All Chapters of Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku): Chapter 131 - Chapter 140

146 Chapters

Bab 131. Pertemuan

Mama Zoya mondar-mandir didekat pintu sambil berharap Zaki dan Nirmala segera tiba. Sebenarnya dia ingin menelepon Nirmala dan menanyakan sudah sampai mana. Tapi, Mama Zoya mengurungkan niatnya. Dia memilih menunggu dengan cemas. Ting! Tong! Suara pintu bel rumahnya berbunyi. Wajah sumringah Mama Zoya terpancar. Dia siap menyambut anaknya pulang ke rumah. "Kalian? Mau apa kemari?" Mama Zoya menjadi marah ketika melihat orang yang datang bukan orang yang diharapkan. "Tante ..." Suara lirih perempuan yang begitu menyedihkan. Tiba-tiba saja perempuan itu bersimpuh di kaki Mama Zoya sambil meminta maaf. "Apa-apaan ini?!" Mama Zoya yang kaget sontak mundur dua langkah. "Bangun kamu, Selena!" bentak Mama Zoya. Kedatangan Selena dan Om Widad membuat Mama Zoya meradang. Kedua orang itu yang membuat anaknya pergi dari rumah. "Maafkan saya dan papa, Tante! Tolong maafkan kami! Beri kami kesempatan untuk bicara," kata Selena sambil terisak. Tak ada tanggapan sama sekali dari Mama Zoya. B
Read more

Bab 132. Mendadak Menikah

"Iya. Ada apa, Mas?" tanya Nirmala. Matanya menatap teduh mata Zaki. Beberapa detik Zaki terdiam dengan mata terpejam. Lalu, dia membuka mata dan berkata, "Aku akan menikahimu sekarang juga."Nirmala dan Mama Zoya terkejut dengan perkataan Zaki. Suasana kembali hening setelah Zaki mengatakan itu. Tak ada tanggapan dari Nirmala karena dia masih merasa syok. "Kamu bersedia, bukan?" tanya Zaki kemudian. Sebenarnya memang keduanya merencanakan pernikahan. Tapi, untuk Nirmala saat ini sangat mendadak. Apalagi setelah masalah yang Zaki dan Mama Zoya hadapi. "Kamu mau, kan, Sayang, jadi menantu mama? Mama janji tidak akan lagi ada yang jadi penghalang untuk pernikahan kalian berdua. Tolong temani Zaki! Hanya kamu yang bisa membuat dia bahagia, Nirmala. Mama sudah membuat luka hati Zaki. Jadi, tolong kamu sembuhkan dia, La! Tolong!" Ungkapan hati dari Mama Zoya yang begitu menyayat hati. Mata Mama Zoya berkaca-kaca. Kedua tangannya menangkup dan memohon di depan Nirmala. "Ya Allah ... M
Read more

Bab 133. Rahasia Besar

Mama Zoya menerawang jauh. Dia harus kembali mengingat masa kelam yang dialami keluarga besarnya. Masih ingat betul Mama Zoya kejadian itu. "Ibu kandungmu masih hidup, Ki," ujar Mama Zoya. Suaranya begitu lirih bahkan hampir tak bisa didengar. Sebuah kalimat yang membuat Zaki terkejut. Nirmala tak bereaksi yang berlebihan karena memang tak tahu betul ceritanya. Dia hanya menjadi pendengar setia dan siap untuk menghibur suami ataupun mama mertuanya. "Apa? Dimana dia sekarang? Kenapa aku dirawat mama dan ayah bukan ibuku sendiri? Aku ingin bertemu dengannya dan bertanya alasan dia membuangku apa?" Rentetan pertanyaan dari Zaki untuk Mama Zoya. Mama Zoya menggeleng. Air matanya kembali keluar. "Dia tidak membuangmu, Nak! Dia tidak membuangmu!" Isakan Mama Zoya begitu mengiris hati. Nirmala yang mendengarnya bisa ikut merasakan kepedihan mertuanya itu. Entah trauma apa yang membuat Mama Zoya seperti itu. "Lalu apa? Kenapa aku bisa sampai di sini? Kenapa?" Rasa penasaran Zaki semakin
Read more

Bab 134. Takdir Berkata Lain

Sepuluh tahun sudah Mama Zoya belum dikarunia anak. Setiap kali ada pertemuan keluarga, Mama Zoya harus menyiapkan mental karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan keluarga sangat melukai hatinya. Tiba-tiba saja adik perempuan Mama Zoya yang bekerja di luar negeri pulang. Nama adiknya adalah Ratih. Ratih pulang membawa kabar buruk. Dia hamil dan ditinggal pacarnya begitu saja. Pacarnya sama-sama orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.Karena kejadian itu, Ratih menjadi depresi. Orang tua Mama Zoya dan Ratih meninggal dunia karena terlalu memikirkan kondisi anak kedua mereka. Setelah orang tuanya meninggal, Mama Zoya memilih untuk ikut pindah dan tinggal bersama suaminya di kota besar. Tentu saja Ratih diajak ikut serta. Mama Zoya terpaksa membawa Ratih ke RSJ. Tapi, setiap hari Mama Zoya selalu datang mengunjungi Ratih. Bulan berganti bulan. Hingga tibalah Ratih melahirkan. Anak laki-laki yang tampan telah lahir dan Mam Zoya memberikan nama Zaki. Sejak saat itulah Zaki d
Read more

Bab 135. Hidup Terus Berjalan

Suasana rumah Mama Zoya sangat sepi. Duka masih menyelimuti rumah itu. Semenjak pemakaman Ibu Ratih selesai kemarin, baik Mama Zoya maupun Zaki tidak ada yang mau keluar kamar. Bahkan hanya untuk sekedar makan ataupun minum. Berulang kali Nirmala membujuk keduanya untuk makan, tapi selalu ditolak. "Mas, aku tahu ini berat buat kamu dan mama. Tapi, hidup itu terus berlanjut, Mas. Kalau kamu seperti ini terus, kasihan ibu kamu dan mama juga. Ayo bangkit, Mas!" ucap Nirmala. "Kamu sudah sejauh ini, Mas. Sudah banyak ujian demi ujian yang kamu lalui. Lalu, haruskah kamu menyerah hanya sampai di sini, Mas?" sambungnya. Nirmala tak menyerah. Dia terus menyemangati Zaki agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Jika Zaki bangkit, Nirmala yakin Mama Zoya juga akan mau bangkit. Tak ada tanggapan dari Zaki, Nirmala beralih ke kamar mertuanya. Tak lupa dia membawakan makanan dan minuman. "Ma ..." ucap Nirmala saat memasuki kamar Mama Zoya. Dia meletakkan nampan yang berisi makanan dan mi
Read more

Bab 136. Barang Ibu Ratih

"Baik. Nanti saya akan ke sana. Terima kasih." Mama Zoya meletakkan kembali ponselnya dan kembali melanjutkan makan. Sebenarnya jika bukan dari rumah sakit jiwa, Mama Zoya enggan mengangkatnya. Rasanya tak elok jika sedang makan tapi malah menjawab telepon. "Dari siapa, Ma?" tanya Zaki. Dia baru saja selesai makan. "Dari rumah sakit, Ki. Kata perawatnya, mama diminta mengambil barang-barang ibumu," jawab Mama Zoya. "Biar nanti Zaki sama Nirmala aja yang ambil, Ma, sekalian keluarnya," kata Zaki. "Ya sudah kalau begitu. Mama juga masih mau istirahat dulu."Selesai membereskan piring ke dapur, Nirmala menghampiri Zaki yang sudah menunggunya. Setelah berpamitan dengan Mama Zoya, keduanya berangkat naik mobil. Zaki begitu fokus mengemudi dan Nirmala pun tak mau mengganggu. Selama perjalanan, Nirmala sibuk dengan ponselnya karena ada beberapa pesan dari karyawannya. Tanpa sadar, mobil Zaki sudah sampai ditujuan. Nirmala pun ikut turun bersama Zaki dan mengurus semua yang mesti diuru
Read more

Bab 137. Nirmala Hamil?

Dalam kotak itu ada sebuah foto yang sudah tampak usang. Foto yang berisi sepasang muda-mudi yang tengah dimabuk asmara. Yap! Itu adalah foto Ibu Ratih bersama kekasihnya dulu. Mama Zoya sama sekali tidak mengenali laki-laki yang menjadi pacar adiknya itu. Tapi, saat Mama Zoya membalik fotonya, ada sebuah keterangan di sana. "Untuk kamu yang selalu ada di hatiku. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, Ratih. Dari kekasihmu, Burhan."Selain foto, ada sebuah amplop surat yang berwarna putih bersih di sana. Tertulis 'untuk kakakku Zoya.'"Ratih ..." lirih Mama Zoya. "Ada apa, Ma?" tanya Zaki yang mendengar suara lirih Mama Zoya. "Foto siapa itu, Ma?" Zaki kembali bertanya saat Mama Zoya menunjukkan foto itu padanya. Mama Zoya menggeleng. Zaki menerima foto itu dan melihatnya dengan seksama. Seketika senyum terbit dari bibir Zaki karena ternyata foto Ibu Ratih saat masih muda sangat cantik. Dan ketika Zaki melihat foto laki-laki yang ada di samping Ibu Ratih, matanya tampak menyip
Read more

Bab 138

Mama Zoya yang tertidur dengan kepala berbaring ke ranjang Nirmala pun terkejut mendengar suara Nirmala. Spontan Mama Zoya langsung bangun dan memastikan Nirmala sudah sadar. Lalu, Mama Zoya lari keluar untuk memanggil perawat jaga. Setelah perawat jaga memeriksa Nirmala, Mama Zoya baru lah lega karena menurut perawat, semuanya baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Untuk penanganan lebih lanjut, menurut kata perawat akan menunggu instruksi dari dokter yang menangani Nirmala. Dokter yang memeriksa Nirmala belum mengatakan apapun pada mertua Nirmala itu. Alasannya karena menunggu suami Nirmala. "Aku dimana, Ma? Kok mama di sini?" tanya Nirmala yang masih tak sadar kalau dia di rumah sakit. Fano sudah kembali bertugas dan Zaki juga sudah diberitahu kalau Nirmala ada di rumah sakit. Sekarang, Zaki sedang ada di perjalanan. Dia juga baru selesai menangani dua operasi yang sangat darurat. Setelah melihat sekeliling dan mengingat kejadian terakhir, Nirmala baru ingat kal
Read more

Bab 139. Nirmala dan Ana

"Lalu kamu mau apa? Maaf saya tidak punya banyak waktu untuk mengurusi urusan tidak penting ini. Saya sudah minta maaf dan kamu pun tidak terluka. Lalu apa lagi?" Zaki dibuat sedikit kesal oleh perempuan muda itu. "Gak penting katamu? Gara-gara kamu, aku jadi terlambat memberi makanan pada ayahku. Jadi, kamu harus tanggung jawab!" Perempuan yang belum diketahui namanya itu tak kalah kesal. Zaki menghela nafas panjang. Waktunya terbuang percuma hanya untuk menanggapi orang yang tak dikenal. "Kamu harus ikut aku dan minta maaf langsung sama ayahku!" sambungnya lagi. "Maaf saya tidak ada waktu." Zaki pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan perempuan tadi. Langkahnya hampir sampai di ruangan rawat inap Nirmala. Dia merasa sedikit lega karena tak lagi mendengar suara perempuan tadi. Namun, prediksinya salah. Ternyata perempuan itu mengikutinya sampai di depan ruangan Nirmala.Perempuan itu mencegat Zaki. "Kamu harus ikut aku!" serunya. "Gak sopan! Kamu dari tadi mengikuti ku?"
Read more

140. Tawaran

"Aku tahu kamu butuh biaya besar untuk ayahmu di sini. Aku bisa bantu itu. Tapi, aku juga butuh bantuanmu," ucap Nirmala kemudian. "Bantuan? Bantuan apa?" tanya Ana yang penasaran. "Saya akan menjamin biaya ayahmu di rumah sakit ini. Kamu kerja denganku," sahut Nirmala. Ana terkejut ketika Nirmala menawarkan pekerjaan padanya. Saat ini memang dia sedang butuh pekerjaan karena uang pegangannya sudah menipis. Apalagi ayahnya masih butuh banyak biaya. Walaupun dokter sudah angkat tangan dan menyarankan untuk melepas alat bantu, Ana belum mau. Ada keyakinan dalam dirinya jika sang ayah akan pulih kembali seperti sedia kala. Hanya saja saat ini Ana dihadapkan dengan biaya rumah sakit yang sangat besar. Isi kepalanya hampir keluar karena pusing memikirkan biaya rumah sakit. "Kerjanya apa? Apa aku masih bisa merawat ayahku di sini?" tanya Ana ragu. "Jadi asisten pribadiku. Kamu hanya perlu ikut saya kalau saya sedang butuh teman saja. Mudah bukan?"Nampaknya Ana sedang berpikir keras.
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status