Otakku masih berpikir keras, apa yang membuat ia bisa berubah secara mendadak? Mbak Vita menadahkan tangannya," Ayo, As. Mana ponselmu." Aku tersenyum dan mengangguk lalu bergegas ke kamar untuk mengambil benda pipih persegi itu. Namun, saat kuambil ternyata mati karena kehabisan baterai. Ya, di sini benda canggih sejuta umat itu berubah menjadi barang tidak berguna. Apapun merk ponselnya kalau tidak ad jaringan, ya percuma, kan? Segera kuambil pengisi saya dan menghubungkannya degan stop kontak, tidak lama ponsel itu bisa berkedip kembali. "Mana, As, ponselnya?" tanya Mbak Vita saat aku keluar dengan tangan kosong. "Sedang ku--charge karena baterainya habis. Nanti saja, ya?" "Sekarang saja, bawa sini ponselnya." Mbak Vita mengulurkan tangan. "Sudah kubilang kalau ponselnya sedang di-charge, Mbak?" ucapku. Ish, kenapa dia ngeyel banget, seolah ingin agar aku segera pergi dari rumah ini. "Ambil aja nggak apa-apa. Kalau sudah terisi sekian persen sudah bisa nyala, kan?" Aku tid
Baca selengkapnya