"Mas antar ke dokter, yuk!" ajaknya. Lagi, aku menggeleng pelan."Terus kamu kenapa?" Mas Arga memegang dahiku. Mungkin dia ingin memastikan keadaanku."Aku hamil, Mas!" kataku. Mas Arga syok mendengarnya. Dia terduduk di sebelahku. Aku tak tahu apa yang sekarang dia pikirkan setelah aku memberitahunya."Nikahi aku, Mas! Dan ceraikan Mbak Nirmala," kataku lagi.Mas Arga diam saja. Dia seperti tidak mendengarkan permintaanku. Aku pun memegang tangannya dan mengguncangkannya."Mas!" seruku."Ah, iya!" Dia menjawab dengan sedikit terkejut."Mas dengar, gak, sih?!" seruku yang mulai kesal."Iya ... iya! Kamu sabar, ya!" jawab Mas Arga tanpa mau melihatku."Aku mau, besok Mas Arga ke rumah Mbak Nirmala dan menceraikannya! Harus! Kalau tidak, aku akan bun*h d*ri saja!" ancamku."Oh iya, Mas ... ada satu lagi yang belum aku ceritakan padamu," ucapku ketika aku teringat tentang sertifikat itu."Apa?" Mas Arga menoleh dan menatap ke arahku.Aku bangkit dan mengambil sertifikat rumah Mbak Nirm
Read more