Semua Bab Kujual Suamiku Seharga 1 Miliar: Bab 111 - Bab 120

129 Bab

bab 111

"Aku ikut, Pa." Arumi terlihat marah juga dengan apa yang suaminya ceritakan.Akan tetapi, di sana Nugroho menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dia tidak mau kalau Arumi sampai ikut ke kantor polisi. Bukan tanpa alasan, emosi perempuan akan sangat berbeda dengan laki-laki. Terlebih lagi, Citra harus ada yang menemani di rumah. "Citra lebih dekat sama kamu, Ma. Dia pasti butuh kamu di saat kayak gini. Jadi tolong diamlah di rumah dan percayakan semuanya sama Papa. Oke?"Di sana Arumi tidak punya pilihan lain selain mengiyakan permintaan suaminya dengan menganggukkan kepala. Nugroho meyakinkan istrinya, kalau dia pasti akan menghukum perlakukan Aldo pada Citra."Dia akan dapat balasannya.""Pa, hati-hati! Jangan emosi!" ucap Arumi mengingatkan.Sayangnya emosi Nugroho sejak tadi sudah memuncak. Bahkan siap meledak kalau-kalau matanya menemukan Aldo. Nugroho pun pergi, semengara Arumi hanya diam saja di kamarnya. Dia segan untuk datang pada Citra dan menenyakan keadaannya, dia sangat tah
Baca selengkapnya

bab 112

Rasa kram di perut Kinanti perlahan melemah, saat dia sudah mulai tenang. Bahkan saat diperiksa pun dokter tidak menemukan sesuatu yang serius dan bermasalah. Kinanti hanya syok, yang membuat perutnya kram, dan mengalami kontraksi. "Jadi, ini aman dokter?""Setelah dilakukan pemeriksaan, memang tidak ada hal serius atau bermasalah pada kandungan Ibu Kinanti. Semuanya sehat, bayinya juga sehat, semoga selalu seperti ini sampai waktunya melahirkan nanti.""Sakit perut tadi? Bukan mau melahirkan?" tanya Miranti.Dokter menggeleng lalu menjawab, "Tidak Bu, untuk melahirkan masih lama. Ini saya buatkan resep, ya."Miranti menggenggam tangan Kinanti dan keduanya pun merasa lega. Mereka tadi terlalu panik soal Aldo, jadinya ikutan panik pada kehamilan Kinanti juga. Padahal kram di perut sesuatu yang normal terjadi."Jadi saya diperbolehkan pulang ya, Dokter?"Dokter menjawab sembari tersenyum, "Tentu saja doang. Banyakin istirahat ya, Bu. Jangan banyak pikiran. Orang hamil, hanya harus fokus
Baca selengkapnya

bab 113

"Lepasin! Saya belum selesai dengan dia tolong lepasin!" teriak Kinanti berusaha melepaskan diri saat security menyeretnya keluar gedung.Tetapi baru saja mereka sampai di Lobi, tiba-tiba raut wajah Kinanty berubah beserta dengan rasa sakit yang menyerang tepat pada daerah perutnya. Ia pun berhenti dan meringis kesakitan."A-aw!! Stop!!" Kinanty melepas cengkraman pria kekar itu dan lantas memegangi area perutnya, "S-sakit ... "Mendengar dan melihat itu lantas membuat security terkejut dan segera menanyakan kondisi wanita itu, "Ada apa, Bu? Anda tidak apa-apa?""Ck! Gak apa-apa mata lu! Jelas-jelas gue lagi nahan sakit!" Kinanty tiba-tiba membentak Security tersebut karena rasa sakit yang membandel.Mendapati hal itu, security tersebut segera meminta pertolongan pada karyawan sekitar yang berlalu lalang, sementara dirinya cepat-cepat menuju meja resepsionis untuk memanggil Ambulance. Bahkan tepat saat Ambulance itu tiba Kinanty segera dibawa menuju rumah sakit.Sepanjang perjalanan,
Baca selengkapnya

bab 114

Hari-hari berganti dan terasa lebih baik, begitu juga dengan hubungan di antara Alex dan Kinanty yang rupanya berjalan dengan lancar. Bahkan saat Alex mengetahui beberapa kenyataan hidup yang dialami oleh wanita itu. Alex juga mengetahui penyebab Kinanty dirawat di rumah sakit beberapa hari lalu karena suaminya yang ternyata mendekam di dalam jeruji besi.Seolah merasa iba Alex pun terus berada di sisi Kinanty, entah itu menenangkannya atau apapun agar membuat wanita itu merasa lebih baik. Seperti saat ini, mereka makan siang di sebuah restoran mewah dengan Alex yang membayarkannya."Kenapa kamu cantik sekali hari ini meski dengan perut buncitmu?" gumamnya dalam hati.Ya, sejak tadi Alex memang tak bisa berhenti memandangi paras cantik Kinanty di hadapannya, saat wanita itu tengah menyantap makanan dan menyedit minuman, entah mengapa hal itu terlihat begitu gemas di matanya.Tanpa disadari pula, Alex telah menyimpan benih-benih cinta untuk Kinanty, sosok wanita hamil yang masih menjad
Baca selengkapnya

bab 115

"Mana Kinanty? Belum balik juga," gumam Alex dengan terus memandangi pintu masuk lapas.Di balik kemudinya, lelaki itu mulai tampak gelisah setelah beberapa jam berlalu menunggu Kinanty namun wanita itu tak kunjung muncul dari balik pintu tersebut, membuatnya sedikit merasa cemas.Beberapa kali pula Alex tampak menarik napas panjangnya seolah berusaha menguasai diri meski rasanya begitu sulit. Hingga pada akhirnya sosok wanita itu mulai muncul dan sukses melebur rasa khawatir yang mendera.Dengan senyuman lega Alex bergumam, "Akhirnya ... kupikir aku harus turun dan memastikan kalau laki-laki itu gak mengapa-apakan calon istriku."Kinanty melambaikan tangannya berjalan menuju tempat mobil itu terparkir lalu memasukinya. Wanita itu tak berhenti tersenyum seolah diliputi kebahagiaan."Gimana? Jangan cuma senyum-senyum terus diam aja," cetus Alex tak sabar."Emangnya gak cukup kalo lihat ekspresiku aja?" Kinanty menatap Alex dengan seringaian yang cukup dalam, "Bukan Kinanty kalo gak bis
Baca selengkapnya

Bab 116

Jika keluarga Aldo saat ini sedang mengalami keterpurukkan, lain halnya dengan keluarga mantan istrinya yaitu Citra. Karena tepat saat ini wanita itu dan keluarganya tengah menikmati hari-hari bahagia yang datang menghampiri.Ya! Tak perlu menghabiskan waktu yang lama karena mereka bisa membawa perusahaan mereka kembali ke puncak kejayaannya lagi dan itu semua bukan hanya kerja keras Citra seorang namun ada pihak lain yang tentu terlibat."Senang bekerja sama dengan anda, Pak Rahmat," ucap Citra kala ia menjabat tangan pria itu.Rahmat tentu mengangguk dengan oenuh kemenangan.Betul, siapa lagi kalau bukan Rahmat? Seorang sekertaris pribadi dari Guntur yang ternyata selama ini telah berkhianat kepada boss-nya sendiri. Hal itu Rahmat lakukan karena ia sudah tidak tahan atas perlakuan kasar Guntur padanya yang terkadang semena-mena dan tidak pernah menghargai pengabdiannya selama ini.Rahmat tak berhenti memancarkan senyuman itu dan merasa sangat puas karena pada akhirnya kekesalan yang
Baca selengkapnya

bab 117

Jika keluarga Aldo saat ini sedang mengalami keterpurukkan, lain halnya dengan keluarga mantan istrinya yaitu Citra. Karena tepat saat ini wanita itu dan keluarganya tengah menikmati hari-hari bahagia yang datang menghampiri.Ya! Tak perlu menghabiskan waktu yang lama karena mereka bisa membawa perusahaan mereka kembali ke puncak kejayaannya lagi dan itu semua bukan hanya kerja keras Citra seorang namun ada pihak lain yang tentu terlibat."Senang bekerja sama dengan anda, Pak Rahmat," ucap Citra kala ia menjabat tangan pria itu.Rahmat tentu mengangguk dengan oenuh kemenangan.Betul, siapa lagi kalau bukan Rahmat? Seorang sekertaris pribadi dari Guntur yang ternyata selama ini telah berkhianat kepada boss-nya sendiri. Hal itu Rahmat lakukan karena ia sudah tidak tahan atas perlakuan kasar Guntur padanya yang terkadang semena-mena dan tidak pernah menghargai pengabdiannya selama ini.Rahmat tak berhenti memancarkan senyuman itu dan merasa sangat puas karena pada akhirnya kekesalan yang
Baca selengkapnya

bab 118

“Heh, ibu siapa kok malah marah-marah di rumah saya? Pintu ini bisa jebol kalau digedor-gedor terus!” sungut Guntur yang tak terima karena orang asing itu membuat kegaduhan di tempat tinggalnya.“Masih nanya saya siapa? Tanya tuh sama si Raya. Ke mana wanita murahan itu, ha? Mau aku cakar-cakaran mukanya,” balas perempuan yang memakai perhiasan emas di leher juga pergelangan tangannya.“Emang ibu punya masalah apa sama Raya? Jangan ribut-ribut nggak jelas begini. Saya ikut emosi yang ada,” ujar Guntur berusaha untuk meredam emosi walaupun sangat kesulitan.“Dia itu pelakor! Tolong diajarin ya, jangan jadi wanita murahan sampai godain suami orang cuma untuk dapatin uang. Memangnya dia nggak bisa cari kerjaan yang halal? Huh, mana dia? Saya cuma mau ketemu sama wanita gila itu,” seru wanita tanpa identitas tersebut. Emosinya masih meledak-ledak, tak bisa ditahan.Guntur pun semakin bingung. Pasalnya, Raya tidak ada di rumah. Ingin menyuruh Miranti untuk menyelesaikan masalah ini, pasti
Baca selengkapnya

bab 119

Pria yang umurnya ditaksir sekitar lima puluh tahunan itu hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala pelan. Tatapan manik matanya mengartikan berbeda. Ia semakin senang saat melihat Raya hampir menghabiskan minuman yang ia beri.‘Teruskan. Habiskan minuman itu manis’ batinnya senang. Karena jika minuman itu habis diminum oleh targetnya, maka rencananya akan berjalan dengan mulus.“Minuman yang lumayan mengenakkan,” ujar Raya dengan kepala yang sedikit pusing. Awalnya, dia tak curiga. Karena Raya pikir, efek minuman alkohol memang dasarnya begitu.“Tentu saja. Kau suka?” tanya pria berkumis tipis itu.“Lumayan.” Raya menjawab pendek. Karena rasa pusing itu semakin hebat mendera kepalanya.“Sekarang bagaimana?” Pria itu tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya yang rapi.“Kepalaku pusing.” Raya pun menjatuhkan kepalanya ke meja bartender. Dia sudah tak bisa menyangga berat tubuhnya.“Memang seharusnya begitu.” Pria itu pun terkekeh. Gegas membopong Raya menjauh dari meja bartender
Baca selengkapnya

bab 120

Mata Kinanti terbuka, saat dia merasa sebuah tangan memeluknya dari belakang. Deru napasnya pun terdengar di belakang telinganya. Embusan hangat dengan suara dengkur yang sedikit mengusik itu malah membuat Kinanti tersenyum.Kinanti tahu tangan siapa yang menyentuh perutnya. Kinanti malah menggenggam jemari tangan itu, ibu jarinya mengelus genggaman tangannya. "Kirain tadi siapa, kok tidur di sini?" ujarnya, yang kini kembali tersenyum manis.Bahkan, tangan Kinanti satunya menyentuh kepala laki-laki bernama Alex itu. Sosok yang sebentar lagi akan menggantikan posisi Aldo, ya dia akan menjadi suami Kinanti sebentar lagi.Kinanti berbalik, posisi badannya kini berbalik menatap laki-laki di belakangnya itu. Wajah tampan tengah terlelap, sebenarnya tidak begitu nyenyak, karena beberapa kali Alex memanggil nama Kinanti. Namun, Kinanti memintanya untuk tetap tidur, melanjutkan mimpi yang entah apa."Tidur lagi aja. Aku di sini, kok."Tangan besar Alex memeluk tubuh Kinanti, yang membuat pos
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status