayu.Setelah sampai di kamar Ayu, Rangga pun langsung masuk karena sudah di tunggu kedatangannya oleh mereka.“Katakan apa mau kalian dariku?” tanya Rangga sinis.“Silakan duduk dulu Nak Rangga!” ucap Bu Yati ramah.“Cepat katakan apa mau kalian, aku tidak punya waktu banyak untuk kalian!” jawabnya masih sinis.“Aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dekat Pak Fauzi? ”tanya balik Ayu.“Buat apa kalian menanyakan hal itu?” tanya balik lagi Rangga.“Apakah kamu sudah tahu kalau Papah Aldi di culik oleh Wisnu?” Seketika raut wajah Rangga berubah terkejut mendengar Pak Aldi di culik oleh Rangga.“Buat apa Wisnu menculik Pak Aldi?”“Apa maksudmu, apa hubungannya denganku?”“Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan denganku?” tanyanya bingung.“Jika hanya basa basi seperti ini lebih baik aku pergi saja, membuang-buang waktu aku saja kalian!” hardiknya.“Aku tidak tahu apa-apa tentang p
Baca selengkapnya

96. Taktik Wisnu

“Eh ada Nak Rizki, bagaimana keadaan Bu Salwa sekarang Ibu harap tidak ada yang serius, ”tanya Bu Yati khawatir.“Alhamdulillah, Bu tidak apa-apa sudah di tangani dokter sekarang lagi istirahat dan di temani oleh Mbok Sum,” jelas Rizki sembari melihat ke arah Rangga yang duduk di lantai dengan keadaan kacau.“Sayang, kenapa dia ada di sini, apa yang dia lakukannya?” tanya Rizki kepada Ayu.“Ayu yang panggil Mas Rangga, Bang!”“Buat apa kamu memanggil dia?”“Mas Rangga ternyata belum tahu kalau Wisnu itu saudara tirinya, makanya dia shock, apalagi Tante Tania bilang kalau itu memang benar,” jelas Ayu yang merasa iba dengan Rangga.Rizki lalu menghampiri Rangga yang duduk di lantai dengan wajah berantakan dan masih terdengar suara usak tangis dalam diri Rangga.Rizki ikut duduk di lantai dan memperhatikan Rangga.Hidup itu aneh Bro, mungkin kamu masih ingat pertama kali kita bertemu, kamu selalu membanggakan diri kamu kalau kamu adalah yang terbaik, tetapi kenyataannya kamu hanya seoran
Baca selengkapnya

97. Kesadaran Pakdhe Sukirman

“Bagaimana ini Pak, Hei kalian kenapa menjaga istri dan mertuaku kalian tidak bisa, apa kerja kalian?” tanya Rizki marah.“Sudah Nak Iki jangan marah-marah, ini bukan mereka yang salah tetapi ini adalah rekayasa Bapak,” jawab Pak Sugimin tenang.“Maksud Bapak, bagaimana?” tanya Rizki bingung.“Maksudnya Bapak sebenarnya memang ini rencana nya kami, agar dapat mengetahui jejak Wisnu. Ayu sudah kami pasangkan alat perekam suara agar kami tahu tempat mereka membawa Ayu,” jelas Ridho kepada Rizki.“Kenapa harus melibatkan Ayu, Wisnu sangat menyukai Ayu Pak, aku nggak rela Ayu menjadi milik Wisnu sampai kapan pun!” sahut yang masih tersulut emosi.“Iya Bapak paham Ki, tetapi menurut Bapak ini adalah salah satu cara agar masalah ini selesai dan kalian dapat hidup dengan tenang tanpa ada orang lain yang ingin merusak kehidupan kalian lagi,” jelas Pak Sugimin berusaha membuat Rizki mengerti.“Baiklah kalau menurut Bapak itu lebih baik.”“Sekarang bagaimana selanjutnya, apa yang akan kita laku
Baca selengkapnya

98. Kenyataan Yang Pahit

Sementara di kediaman rumah Wisnu.Pak Aldi yang masih dalam keadaan pingsan dan terikat di kursi berada di ruang tengah. Sedangkan Wisnu menempatkan Ayu di sebuah kamar pribadi miliknya dan Bu Yati di kamar lain juga.Wisnu mengikat kedua tangan dan kaki Ayu dengan kencang di kursi kayu.Ayu masih dalam keadaan tak sadarkan diri karena masih dalam pengaruh obat bius.Ruangan kamarnya pun telah dihiasi oleh harumnya bunga mawar putih yang merupakan kesukaan Ayu. “Rahayu Wulandari, nama yang cantik sesuai dengan wajahmu yang tidak bosan aku memandangmu dengan secantik bunga mawar ini.”“Rizki itu tidak pantas untuk mendapatkan kamu, Yu!”“Saat Rizki mengatakan kalau dia menemukan tambatan hatinya dan memberikan foto kamu untuk pertama kali aku sangat menyukaimu,” ucapnya penuh semangat.Tak lama kemudian Ayu siuman dari pingsannya dan kepalanya mulai pusing dan dia pun terkejut tangan dan kakinya sudah terikat di kursi dan memandang sekeliling dengan penuh rasa heran.“Selamat datang
Baca selengkapnya

99. Penangkapan Wisnu

Wajah Pak Fauzi datar tidak ada ekspresinya, namun tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak seperti orang nggak waras.Membuat mereka menjadi bingung dengan tingkah laku Pak Fauzi.“Hahahaaha ... Aldi-Aldi kamu memang dari dulu sangat polos bin lugu, kamu itu terlalu gampang memaafkan orang lain!”“Kamu terlalu naif Aldi, kamu selalu mempercayaiku padahal akulah yang menjadi dalang kehancuranmu hahaha...” tawanya lagi.Wisnu suruh Aldi tanda tangan semua berkas untuk pengalihan harta warisan sebagai penebus nyawanya!”“Kamu tidak ingin kan mati sia-sia di sini?” tanya Pak Fauzi lantang.“Saya tidak akan memberikan sepeserpun kepada kalian, semua yang saya dapatkan adalah murni dari kerja keras saya, lebih baik saya sumbangkan ke yayasan kalau kalian mengambilnya secara paksa!” Rizkiansyah Wiranata adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis saya, karena dia darah daging saya, bukan kamu Wisnu!”“Kamu hanya anak angkat bukan anak kandung saya, lagian kamu mempunyai orang tua yang masih lengkap
Baca selengkapnya

100. Akhir Dari Balas Dendam

“Kalau begitu kami pamit dulu, Assalamua’alaikum! ”ucap Tante Nurma.“Wa’alaikum salam! “sahut Pak Sugimin.Wisnu yang di gebrak oleh polisi di rumahnya, meronta-ronta, dia tidak bisa menerima kenyataan kalau dia kalah dari Rizki.Sebagian warga pun melihat aksi para polisi mengamankan Wisnu yang tangkap dengan tangan di borgol, warga tidak menyangka jika seorang Wisnu tega ingin menghabisi ayah kandungnya sendiri.Entah dari mana masalah ini cepat tersebar tiba-tiba ada saja wartawan yang mencari berita hangat tentang keluarga Wiranata.“Akan ku balas kalian, kamu belum menang Rizki, jika kau tidak bisa mendapatkan Ayu, kamu juga tidak boleh mendapatkannya!”“Kalian tunggu saja pembalasanku!”“Kamu Rizki, terutama kamu yang akan aku bayangi selama kamu tidak mau melepaskan Ayu, untukku hahaha ...!” ucap Wisnu mengancam.“Baik Wisnu, aku tunggu kamu sampai di mana nyalimu sama dengan perbuatanmu!” gertak Rizki kepada Wisnu.“sudah nanti saja berdebatnya kalau sudah di kantor polisi!”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status