Bab 42*Dua Minggu setelah itu, Fika dan sopirnya menjemputku di kampung tepat dua hari sebelum resepsi pernikahan dimulai. Katanya untuk melakukan persiapan yang matang, padahal semua persiapan baju, katering, tamu undangan, semua sudah disiapkan pihak keluarga mempelai laki-laki. Dari kampung tak ada yang aku undang, aku hanya datang bersama Bude dan Farah juga suaminya, karena hanya mereka saja keluargaku. Nenek tetap tak mau datang, ia tak ingin mengubah pendiriannya terhadapku. Tak ingin sedikit saja menghargaiku.Masih teringat jelas, ketika Salman dengan niat baiknya datang menjemput restu dari nenek. Sore itu, nenek sedang bersantai di teras, Salman datang dengan membawa beberapa buah tangan berupa buah dan sirup. Lelaki itu dengan sopan menyalami nenek. Aku masih ingat, bahkan nenek tak menyuruhnya masuk, ia hanya dipersilakan duduk di luar, di kursi satu lagi yang ada di terasnya, sedangkan aku hanya berdiri.“Saya mau meminta restu nenek untuk menikahi Sekar,” ucap Salman
Terakhir Diperbarui : 2022-10-14 Baca selengkapnya