Share

Bab 132. Mendadak Menikah

Penulis: flam_boyan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya. Ada apa, Mas?" tanya Nirmala. Matanya menatap teduh mata Zaki.

Beberapa detik Zaki terdiam dengan mata terpejam. Lalu, dia membuka mata dan berkata, "Aku akan menikahimu sekarang juga."

Nirmala dan Mama Zoya terkejut dengan perkataan Zaki. Suasana kembali hening setelah Zaki mengatakan itu. Tak ada tanggapan dari Nirmala karena dia masih merasa syok.

"Kamu bersedia, bukan?" tanya Zaki kemudian.

Sebenarnya memang keduanya merencanakan pernikahan. Tapi, untuk Nirmala saat ini sangat mendadak. Apalagi setelah masalah yang Zaki dan Mama Zoya hadapi.

"Kamu mau, kan, Sayang, jadi menantu mama? Mama janji tidak akan lagi ada yang jadi penghalang untuk pernikahan kalian berdua. Tolong temani Zaki! Hanya kamu yang bisa membuat dia bahagia, Nirmala. Mama sudah membuat luka hati Zaki. Jadi, tolong kamu sembuhkan dia, La! Tolong!" Ungkapan hati dari Mama Zoya yang begitu menyayat hati.

Mata Mama Zoya berkaca-kaca. Kedua tangannya menangkup dan memohon di depan Nirmala.

"Ya Allah ... M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 133. Rahasia Besar

    Mama Zoya menerawang jauh. Dia harus kembali mengingat masa kelam yang dialami keluarga besarnya. Masih ingat betul Mama Zoya kejadian itu. "Ibu kandungmu masih hidup, Ki," ujar Mama Zoya. Suaranya begitu lirih bahkan hampir tak bisa didengar. Sebuah kalimat yang membuat Zaki terkejut. Nirmala tak bereaksi yang berlebihan karena memang tak tahu betul ceritanya. Dia hanya menjadi pendengar setia dan siap untuk menghibur suami ataupun mama mertuanya. "Apa? Dimana dia sekarang? Kenapa aku dirawat mama dan ayah bukan ibuku sendiri? Aku ingin bertemu dengannya dan bertanya alasan dia membuangku apa?" Rentetan pertanyaan dari Zaki untuk Mama Zoya. Mama Zoya menggeleng. Air matanya kembali keluar. "Dia tidak membuangmu, Nak! Dia tidak membuangmu!" Isakan Mama Zoya begitu mengiris hati. Nirmala yang mendengarnya bisa ikut merasakan kepedihan mertuanya itu. Entah trauma apa yang membuat Mama Zoya seperti itu. "Lalu apa? Kenapa aku bisa sampai di sini? Kenapa?" Rasa penasaran Zaki semakin

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 134. Takdir Berkata Lain

    Sepuluh tahun sudah Mama Zoya belum dikarunia anak. Setiap kali ada pertemuan keluarga, Mama Zoya harus menyiapkan mental karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan keluarga sangat melukai hatinya. Tiba-tiba saja adik perempuan Mama Zoya yang bekerja di luar negeri pulang. Nama adiknya adalah Ratih. Ratih pulang membawa kabar buruk. Dia hamil dan ditinggal pacarnya begitu saja. Pacarnya sama-sama orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.Karena kejadian itu, Ratih menjadi depresi. Orang tua Mama Zoya dan Ratih meninggal dunia karena terlalu memikirkan kondisi anak kedua mereka. Setelah orang tuanya meninggal, Mama Zoya memilih untuk ikut pindah dan tinggal bersama suaminya di kota besar. Tentu saja Ratih diajak ikut serta. Mama Zoya terpaksa membawa Ratih ke RSJ. Tapi, setiap hari Mama Zoya selalu datang mengunjungi Ratih. Bulan berganti bulan. Hingga tibalah Ratih melahirkan. Anak laki-laki yang tampan telah lahir dan Mam Zoya memberikan nama Zaki. Sejak saat itulah Zaki d

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 135. Hidup Terus Berjalan

    Suasana rumah Mama Zoya sangat sepi. Duka masih menyelimuti rumah itu. Semenjak pemakaman Ibu Ratih selesai kemarin, baik Mama Zoya maupun Zaki tidak ada yang mau keluar kamar. Bahkan hanya untuk sekedar makan ataupun minum. Berulang kali Nirmala membujuk keduanya untuk makan, tapi selalu ditolak. "Mas, aku tahu ini berat buat kamu dan mama. Tapi, hidup itu terus berlanjut, Mas. Kalau kamu seperti ini terus, kasihan ibu kamu dan mama juga. Ayo bangkit, Mas!" ucap Nirmala. "Kamu sudah sejauh ini, Mas. Sudah banyak ujian demi ujian yang kamu lalui. Lalu, haruskah kamu menyerah hanya sampai di sini, Mas?" sambungnya. Nirmala tak menyerah. Dia terus menyemangati Zaki agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Jika Zaki bangkit, Nirmala yakin Mama Zoya juga akan mau bangkit. Tak ada tanggapan dari Zaki, Nirmala beralih ke kamar mertuanya. Tak lupa dia membawakan makanan dan minuman. "Ma ..." ucap Nirmala saat memasuki kamar Mama Zoya. Dia meletakkan nampan yang berisi makanan dan mi

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 136. Barang Ibu Ratih

    "Baik. Nanti saya akan ke sana. Terima kasih." Mama Zoya meletakkan kembali ponselnya dan kembali melanjutkan makan. Sebenarnya jika bukan dari rumah sakit jiwa, Mama Zoya enggan mengangkatnya. Rasanya tak elok jika sedang makan tapi malah menjawab telepon. "Dari siapa, Ma?" tanya Zaki. Dia baru saja selesai makan. "Dari rumah sakit, Ki. Kata perawatnya, mama diminta mengambil barang-barang ibumu," jawab Mama Zoya. "Biar nanti Zaki sama Nirmala aja yang ambil, Ma, sekalian keluarnya," kata Zaki. "Ya sudah kalau begitu. Mama juga masih mau istirahat dulu."Selesai membereskan piring ke dapur, Nirmala menghampiri Zaki yang sudah menunggunya. Setelah berpamitan dengan Mama Zoya, keduanya berangkat naik mobil. Zaki begitu fokus mengemudi dan Nirmala pun tak mau mengganggu. Selama perjalanan, Nirmala sibuk dengan ponselnya karena ada beberapa pesan dari karyawannya. Tanpa sadar, mobil Zaki sudah sampai ditujuan. Nirmala pun ikut turun bersama Zaki dan mengurus semua yang mesti diuru

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 137. Nirmala Hamil?

    Dalam kotak itu ada sebuah foto yang sudah tampak usang. Foto yang berisi sepasang muda-mudi yang tengah dimabuk asmara. Yap! Itu adalah foto Ibu Ratih bersama kekasihnya dulu. Mama Zoya sama sekali tidak mengenali laki-laki yang menjadi pacar adiknya itu. Tapi, saat Mama Zoya membalik fotonya, ada sebuah keterangan di sana. "Untuk kamu yang selalu ada di hatiku. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, Ratih. Dari kekasihmu, Burhan."Selain foto, ada sebuah amplop surat yang berwarna putih bersih di sana. Tertulis 'untuk kakakku Zoya.'"Ratih ..." lirih Mama Zoya. "Ada apa, Ma?" tanya Zaki yang mendengar suara lirih Mama Zoya. "Foto siapa itu, Ma?" Zaki kembali bertanya saat Mama Zoya menunjukkan foto itu padanya. Mama Zoya menggeleng. Zaki menerima foto itu dan melihatnya dengan seksama. Seketika senyum terbit dari bibir Zaki karena ternyata foto Ibu Ratih saat masih muda sangat cantik. Dan ketika Zaki melihat foto laki-laki yang ada di samping Ibu Ratih, matanya tampak menyip

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 138

    Mama Zoya yang tertidur dengan kepala berbaring ke ranjang Nirmala pun terkejut mendengar suara Nirmala. Spontan Mama Zoya langsung bangun dan memastikan Nirmala sudah sadar. Lalu, Mama Zoya lari keluar untuk memanggil perawat jaga. Setelah perawat jaga memeriksa Nirmala, Mama Zoya baru lah lega karena menurut perawat, semuanya baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Untuk penanganan lebih lanjut, menurut kata perawat akan menunggu instruksi dari dokter yang menangani Nirmala. Dokter yang memeriksa Nirmala belum mengatakan apapun pada mertua Nirmala itu. Alasannya karena menunggu suami Nirmala. "Aku dimana, Ma? Kok mama di sini?" tanya Nirmala yang masih tak sadar kalau dia di rumah sakit. Fano sudah kembali bertugas dan Zaki juga sudah diberitahu kalau Nirmala ada di rumah sakit. Sekarang, Zaki sedang ada di perjalanan. Dia juga baru selesai menangani dua operasi yang sangat darurat. Setelah melihat sekeliling dan mengingat kejadian terakhir, Nirmala baru ingat kal

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 139. Nirmala dan Ana

    "Lalu kamu mau apa? Maaf saya tidak punya banyak waktu untuk mengurusi urusan tidak penting ini. Saya sudah minta maaf dan kamu pun tidak terluka. Lalu apa lagi?" Zaki dibuat sedikit kesal oleh perempuan muda itu. "Gak penting katamu? Gara-gara kamu, aku jadi terlambat memberi makanan pada ayahku. Jadi, kamu harus tanggung jawab!" Perempuan yang belum diketahui namanya itu tak kalah kesal. Zaki menghela nafas panjang. Waktunya terbuang percuma hanya untuk menanggapi orang yang tak dikenal. "Kamu harus ikut aku dan minta maaf langsung sama ayahku!" sambungnya lagi. "Maaf saya tidak ada waktu." Zaki pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan perempuan tadi. Langkahnya hampir sampai di ruangan rawat inap Nirmala. Dia merasa sedikit lega karena tak lagi mendengar suara perempuan tadi. Namun, prediksinya salah. Ternyata perempuan itu mengikutinya sampai di depan ruangan Nirmala.Perempuan itu mencegat Zaki. "Kamu harus ikut aku!" serunya. "Gak sopan! Kamu dari tadi mengikuti ku?"

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   140. Tawaran

    "Aku tahu kamu butuh biaya besar untuk ayahmu di sini. Aku bisa bantu itu. Tapi, aku juga butuh bantuanmu," ucap Nirmala kemudian. "Bantuan? Bantuan apa?" tanya Ana yang penasaran. "Saya akan menjamin biaya ayahmu di rumah sakit ini. Kamu kerja denganku," sahut Nirmala. Ana terkejut ketika Nirmala menawarkan pekerjaan padanya. Saat ini memang dia sedang butuh pekerjaan karena uang pegangannya sudah menipis. Apalagi ayahnya masih butuh banyak biaya. Walaupun dokter sudah angkat tangan dan menyarankan untuk melepas alat bantu, Ana belum mau. Ada keyakinan dalam dirinya jika sang ayah akan pulih kembali seperti sedia kala. Hanya saja saat ini Ana dihadapkan dengan biaya rumah sakit yang sangat besar. Isi kepalanya hampir keluar karena pusing memikirkan biaya rumah sakit. "Kerjanya apa? Apa aku masih bisa merawat ayahku di sini?" tanya Ana ragu. "Jadi asisten pribadiku. Kamu hanya perlu ikut saya kalau saya sedang butuh teman saja. Mudah bukan?"Nampaknya Ana sedang berpikir keras.

Bab terbaru

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 146. Bahagia

    Fano mengutarakan niatnya mempersunting Ana lebih cepat. Dia merasa tidak baik menunda hal baik. Apalagi hampir setiap hari Fano dan Ana bertemu. "Apa mama dan Mas Zaki tidak keberatan? Mengingat kita belum lama kehilangan Mbak Nirmala," ungkap Fano yang masih memikirkan perasaan Zaki. "Alhamdulillah!" Mama Zoya dan Zaki secara bersamaan mengucap syukur. "Tentu saja tidak, Fan. Mas malah bahagia jika kamu sudah menemukan tambatan hati. Niat baik itu memang harus disegerakan. Menikahlah! Kapan rencana kalian?" balas Zaki. "Kalau memang semuanya setuju, rencananya akhir bulan di bulan depan, Ma, Mas. Iya, kan, An?" Ana menunduk karena tersipu malu. Kini dia dan Nirmala punya nasib yang sama. Tanpa orang tua, dia harus merencanakan pernikahannya sendiri bersama keluarga calon suaminya. Dulu, Ana memang kagum pada Zaki karena pandangan pertama. Tapi lambat-laun saat dia bekerja di rumah Mama Zoya, hatinya tertarik pada Fano. Gayung pun bersambut. Ternyata Fano juga men

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 145. Sadar

    Sudah empat bulan kepergian Nirmala. Dan selama itu pula Zaki masih belum bisa menerima kepergiannya. "Ki, kamu gak mau lihat anakmu? Dia sudah empat bulan dan kamu belum memberinya nama," ucap Mama Zoya suatu hari. Zaki menjadi sangat g*la bekerja. Tak jarang dia tidur di rumah sakit karena enggan untuk pulang ke rumah. Rumahnya terlalu menyimpan banyak kenangan bersama Nirmala. Selama empat bulan itu pula, Mama Zoya bekerjasama dengan Ana menjadi dan merawat bayi yang belum diberi nama itu. Mereka berdua sangat telaten dan satu sama lain saling membantu. Kehadiran bayi itu sedikit banyak mengobati rasa kehilangan Mama Zoya. Apalagi bayi itu semakin hari semakin mirip dengan Nirmala. "Ti, apa sebaiknya dipikirkan lagi soal menjual usaha Mbak Nirmala?" kata Ana. Ya, Ana memanggil Mama Zoya dengan sebutan uti untuk membahasakan anak Nirmala. Sekarang prioritas Mama Zoya adalah membesarkan anak Nirmala. Sehingga dirinya sudah jarang sekali ke tempat usaha Nirmala yang sebelumnya d

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 144. Hancur

    Situasi di dalam ruang ICU sangat tegang. Semua tenaga medis yang ada di dalam berusaha untuk memberikan pertolongan kepada istri dari pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja. Tak ada berada di luar ruangan, Zaki ikut masuk ke dalam ICU. Tak ada yang menghalangi Zaki kali ini. Dengan memegang tangan Nirmala, Zaki berkata, "Aku tunggu kamu pulang, Sayang. Anak kita sangat tampan dan dia sehat. Ayo pulang, Yang!" Setelah Zaki bicara seperti itu, mata Nirmala terbuka dan melotot. Tapi, setelah itu bunyi alat yang terpasang di tubuh Nirmala menjadi datar. Zaki terkejut dan melihat ke arah dokter dan perawat. Mereka semua menggelengkan kepala. Air mata Zaki sudah tak bisa dibendung lagi. "Gak! Gak mungkin! Bangun, Sayang! Ayo kamu bangun! Anak kita sudah menunggu, La. Kamu harus lihat wajah anak kita. Aku mohon, Sayang!"Suasana ICU menjadi haru. Nirmala menghembuskan nafas terakhir dengan didampingi oleh Zaki. Wajah Nirmala tampak cantik dan bibirnya tersenyum. Seolah-olah mengisya

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 143. Situasi di Rumah Sakit

    Air mata Zaki terus saja mengalir kala melihat sang istri terbaring dengan berbagai macam alat yang menempel di tubuh Nirmala. Saat ini Nirmala ada di ruang ICU. Pendarahan Nirmala memang sudah bisa diatasi. Tapi, kondisi Nirmala tak lantas membaik. Dia koma. Lengkap sudah kesedihan Zaki saat ini. Istri dan anaknya tengah berjuang di ruangan yang sangat ditakuti itu. "Ya Allah, tolong izinkan aku untuk bisa membahagiakan istriku! Tolong!" rintihnya dalam hati. "Ki ... jangan patah semangat dan terus berdoa, ya. Mama akan selalu mendoakan untuk kesembuhan Nirmala dan cucu mama. Mama ingin kita berkumpul lagi bersama-sama." Mama Zoya menguatkan. Zaki mengangguk walaupun ragu. "Mas, Fano bawa mama pulang dulu, ya. Nanti Fano akan kembali lagi ke sini. Mas Zaki mau nitip apa?"Hari memang sudah terlalu larut. Mama Zoya terlihat kelelahan dan memang seharusnya istirahat di rumah. Fano tak mau jika nantinya Mama Zoya ikut sakit. "Iya. Mama memang harus istirahat. Tolong bawakan saja p

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 142. Operasi Darurat

    "Mbak Nirmala!" pekik Fano. Dia melihat Nirmala merintih kesakitan dengan darah yang keluar dari kedua kakinya. Di sana ada Ana yang tengah menahan beban tubuh Nirmala yang berat. "Tolong, Mas!" kata Ana lirih. Fano dengan cepat dan hati-hati menggotong Nirmala. Dibelakangnya ada Ana yang sigap mengikuti. Tangannya masih gemetar karena menyaksikan langsung Nirmala yang kesakitan. "Ayo cepat, Ana!" seru Fano. "Astaghfirullah! Nirmala! Mbakmu kenapa, Fano?" tanya Mama Zoya saat mereka berpapasan di ruang tamu. "Gak tahu, Ma. Ayo kita cepat bawa ke rumah sakit, Ma!" jawab Fano panik. "Iya. Tapi tunggu dulu mama mau ambil tas Nirmala dulu. Dia udah siapkan tas ke rumah sakit," kata Mama Zoya. "Biar saya ambilkan, Bu. Dimana kamar Mbak Nirmala?" Ana menawarkan diri. Dia merasa bisa lebih cepat mengambil daripada Mama Zoya. Setelah diarahkan oleh Mama Zoya, Ana lari ke kamar Nirmala dan mengambil tas yang dimaksud. Lalu, dia dengan berlari juga kembali lagi ke depan. Nirmala dan

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 141. Hari Pertama

    Nirmala dan Zaki keluar secara bersama-sama. Di ruang tamu, ada seorang perempuan yang tengah menunggu kehadirannya. "Ana?" lirih Nirmala. Melihat Ana di rumahnya, tentu Zaki terkejut. Tapi, dia lebih terkejut lagi setelah mengetahui jika Nirmala mengenal Ana. "Kamu kenal dengan dia, Sayang?" tanya Zaki setengah berbisik. Nirmala mengangguk. Nirmala terlihat mempersilahkan Ana untuk duduk lagi. Dia bersama Zaki ikut duduk berhadapan dengannya. Nirmala sudah mendengar soal ayah Ana. Bahkan dia juga yang melunasi tagihan rumah sakit ayah Ana. Hanya saja memang Nirmala belum sempat mengucapkan belasungkawa secara langsung karena kondisinya tidak memungkinkan untuk bepergian. "Saya sudah mendengar soal ayahmu. Saya ikut berdukacita, Ana. Semoga ayahmu diterima di sisinya oleh Allah SWT. Aamiin. Kamu yang tabah, ya." Nirmala memulai pembicaraan. Ana mengangguk. Sebenarnya dia menahan air matanya dan itu rasanya tidak nyaman sama sekali. Walaupun sudah berlalu beberapa minggu, tetap

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   140. Tawaran

    "Aku tahu kamu butuh biaya besar untuk ayahmu di sini. Aku bisa bantu itu. Tapi, aku juga butuh bantuanmu," ucap Nirmala kemudian. "Bantuan? Bantuan apa?" tanya Ana yang penasaran. "Saya akan menjamin biaya ayahmu di rumah sakit ini. Kamu kerja denganku," sahut Nirmala. Ana terkejut ketika Nirmala menawarkan pekerjaan padanya. Saat ini memang dia sedang butuh pekerjaan karena uang pegangannya sudah menipis. Apalagi ayahnya masih butuh banyak biaya. Walaupun dokter sudah angkat tangan dan menyarankan untuk melepas alat bantu, Ana belum mau. Ada keyakinan dalam dirinya jika sang ayah akan pulih kembali seperti sedia kala. Hanya saja saat ini Ana dihadapkan dengan biaya rumah sakit yang sangat besar. Isi kepalanya hampir keluar karena pusing memikirkan biaya rumah sakit. "Kerjanya apa? Apa aku masih bisa merawat ayahku di sini?" tanya Ana ragu. "Jadi asisten pribadiku. Kamu hanya perlu ikut saya kalau saya sedang butuh teman saja. Mudah bukan?"Nampaknya Ana sedang berpikir keras.

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 139. Nirmala dan Ana

    "Lalu kamu mau apa? Maaf saya tidak punya banyak waktu untuk mengurusi urusan tidak penting ini. Saya sudah minta maaf dan kamu pun tidak terluka. Lalu apa lagi?" Zaki dibuat sedikit kesal oleh perempuan muda itu. "Gak penting katamu? Gara-gara kamu, aku jadi terlambat memberi makanan pada ayahku. Jadi, kamu harus tanggung jawab!" Perempuan yang belum diketahui namanya itu tak kalah kesal. Zaki menghela nafas panjang. Waktunya terbuang percuma hanya untuk menanggapi orang yang tak dikenal. "Kamu harus ikut aku dan minta maaf langsung sama ayahku!" sambungnya lagi. "Maaf saya tidak ada waktu." Zaki pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan perempuan tadi. Langkahnya hampir sampai di ruangan rawat inap Nirmala. Dia merasa sedikit lega karena tak lagi mendengar suara perempuan tadi. Namun, prediksinya salah. Ternyata perempuan itu mengikutinya sampai di depan ruangan Nirmala.Perempuan itu mencegat Zaki. "Kamu harus ikut aku!" serunya. "Gak sopan! Kamu dari tadi mengikuti ku?"

  • Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku)   Bab 138

    Mama Zoya yang tertidur dengan kepala berbaring ke ranjang Nirmala pun terkejut mendengar suara Nirmala. Spontan Mama Zoya langsung bangun dan memastikan Nirmala sudah sadar. Lalu, Mama Zoya lari keluar untuk memanggil perawat jaga. Setelah perawat jaga memeriksa Nirmala, Mama Zoya baru lah lega karena menurut perawat, semuanya baik-baik saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Untuk penanganan lebih lanjut, menurut kata perawat akan menunggu instruksi dari dokter yang menangani Nirmala. Dokter yang memeriksa Nirmala belum mengatakan apapun pada mertua Nirmala itu. Alasannya karena menunggu suami Nirmala. "Aku dimana, Ma? Kok mama di sini?" tanya Nirmala yang masih tak sadar kalau dia di rumah sakit. Fano sudah kembali bertugas dan Zaki juga sudah diberitahu kalau Nirmala ada di rumah sakit. Sekarang, Zaki sedang ada di perjalanan. Dia juga baru selesai menangani dua operasi yang sangat darurat. Setelah melihat sekeliling dan mengingat kejadian terakhir, Nirmala baru ingat kal

DMCA.com Protection Status