Liu Shin bersusah payah menjelaskan untuk meyakinkan Tu Mui dan lima Komandan Bandit bahwa Dia bukanlah Perompak, tetapi Tu Mui masih belum dapat mempercayai Liu Shin sepenuhnya. “Biarkan Aku menjadi Bandit,” pinta Liu Shin. “Tidak bisa … jika tidak berniat jahat, Kamu lebih baik pergi meninggalkan Kita!” perintah Tu Mui. “Aku tidak memiliki tempat tinggal dan Kalian harus bertanggungjawab karena telah menyelamatkanku dari Para Perompak,” jawab Liu Shin. “Apa maksudmu Kamu hidup nyaman di dalam penjara markas Perompak?” Tu Mui di buat kesal oleh Liu Shin yang terus memohon dan memelas menjadi Bandit. “Begitulah,” jawab Liu Shin tidak ada lagi alasan agar di terima menjadi Bandit. “Kenapa Aku tidak boleh ikut Kalian? Aku dapat dengan mudah menghabisi Kalian semua,” lanjut Liu Shin mulai mengancam Tu Mui. Tu Mui menghela nafas, “Kamu memang benar, tetapi, Aku tidak akan membiarkan orang luar apalagi orang sepertimu mengetahui markasku. Siapa yang tahu jika Kamu adalah mata-mata P
“Jadi ini markas Kalian,” gumam Liu Shin setelah Dia menampakkan diri di samping Tu Mui dan Komandan Bandit. “Ka … Kamu … Kamu mengikuti Kami?” Tu Mui terbata-bata karena kemunculan Liu Shin mengagetkannya."Bagaimana Dia bisa mengikuti tanpa sepengetahuanku?" batin Tu Mui.Lima Komandan Bandit hanya geleng-geleng kepala karena Liu Shin sangat keras kepala, “Kamu sekarang menjadi satuanku,” ujar salah satu Komandan Bandit. “Tidak, Dia akan masuk ke dalam satuanku,” sahut Komandan Bandit lainnya. Kelima Komandan Bandit kemudian saling berebut agar Liu Shin menjadi satuan Mereka. Jika Liu Shin masuk ke dalam satuan Mereka, Liu Shin yang hebat akan membawa nama baik kesatuan. “Siapa yang ingin menjadi Bandit? Aku akan melenyapkan markas Kalian,” jawab Liu Shin menengahi Komandan Bandit yang saling memperebutkannya. Tu Mui menghela nafas, tidak mempercayai apa yang di ucapkan oleh Liu Shin. Meskipun Dia selalu mengusirnya, Liu Shin tampak bersungguh-sungguh ketika meminta untuk menja
Liu Shin mengikuti Tu Mui membahas tentang tambang emas yang di miliki oleh klan Heng. Tu Mui berencana membebaskan Para pekerja tambang yang di jadikan pekerja paksa.Berdasarkan informasi dari beberapa orang yang berhasil kabur dari tambang, Mereka sering mendapatkan penyiksaan oleh orang-orang klan Heng yang mengawasi Para pekerja paksa. “Jika rencanaku berhasil, klan Heng akan mengerahkan banyak kekuatan untuk menyerang klan Lim. Di saat itu, Kita akan menyerang para pengawas tambang dan membebaskan warga yang di paksa menjadi pekerja tambang,” ujar Tu Mui. “Itu karena Aku menyelamatkan Kalian, jika tidak, Kalian akan mati, tidak bisa melanjutkan rencana ini,” gumam Liu Shin berusaha menunjukkan bahwa Dia sangat berjasa. “Aku benar-benar bandit yang berprestasi.” “Terserah Kamu saja … Kamu lebih baik diam!” ujar Tu Mui seolah tidak mempedulikan Liu Shin. “Pemimpin, mata-mataku sudah berada di Kota Kemoceng. Jika klan Heng akan menyerang klan Lim, Mereka akan segera mengirimkan
Di Kediaman klan Lim,"Patriark ... seseorang berbuat onar di depan gerbang." Salah satu Jenderal klan Lim melapor kepada Patriarknya, Lim Fung."Kenapa melapor? Apa klan Lim tidak mempunyai muka? Seret saja Dia pergi! Jika tidak mau, habisi saja! Kenapa melaporkan hal seperti itu padaku?" maki Lim Fung."Ta ... tapi Patriark, Dia membicarakan hal yang tidak masuk akal," kata Sang Jenderal."Apa yang Dia bicarakan?" Lim Fung menjadi penasaran."Dia seperti orang gila mengatakan klan Lim akan menghilang dari muka bumi," jawab Jenderal klan."Seret Dia kemari!" perintah Patriark Lim Fung.Sang Jenderal segera melesat dan tidak lama kembali membawa seseorang yang ternyata Komandan Bandit yang di perintahkan menyampaikan penyerangan yang akan di lakukan klan Heng dan klan Gong.Komandan Bandit itu terus berteriak, "Patriark, Aku mohon perlindunganmu, Aku di kejar-kejar oleh seseorang dari klan Gong," ujarnya."Patriark ... tolonglah Aku! Aku akan mati karena mengetahui rencana Mereka," la
Kedatangan klan Lim membuat klan Gong tersentak kaget. Mereka yang seharusnya mengagetkan klan Lim, malah klan Lim yang mengagetkan Mereka.Penyerangan tersebut berlangsung cukup sengit. Klan Gong berhasil di taklukkan oleh klan Lim meskipun dari pihak klan Lim memakan banyak korban nyawa.Tidak berselang lama, klan Heng telah sampai di kediaman klan Gong. Tetapi, Mereka di sambut serangan yang sangat dahsyat dari klan Lim yang telah lama menunggu Mereka. Klan Heng berhasil di musnahkan oleh Pasukan dari klan Lim."Siapa namamu? Berkat Kamu, klan Kami berhasil selamat meskipun harus memakan banyak korban jiwa," tanya Lim Fung kepada Komandan Bandit."Aku Tu Mui, Patriark," jawab Komandan Bandit memakai nama Pemimpinnya."Tu Mui, apa yang Kamu inginkan? Aku akan mengabulkannya," tanya Lim Fung."Aku ingin Kamu mati," jawab Komandan Bandit kemudian melesat sangat cepat ke arah Liu Shin dan Komandan Bandit lainnya."Sialan ... siapa Mereka?" Lim Fung mulai menyadari jika Dia dan pasukan
"Aku harus segera membesarkan nama Bandit," gumam Liu Shin.Liu Shin tidak ingin lama-lama di Benua Taishan. Tetapi, Dia juga tidak ingin gegabah mengambil keputusan langsung menyerang jantung pertahanan klan cahaya dan klan kegelapan. Liu Shin perlu mengetahui baik buruknya sebelum melakukan hal itu, dan Dia lebih memilih untuk bergerak dari bawah.Liu Shin menemui Bandit lain untuk mencari tahu tentang Benua Tianlang. Menurut Liu Shin, wilayahnya sekarang berada merupakan wilayah kecil dan hanya wilayah pinggiran. Dia belum menjumpai orang-orang dari klan cahaya, klan kegelapan maupun Iblis."Bandit ... sini Kamu!" perintah Liu Shin kepada salah satu Bandit.Bandit itu bergegas mendekat mengikuti perintah Liu Shin karena Dia menyaksikan Liu Shin dengan mudah membunuh Patriark dan beberapa Tetua dari klan Gong."Ada apa Tuan Penasehat Bandit?" tanya Bandit itu. Berdasarkan desas-desus di kalangan Bandit, Liu Shin merupakan Penasehat Bandit."Aku bukan Penasehat Bandit," jawab Liu Shi
"Jelaskan padaku, kenapa Kamu di juluki Jenderal Bandit Pencabut Nyawa? Dan, apa rencanamu dengan mencuri di beberapa Kota?" tanya Tu Mui setelah membawa Liu Shin ke tempatnya."Para Pasukan Bandit yang menjulukiku seperti itu, kenapa Pemimpin tidak bisa tenang? Aku akan membuat Bandit Gagak Hitam di takuti di wilayah Kota Matahari Terbit?" jawab Liu Shin."Setelah Kamu berhasil, apa rencanamu selanjutnya? Di atas Kota Matahari Terbit ada Provinsi Guandong," ujar Tu Mui.Provinsi Guandong membawahi beberapa Kota tingkat atas dan salah satunya adalah Kota Matahari Terbit."Maka Aku akan membuat Bandit Gagak Hitam di takuti di seluruh wilayah Provinsi Guandong," jawab Liu Shin penuh percaya diri."Setelah itu? Bandit Gagak Hitam akan menghadapi Balai Iblis Api yang menguasai beberapa Provinsi, apa yang ingin Kamu lakukan?" Tu Mui sangat geram tetapi penasaran dengan rencana Liu Shin."Apa itu tempat bersarangnya Iblis? Aku akan menghancurkan Balai Iblis Api.""Tidak hanya satu Balai, Ka
"Hanya Pedang biasa, Kamu tidak perlu tahu," jawab Tu Mui tidak memuaskan rasa penasaran Liu Shin dengan Pedang Bulan Darah miliknya."Serang!" Dari luar gerbang markas Bandit, salah seorang Walikota memimpin Projurit Kota. Walikota tersebut sangat geram dengan Liu Shin yang dijuluki sebagai Jenderal Pencabut Nyawa.Prajurit Kota membombardir benteng kokoh markas Bandit Hitam, membuat benteng yang mengelilingi markas bandit tersebut hancur.Para Bandit terkepung dari berbagai arah oleh puluhan ribu prajurit Kota gabungan.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku benar-benar membuat Bandit dalam bahaya. Aku tidak menyangka Prajurit gabungan akan sebanyak ini.""Tapi ... hanya Prajurit Kota kecil, mana bisa membuat Bandit Gagak Hitam takut," lanjut Liu Shin."Gelombang Naga Petir."WussssRibuan Prajurit Kota terpental terkena serangan yang di keluarkan oleh Liu Shin. Beberapa di antaranya tewas tidak mampu menahan serangan Liu Shin."Badai Amarah Naga."Liu Shin membombardir
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan