Home / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Liu Shin / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Legenda Pendekar Pedang Liu Shin: Chapter 191 - Chapter 200

244 Chapters

Pahlawan Siang Bolong

Kelima bawahan Tu Mui kemudian mengeluarkan pil berwarna hitam dengan aura yang sangat kuat, cukup menakutkan. “Apa yang Kalian berlima ingin lakukan? Jangan telan pil itu!” cegah Tu Mui. Pil itu adalah pil monster, entah dari mana kelima bawahannya mendapatkan pil seperti itu, jika Mereka menelan pil tersebut, Mereka akan menjadi Monster yang tidak terkendali. Tetapi, itu hanya sesaat sebelum pil tersebut bereaksi dengan efeknya, membuat tubuh Mereka terus membesar dan sampai akhirnya meledak. “Pemimpin … pergilah dari sini! Tidak ada waktu lagi, ribuan pasukan Mereka akan segera kembali,” balas bawahan Tu Mui, bersiap akan menelan pil tersebut. “Telan saja pil itu! Aku ingin melihat apa yang ingin Kalian lakukan,” ujar Heng Silong. Heng Silong tidak mengetahui pil apa yang di keluarkan oleh kelima bawahan Tu Mui. Dia hanya merasa jika pil tersebut akan membuat orang yang menelannya menjadi lebih kuat meskipun memiliki efek yang mungkin mematikan. Heng Silong ingin menjajal keku
Read more

Bandit yang Baik

Liu Shin bersusah payah menjelaskan untuk meyakinkan Tu Mui dan lima Komandan Bandit bahwa Dia bukanlah Perompak, tetapi Tu Mui masih belum dapat mempercayai Liu Shin sepenuhnya. “Biarkan Aku menjadi Bandit,” pinta Liu Shin. “Tidak bisa … jika tidak berniat jahat, Kamu lebih baik pergi meninggalkan Kita!” perintah Tu Mui. “Aku tidak memiliki tempat tinggal dan Kalian harus bertanggungjawab karena telah menyelamatkanku dari Para Perompak,” jawab Liu Shin. “Apa maksudmu Kamu hidup nyaman di dalam penjara markas Perompak?” Tu Mui di buat kesal oleh Liu Shin yang terus memohon dan memelas menjadi Bandit. “Begitulah,” jawab Liu Shin tidak ada lagi alasan agar di terima menjadi Bandit. “Kenapa Aku tidak boleh ikut Kalian? Aku dapat dengan mudah menghabisi Kalian semua,” lanjut Liu Shin mulai mengancam Tu Mui. Tu Mui menghela nafas, “Kamu memang benar, tetapi, Aku tidak akan membiarkan orang luar apalagi orang sepertimu mengetahui markasku. Siapa yang tahu jika Kamu adalah mata-mata P
Read more

Pekerja Tambang

“Jadi ini markas Kalian,” gumam Liu Shin setelah Dia menampakkan diri di samping Tu Mui dan Komandan Bandit. “Ka … Kamu … Kamu mengikuti Kami?” Tu Mui terbata-bata karena kemunculan Liu Shin mengagetkannya."Bagaimana Dia bisa mengikuti tanpa sepengetahuanku?" batin Tu Mui.Lima Komandan Bandit hanya geleng-geleng kepala karena Liu Shin sangat keras kepala, “Kamu sekarang menjadi satuanku,” ujar salah satu Komandan Bandit. “Tidak, Dia akan masuk ke dalam satuanku,” sahut Komandan Bandit lainnya. Kelima Komandan Bandit kemudian saling berebut agar Liu Shin menjadi satuan Mereka. Jika Liu Shin masuk ke dalam satuan Mereka, Liu Shin yang hebat akan membawa nama baik kesatuan. “Siapa yang ingin menjadi Bandit? Aku akan melenyapkan markas Kalian,” jawab Liu Shin menengahi Komandan Bandit yang saling memperebutkannya. Tu Mui menghela nafas, tidak mempercayai apa yang di ucapkan oleh Liu Shin. Meskipun Dia selalu mengusirnya, Liu Shin tampak bersungguh-sungguh ketika meminta untuk menja
Read more

Rencana Cemerlang

Liu Shin mengikuti Tu Mui membahas tentang tambang emas yang di miliki oleh klan Heng. Tu Mui berencana membebaskan Para pekerja tambang yang di jadikan pekerja paksa.Berdasarkan informasi dari beberapa orang yang berhasil kabur dari tambang, Mereka sering mendapatkan penyiksaan oleh orang-orang klan Heng yang mengawasi Para pekerja paksa. “Jika rencanaku berhasil, klan Heng akan mengerahkan banyak kekuatan untuk menyerang klan Lim. Di saat itu, Kita akan menyerang para pengawas tambang dan membebaskan warga yang di paksa menjadi pekerja tambang,” ujar Tu Mui. “Itu karena Aku menyelamatkan Kalian, jika tidak, Kalian akan mati, tidak bisa melanjutkan rencana ini,” gumam Liu Shin berusaha menunjukkan bahwa Dia sangat berjasa. “Aku benar-benar bandit yang berprestasi.” “Terserah Kamu saja … Kamu lebih baik diam!” ujar Tu Mui seolah tidak mempedulikan Liu Shin. “Pemimpin, mata-mataku sudah berada di Kota Kemoceng. Jika klan Heng akan menyerang klan Lim, Mereka akan segera mengirimkan
Read more

Persyaratan

Di Kediaman klan Lim,"Patriark ... seseorang berbuat onar di depan gerbang." Salah satu Jenderal klan Lim melapor kepada Patriarknya, Lim Fung."Kenapa melapor? Apa klan Lim tidak mempunyai muka? Seret saja Dia pergi! Jika tidak mau, habisi saja! Kenapa melaporkan hal seperti itu padaku?" maki Lim Fung."Ta ... tapi Patriark, Dia membicarakan hal yang tidak masuk akal," kata Sang Jenderal."Apa yang Dia bicarakan?" Lim Fung menjadi penasaran."Dia seperti orang gila mengatakan klan Lim akan menghilang dari muka bumi," jawab Jenderal klan."Seret Dia kemari!" perintah Patriark Lim Fung.Sang Jenderal segera melesat dan tidak lama kembali membawa seseorang yang ternyata Komandan Bandit yang di perintahkan menyampaikan penyerangan yang akan di lakukan klan Heng dan klan Gong.Komandan Bandit itu terus berteriak, "Patriark, Aku mohon perlindunganmu, Aku di kejar-kejar oleh seseorang dari klan Gong," ujarnya."Patriark ... tolonglah Aku! Aku akan mati karena mengetahui rencana Mereka," la
Read more

Pencapaian Tertinggi

Kedatangan klan Lim membuat klan Gong tersentak kaget. Mereka yang seharusnya mengagetkan klan Lim, malah klan Lim yang mengagetkan Mereka.Penyerangan tersebut berlangsung cukup sengit. Klan Gong berhasil di taklukkan oleh klan Lim meskipun dari pihak klan Lim memakan banyak korban nyawa.Tidak berselang lama, klan Heng telah sampai di kediaman klan Gong. Tetapi, Mereka di sambut serangan yang sangat dahsyat dari klan Lim yang telah lama menunggu Mereka. Klan Heng berhasil di musnahkan oleh Pasukan dari klan Lim."Siapa namamu? Berkat Kamu, klan Kami berhasil selamat meskipun harus memakan banyak korban jiwa," tanya Lim Fung kepada Komandan Bandit."Aku Tu Mui, Patriark," jawab Komandan Bandit memakai nama Pemimpinnya."Tu Mui, apa yang Kamu inginkan? Aku akan mengabulkannya," tanya Lim Fung."Aku ingin Kamu mati," jawab Komandan Bandit kemudian melesat sangat cepat ke arah Liu Shin dan Komandan Bandit lainnya."Sialan ... siapa Mereka?" Lim Fung mulai menyadari jika Dia dan pasukan
Read more

Membuat Kekacauan

"Aku harus segera membesarkan nama Bandit," gumam Liu Shin.Liu Shin tidak ingin lama-lama di Benua Taishan. Tetapi, Dia juga tidak ingin gegabah mengambil keputusan langsung menyerang jantung pertahanan klan cahaya dan klan kegelapan. Liu Shin perlu mengetahui baik buruknya sebelum melakukan hal itu, dan Dia lebih memilih untuk bergerak dari bawah.Liu Shin menemui Bandit lain untuk mencari tahu tentang Benua Tianlang. Menurut Liu Shin, wilayahnya sekarang berada merupakan wilayah kecil dan hanya wilayah pinggiran. Dia belum menjumpai orang-orang dari klan cahaya, klan kegelapan maupun Iblis."Bandit ... sini Kamu!" perintah Liu Shin kepada salah satu Bandit.Bandit itu bergegas mendekat mengikuti perintah Liu Shin karena Dia menyaksikan Liu Shin dengan mudah membunuh Patriark dan beberapa Tetua dari klan Gong."Ada apa Tuan Penasehat Bandit?" tanya Bandit itu. Berdasarkan desas-desus di kalangan Bandit, Liu Shin merupakan Penasehat Bandit."Aku bukan Penasehat Bandit," jawab Liu Shi
Read more

Tujuan Sebenarnya

"Jelaskan padaku, kenapa Kamu di juluki Jenderal Bandit Pencabut Nyawa? Dan, apa rencanamu dengan mencuri di beberapa Kota?" tanya Tu Mui setelah membawa Liu Shin ke tempatnya."Para Pasukan Bandit yang menjulukiku seperti itu, kenapa Pemimpin tidak bisa tenang? Aku akan membuat Bandit Gagak Hitam di takuti di wilayah Kota Matahari Terbit?" jawab Liu Shin."Setelah Kamu berhasil, apa rencanamu selanjutnya? Di atas Kota Matahari Terbit ada Provinsi Guandong," ujar Tu Mui.Provinsi Guandong membawahi beberapa Kota tingkat atas dan salah satunya adalah Kota Matahari Terbit."Maka Aku akan membuat Bandit Gagak Hitam di takuti di seluruh wilayah Provinsi Guandong," jawab Liu Shin penuh percaya diri."Setelah itu? Bandit Gagak Hitam akan menghadapi Balai Iblis Api yang menguasai beberapa Provinsi, apa yang ingin Kamu lakukan?" Tu Mui sangat geram tetapi penasaran dengan rencana Liu Shin."Apa itu tempat bersarangnya Iblis? Aku akan menghancurkan Balai Iblis Api.""Tidak hanya satu Balai, Ka
Read more

Genderang Perang

"Hanya Pedang biasa, Kamu tidak perlu tahu," jawab Tu Mui tidak memuaskan rasa penasaran Liu Shin dengan Pedang Bulan Darah miliknya."Serang!" Dari luar gerbang markas Bandit, salah seorang Walikota memimpin Projurit Kota. Walikota tersebut sangat geram dengan Liu Shin yang dijuluki sebagai Jenderal Pencabut Nyawa.Prajurit Kota membombardir benteng kokoh markas Bandit Hitam, membuat benteng yang mengelilingi markas bandit tersebut hancur.Para Bandit terkepung dari berbagai arah oleh puluhan ribu prajurit Kota gabungan.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku benar-benar membuat Bandit dalam bahaya. Aku tidak menyangka Prajurit gabungan akan sebanyak ini.""Tapi ... hanya Prajurit Kota kecil, mana bisa membuat Bandit Gagak Hitam takut," lanjut Liu Shin."Gelombang Naga Petir."WussssRibuan Prajurit Kota terpental terkena serangan yang di keluarkan oleh Liu Shin. Beberapa di antaranya tewas tidak mampu menahan serangan Liu Shin."Badai Amarah Naga."Liu Shin membombardir
Read more

Menyayat Hati

WusssWusssWusssLiu Shin dan Bandit Gagak Hitam melesat menuju ke Kota Mawar Putih. Mereka tidak menggunakan portal karena Tu Mui mengkhawatirkannya.Beberapa Kota kemungkinan telah membawa ahli formasi ruang dan waktu yang dapat mengendus portal ruang dan waktu. Jika Bandit Gagak Hitam menggunakan portal, keberadaan Mereka akan dapat dengan mudah terendus."Berhenti!"Mereka sampai di sebuah Desa dan pemandangan yang sangat menyayat hati membuat amarah yang luar biasa buat Liu Shin.Liu Shin melangkah dengan tangan mengepal sangat erat, tetapi bagi Para Bandit, pemandangan seperti itu sudah sangat lazim di temui di Benua Taishan.Warga Desa tersebut telah tewas dengan sangat mengenaskan. Darah terlihat di mana-mana, potongan-potongan bagian tubuh berhamburan di sana sini, beberapa wanita tewas secara tragis tanpa busana, beberapa lainnya hangus dan terbakar.Liu Shin bergetar hebat, amarahnya semakin memuncak mengiringi langkah demi langkahnya, jantung Liu Shin berdetak semakin cep
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
25
DMCA.com Protection Status