Semua Bab Legenda Raja Pendekar: Bab 121 - Bab 130

463 Bab

JILID 121 | Menyusup

Sekilas melirik. Jen Ting tahu keadaan Jiu Long dan Yu Jin. Ia harus mengulur waktu. Ia menatap tajam Yun Ching. "Kenapa kau melakukan perbuatan sekeji itu? Siapa kamu sebenarnya dan apa maksudmu?"Yun Ching tertawa terbahak-bahak. Suaranya menggema seantero desa dan hutan. Bulu kuduk Jen Ting berdiri. Ngeri menyaksikan perubahan wajah dan watak lelaki yang dulu dikenalnya sebagai kakak perguruan yang santun. "Tenagamu itu, kamu tidak seperti seseorang yang tenaga dalamnya cacat.""Aku tak pernah luka, dan aku tak pernah dipukul Zhang Ma, itu hanya cerita bohong!""Jadi kamu sekongkol dengan para penyerbu, mengkhianati guru, menghancurkan perguruanmu sediri, kenapa?"Sepasang mata Yun Ching memancarkan rasa dendam. "Aku harus membasmi semua orang Partai Naga Emas, kecuali kamu Jen Ting. Kamu akan kuperisteri, kamu akan menjadi isteri ketua partai Naga Hitam. Partai yang nantinya menguasai dunia kependekaran dan diagung-agungkan orang."Jen Ting mem
Baca selengkapnya

JILID 122 | Jen ting Melawan

Inilah murid pengkhianat yang dicari-cari selama ini. Tubuh Yu Jin semakin gemetar, bergetar hebat. Jiu Long mencelos, gurunya dalam keadaan kritis. Mendengar kisah pengkhianatan itu perhatian Yu Jin terpecah. Hal ini bisa mencelakakan mereka berdua. Jiu Long cepat mengempos seluruh tenaga dingin ke tubuh gurunya.Yun Ching tertawa. "Yu Jin, percuma tak ada obatnya, kamu akan mati, aku titip pesan agar di kubur nanti, kau beritahu Sun Zuolin dan Wei Hu apa yang kuceritakan tadi."Jen Ting tak bisa mengendalikan diri lagi. Ia melesat menyerang Yun Ching. pedang di tangannya mencakar semua jalan darah kematian. Yun Ching berkelit sambil berkata sinis. "Kau bukan tandingku, pedang itu cuma mainan anak-anak. Lebih baik jadi isteriku, kamu sudah merasakan keperkasaanku di tempat tidur, ketika itu kamu mendesah berteriak saking nikmatnya, kau sudah lupa itu? Jen Ting aku lebih Perkasa dari bocah ingusan itu!"Jen Ting merasa malu sekaligus marah dan kalap. "Lelaki jah
Baca selengkapnya

JILID 123 | Tenaga Angin Es dan Api

Tadi pada saat Yun Ching menyerang. Jiu Long sebenarnya sudah pasrah. Lantas matanya sempat melihat empat butir batu tergeletak di tanah dekat tangannya. Ia berlaku nekad. Tak ada bedanya ia tetap akan mati, kecuali jika peluang ini bisa dimanfaatkan. Ia memindahkan seluruh tenaga ke tangan kanan yang memeluk Yu Jin, tangan kiri yang tak bertenaga turun, meraup empat kerikil. Lalu tenaganya dikembalikan pada posisi sebelumnya, jeriji tangan kiri menyentil ke arah lawan. Semua gerakan dilakukan dengan cepat dan tepat.Tenaga Angin Es dan Api memperlihatkan keajaiban. Yun Ching tak mengira Jiu Long bisa menyerang. Dua batu pertama dengan tepat menghantam dahi dan mulutnya. Yun Ching terkejut bagai disambar halilintar. Tetapi ia hebat, ia bisa mengelak dua batu susulan begitupun lemparan pedang Jen Ting.Untung bagi Yun Ching, sentilan itu tidak sempat menggunakan tenaga sepenuhnya, hanya sebagian tenaga saja. Meskipun demikian cukup membuat semangat Yun Ching te
Baca selengkapnya

JILID 124 | Menyalurkan Tenaga

Ini gila bagaimana mungkin Jen Ting mendadak bisa punya tenaga sehebat itu. Dari mana datangnya tenaga Jen Ting itu? Dan jurus apa tadi yang digunakan Jen Ting, jurus aneh tetapi sangat ampuh? Dia memang tak pernah mengenal dan belum sempat mempelajari Naga Emas Pamungkas yang handal itu.Mata Yun Ching menangkap sebab musababnya. Tangan Jiu Long memegang tumit kaki Jen Ting. Rupanya dari situ Jen Ting memperoleh tenaga besar itu.Tetapi ia tetap saja heran, tak mungkin ada kejadian aneh begitu. Jiu Long sedang menolong Yu Jin dengan pengerahan tenaga dalam, tak mungkin bisa membantu tenaga dalam lewat tumit kaki Jen Ting. Karena begitu Jiu Long mengalihkan sedikit saja perhatian apalagi tenaga dalamnya ke tempat lain, maka Yu Jin akan muntah darah. Dan Jiu Long pun akan menderita luka dalam yang parah akibat tenaga dalamnya yang memukul balik.Bukan cuma Yun Ching yang heran, Jiu Long dan Jen Ting pun tak habis heran. Tadi sebenarnya ketika Jiu Long me
Baca selengkapnya

JILID 125 | Penyusup Dari Partai Naga Hitam

Memang aneh. Tadinya Jiu Long apalagi Jen Ting, tak bisa memainkan jurus Pamungkas dengan pengerahan tenaga penuh lantaran terkandas pada kalimat ‘Aku hendaknya menjadi perahumu menyeberangi laut kesusahan’ belum terserap. Tetapi kenapa tadi itu jurus Naga di Langit kesembilan bisa dimainkan dengan tenaga penuh, tenaga panas Angin Es dan Api yang sampai memukul mundur Yun Ching. Sebabnya tidak lain karena Inti Ilmu Naga Pamungkas pada prinsipnya adalah ilmu meminjam tenaga dari luar yang diolah dengan tambahan tenaga sendiri menjadi serangan balik. Dan karena Jen Ting yang memainkan jurus sedang tenaganya adalah tenaga Jiu Long, maka jurus itu bisa dimainkan sempurna dengan tenaga penuh. Sayang sekali Jiu Long tidak mengerti sebab musabab keberhasilan jurus tadi, dan ia pun tak punya waktu memikirkan keberhasilan dan keajaiban tadi. Yun Ching pun tak mau berpikir mencari tahu sebab musabab jurus yang membuat ia terpukul mundur.Yun Ching melotot.
Baca selengkapnya

JILID 126 | Sulit Mempercayai

Membuang pikiran tadi, ia menatap Jiu Long. Dilihatnya lelaki itu sedang memejam mata, tangannya nempel di dada Yu Jin. Ia takjub mendengar suara nafas Jiu Long yang teratur, hilang dan timbul, lembut dan perlahan. Pertanda tenaga dalamnya sulit diukur. Setahu Jen Ting, hanya mendiang gurunya saja yang tenaga dalamnya mumpuni seperti itu.Jen Ting menoleh ke Yu Jin yang masih berada di pangkuan Jiu Long. Orangtua itu kelihatan membaik. Matanya terpejam. Nafasnya teratur meskipun kadang tersendat. Wajahnya yang tadinya pucat bagaikan mayat kini mulai memerah dan berkeringat.Jen Ting menghela nafas lega. Ia memandang kekasihnya dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa semakin mencintai lelaki itu, cintanya makin subur. "Sungguh, aku tak bisa hidup tanpa dia," gumamnya dalam hati. Ia memejamkan mata, semadi, menghimpun semua tenaganya yang sudah cerai-berai disebabkan pertarungan keras dan pertentangan batin dalam dirinyaMatahari mulai doyong ke Barat. Jen Ting sudah
Baca selengkapnya

JILID 127 | Terima Tugasmu

Jiu Long menjatuhkan diri berlutut di hadapan gurunya, memegang lutut gurunya. "Guru, aku tidak berani.”Kalimat itu tidak selesai karena Yu Jin memotong. "Berdiri Jiu Long, berdirilah dan terima tugasmu dengan jantan. Seorang lelaki sejati, pendekar sejati, tak akan pernah menolak tugas seberat apa pun yang diberikan kepadanya. Sekarang kamu masih memanggil aku sebagai guru, tetapi tak lama lagi kau akan menjadi ketua Partai Naga Emas. Aku hanya perlu berjumpa dengan Kakak Liu Xing untuk menjelaskan persoalan ini. Ia pasti setuju!"Mendengar nama Liu Xing disebut mendatangkan perasaan berbeda dalam sanubari sepasang kekasih itu. Jen Ting merasa kikuk, bagaimana menghadapi Liu Xing yang pernah melampiaskan nafsu bejat menikmati tubuhnya. Jiu Long senang lantaran bisa menceritakan pertemuannya dengan paman gurunya itu. Tak lupa ia menceritakan pengalaman Liu Xing yang didengarnya sendiri dari cerita paman guruku. Malam hari ketiganya menginap di rumah salah seoran
Baca selengkapnya

JILID 128 | Semua ilmu itu bersih

Kemudian Yu Jin menyuruh Jiu Long memainkan Naga Emas Pamungkas. Orangtua itu membayangkan kembali penuturan Tian Shan yang pernah melihat jurus Pamungkas ketika Sepuh Sun Jian merobohkan pendekar Takadagawe. Tapi Yu Jin bagai membentur tembok, makna kalimat ‘Aku hendaknya menjadi perahumu menyeberangi laut kesusahan’ sebagai inti pemahaman jurus Naga Emas Pamungkas tetap tak bisa ditembus. "Guru, apa hebatnya ilmu Naga Hitam Kelam dan kenapa hawa pukulannya berbau busuk? Tadi Jen Ting bersikap aneh, ia seperti ditenung ketika diserang Yun Ching. Mungkinkah jurus itu mengandung sihir ilmu hitam?""Semua ilmu pada mulanya bersih tetapi bila jatuh di tangan orang jahat akan berubah menjadi ilmu yang membinasakan. Bila jatuh ke tangan orang bersih akan digunakan untuk membela keadilan. Ilmu Naga Hitam Kelam pada mulanya diciptakan seorang pendeta asal India sekitar duaratus tahun lalu. Aku tidak tahu persis ilmu itu, tapi konon ada
Baca selengkapnya

JILID 129 | Semua Yang Hidup Ini Akan Mati

"Paman, kita harus memberitahu paman Liu Xing agar terhindar dari bokongan Yun Ching.""Tapi di mana menemukan Kakak Liu Xing? Semoga kita menemukannya di pertemuan Wuwei.""Guru, kau ikut ke Wuwei?""Ya kenapa tidak? Semua orang ingin menyaksikan pemenang yang menyandang gelar lima pendekar paling sakti di dataran tengah. Kenapa? Kamu khawatir akan keselamatanku?""Tetapi kalau jumpa musuh-musuhmu, sedang kau belum sembuh, hal ini bisa menyulitkanmu, guru.""Jiu Long, semua yang hidup ini akan mati. Tak ada kecualinya. Aku sudah lama hidup. Aku tidak menyesal kalau harus mati sekarang, apalagi setelah tahu Partai Naga Emas sudah punya ahli waris sejati. Aku ingin menyaksikan adu ilmu itu, kupikir semua pendekar akan tumpah ruah di Wuwei. Tak usah khawatir akan diriku. Biarlah, apa yang harus terjadi, terjadilah."Apa yang dikatakan Yu Jin benar semata. Seluruh pendekar dataran tengah akan tumpah ruah di Wuwei menyaksikan perebutan gengsi ya
Baca selengkapnya

JILID 130 | Saling Mencintai

Dari jauh tampak gunung Wuwei bagai menyundul langit. Seperti gunung tak bermahkota, puncaknya tersembunyi di antara semaraknya awan, ada suatu kekuatan raksasa yang terpendam di dalamnya. Wuwei hanya sebuah gunung, tapi bukan sekedar gunung.Hari itu Wuwei dikunjungi banyak tamu. Tak pernah sebanyak itu sebelumnya. Orang-orang itu mendaki lereng Selatan dengan membisu seribu bahasa. Kawan dengan kawan tak saling tegur. Kawan dan lawan pun pura-pura tak kenal. Dari dandanan maupun gerak, tak salah lagi hampir semua tamu adalah mereka yang menguasai ilmu.Meskipun ada beberapa orang awam ikut datang untuk menonton keramaian atau pedagang yang menjual makanan dan minuman.Hampir seluruh penjuru dataran tengah mengetahui adanya perang tanding adu kepandaian untuk memilih lima pendekar paling jago di dataran tengah. Hari itu orang mulai berdatangan, meskipun hari pertarungan baru akan dimulai dua hari lagi.Jiu Long bertiga Yu Jin dan Jen Ting mendaki lereng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
47
DMCA.com Protection Status