Rama meminta Hayati kembali berbaring dan beristirahat. “Ceritakan nanti saja, lebih baik kamu rehat.”“Mas Rama, aku nggak enak kalau Mas Rama harus temani disini. Mas Rama boleh pulang, aku bisa mengurus kepulanganku,” ujar Hayati.“Sudahlah, sebaiknya kamu istirahat. Besok pagi dokter akan periksa kondisi kamu, kalau sudah membaik boleh pulang.”“Tapi ….”“Hayati, kalau kamu tidak mengijinkan aku di sini, aku akan hubungi keluargamu atau suamimu,” ancam Rama.“Jangan Mas, iya aku akan istirahat.”Tidak lama, Hayati akhirnya kembali tertidur. Rama menatap Hayati, wajah cantik, lelah dan pucat. Menghela nafasnya mengingat kisahnya dengan Hayati. Dirinya masih merasa bersalah dengan apa yang Hayati alami, harus menikah dan menjadi istri keduanya bahkan Ayahnya meninggal karena kecelakaan dan itupun ulah Rama.***“Habiskan!”“Enggak Mas, perut aku mual,” keluh Hayati lalu menyerahkan mangkuk berisi bubur pada Rama. Selang infus di tangan Hayati sudah dilepas, dokter sudah memperbolehk
Last Updated : 2022-11-27 Read more