"Diaaaz!" teriak Arzen yang sudah berada di luar."Baiiik!" Diaz berseru. "Aku butuh penjelasan darimu, Naf." Setelah berkata seperti itu, Diaz tergopoh menyusul Arzen.BRUGHAku terkesiap saat Diaz seolah sengaja menabrak Deva."Suami lu yang mana, Naf? Kenapa dua-duanya terlihat cemburu sama gue?" tanya Deva bingung sambil menggaruk janggutnya. Begitu mobil Arzen telah berlalu."Yang keluar duluan," jawabku lirih.Deva berjengit. "Tapi, yang terlihat jauh lebih care ke lu itu yang nabrak gue barusan," tukas Deva tampak heran. Dia menoleh lagi ke belakang, padahal baik Arzen maupun Diaz sudah tidak terlihat lagi bayangannya.Aku menipiskan bibir. "Memang begitu, yang baik dan peduli sama aku justru orang lain. Kamu contohnya, Ko," jujurku sambil menekan dada Deva dengan telunjuk. Deva pura-pura terhuyung ke belakang oleh tekanan kecil dari telunjukku. Membuat aku terkikik kecil. "Makasih ya udah ngasih tumpangan," ucapku kemudian."Buat lu semua gue jabanin, Naf." Deva berucap sambil
Terakhir Diperbarui : 2022-09-07 Baca selengkapnya