All Chapters of Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku): Chapter 121 - Chapter 130

146 Chapters

Bab 121. Zaki Pulang

Dua tahun berlalu. Nirmala menikmati kesendiriannya dengan membangun beberapa bisnisnya yang baru. Dia ingin membuktikan jika perempuan bisa sukses juga.Berkat dukungan dari Ridwan dan juga Aisyah, Nirmala mampu melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Saat ini, Nirmala jauh sekali dari segi penampilan maupun finansial. "Ta, tolong bilang sama teman-teman yang lain kalau rencananya Inshaa Allah bulan depan kita akan piknik bareng-bareng. Jadi tolong dikondisikan cucian yang masuk tanggal 4-8, ya," ucap Nirmala pada salah satu karyawannya."Piknik, Bu? Kemana, Bu?" sahut yang lainnya girang.Mengurus kerjaan di laundry memang tidak ada habisnya. Nirmala sadar itu karena dia juga pernah mengalami hal itu. Maka dari itu, dia berencana membuat semua karyawannya berlibur guna melepas penat setelah bekerja. "Nanti saya ajak kalian liburan ke Bali. Nanti saya umumkan di grup whats*pp. Kalian juga butuh liburan. Iya, kan?" kelakar Nirmala. Semua orang yang ada di outlet laundry Nirmala y
Read more

Bab 122. Harapan

"Pak, tolong ke alamat ini, ya!" Zaki menyodorkan kartu nama milik Raga. Dia penasaran sekali dan ingin tahu kondisi Raga saat ini. Jika memang bukan dengan Nirmala, lalu Raga menikah dengan siapa? Karena dulu dia pernah dihubungi oleh Fano kalau dapat undangan dari Raga tapi tidak menyebutkan nama mempelai wanitanya."Baik, Mas." Taksi itu langsung melesat memecat kemacetan ibukota. Perlu waktu agak lama untuk sampai di alamat itu karena jalanan terlalu padat. Setelah hampir satu jam setengah, akhirnya Zaki sampai juga di depan rumah Raga. Rumah yang dulu saat masih sekolah sering dia kunjungi hanya sekedar untuk bermain. "Menepi di pinggir jalan sana saja, ya, Pak," pinta Zaki sambil menunjuk ke arah kanan di seberang rumah Raga. Zaki kembali menunggu di dalam taksi sambil mengamati pergerakan dari rumah Raga. Dia benar-benar penasaran dengan kondisi Raga saat ini. "Memangnya rumah siapa lagi ini, Mas?" tanya sopir taksi yang kepo dengan urusan penumpangnya."Teman lama saya,
Read more

Bab 123. Rasa yang Sama

Tak banyak berpikir, Zaki langsung mengambil penerbangan tercepat. Zaki berharap dia sampai terlebih dahulu daripada Nirmala. Dia akan menunggu di pelabuhan yang biasa dipakai para wisatawan jalur darat. "Semoga saja aku lebih cepat daripada Nirmala," batin Zaki sembari mengemudi mobil.Tak penting bagi dia masalah baju. Nanti bisa dibeli saat di Bali, begitu pikirannya. Yang terpenting untuknya, dia bisa segera tiba di Bali dan bertemu dengan Nirmala. Sepertinya momen yang sangat tepat untuk kembali mengungkapkan niatan hatinya dulu di sana. "Semoga kali ini kamu mau membuka hatimu untukku, La. Aamiin!"Gelisah. Zaki sangat gelisah ketika berada di pesawat. Berulang kali dia membenarkan posisi duduknya sampai orang yang duduk di sebelahnya merasa risih. "Kenapa duduknya begitu, sih, Mas? Saya capek lihatnya," keluh ibu-ibu di sebelah Zaki.Namun Zaki tidak menghiraukan keluhan itu. Dia hanya melihat ibu itu sekilas, lalu memalingkan mukanya kembali ke arah yang berlawanan dengan i
Read more

Bab 124. Liburan Bersama

Mereka berdua saling tatap untuk waktu yang agak lama. Hingga sampai sebuah panggilan dari karyawan Nirmala menyadarkan keduanya. "Bu, ayo kita pindah tempat!" ajak karyawan itu. Nirmala menoleh dan berkata, "Iya, tunggu sebentar, ya.""Mas Zaki liburan juga?" tanya Nirmala setelah karyawannya pergi. "I—ya. Gak nyangka ketemu kamu di sini, La," jawab Zaki berbohong.Penampilan Nirmala jauh berbeda dari yang dulu. Kulitnya sekarang terawat dan juga jauh lebih bersih dibandingkan saat menjadi istri Arga. Jelas saja, Nirmala rutin perawatan wajah dan juga tubuh. Dia sadar jika perempuan itu juga harus menjaga penampilan."Boleh aku ikut bersama rombonganmu, La? Aku liburan sendiri soalnya," kata Zaki lagi."Boleh, Mas. Ayo ikut aku, Mas!" jawab Nirmala bersemangat. "Memangnya Mas Zaki liburan sendirian?" sambung Nirmala yang berjalan beriringan menuju bus dengan Zaki."Iya. Lama banget aku gak liburan, La. Belum lama ini aku baru balik ke Indonesia," jawab Zaki dengan mata terus men
Read more

Bab 125. Surat Ayah Zaki

"Apa ini, Mas?" Nirmala sontak berdiri dan mundur ketika Zaki berlutut dihadapannya. "Maukah kamu menikah denganku, La?" kata Zaki. Kini adalah lamaran keduanya pada Nirmala. Nirmala masih tak percaya dengan lamaran Zaki. Walaupun hatinya sebenarnya senang, tapi Nirmala juga tidak gegabah dengan langsung menjawabnya. Dia paham sekali kalau antara Zaki dan dia sangatlah beda kasta. Nirmala hanya seorang tukang 'cuci', sedangkan Zaki dokter yang sangat hebat dan punya rumah sakit yang besar. Apalagi sebelumnya, Mama Zaki sempat bersitegang dengan Nirmala. "Segala cara sudah aku coba untuk melupakanmu, La. Tapi, cinta ini selalu ada di hatiku. Saat tahu ternyata kamu belum menikah lagi, aku memberanikan diri untuk melamarmu lagi. Aku tak menuntutmu untuk menjawab sekarang juga jika kamu memang belum punya jawaban," kata Zaki panjang lebar. Nirmala benar-benar tak bisa berkata-kata. Ingin sekali menjawab iya, tapi lidahnya kelu. Tanpa disadari, Nirmala mengambil cincin yang disodorka
Read more

Bab 126. Keributan

"Namanya Nirmala, Om! Memangnya kenapa kalau dia dari kampung? Nirmala ini calon istri saya, Om. Suka atau tidak, ini sudah keputusanku. Maaf jika aku tidak bisa melaksanakan amanah dari ayah," ucap Zaki tanpa ragu. "Kalau kamu tidak menikah dengan Selena, jangan harap kamu akan bisa terus menjadi pemilik rumah sakit itu!" ancam Om Widad. "Kenapa memangnya, Om? Itu rumah sakit ayah saya. Apa Om mau kuasai? Jelas tidak bisa karena saya ahli warisnya yang sah!" Perdebatan antara Om Widad dan Zaki berlangsung sengit. Keduanya tidak mau mengalah satu sama lain. Pendirian Zaki begitu kuat. Dia tidak akan menuruti apa yang Om Widad katakan. Apalagi Zaki tidak tahu apakah surat dari ayahnya itu asli atau hanya surat yang Om Widad buat saja. "Mimpi kamu! Jika kamu gak menikah dengan Selena, rumah sakit itu otomatis menjadi milikku! Itu sudah kesepakatan kami berdua," kata Om Widad garang. Zaki tertawa kecil. Dia menertawakan sikap dan tindakan Om Widad yang cepat sekali berubah. Sudah je
Read more

Bab 127. Minta Penjelasan

"Saya!" Suara berat dan besar milik Om Widad terdengar. Mata Zaki mencari sumber suara. Terlihat jelas Om Widad bersama dengan dua orang polisi berada persis di depan Zaki. Mereka hanya berjarak beberapa meter saja. "Om Widad?" lirih Zaki. Sudah jelas Zaki mengerti sikap satpam yang menghalanginya. Tentu semua staf yang ada di rumah sakit sudah diracuni oleh sahabat ayahnya yang dulu dia anggap sebagai ayah angkat itu. "Maksud Om apa? Ini rumah sakit milik ayah saya. Om tidak berhak mengklaimnya," kata Zaki dengan berani. Om Widad tertawa terbahak-bahak. Dia menggeleng-gelengkan kepala. Setelah itu, dia pun diam tanpa ekspresi seolah-olah tidak tertawa sebelumnya. "Itu dulu sebelum kamu memutuskan untuk menolak perjodohanmu dengan anakku, Zaki!" Keributan itu menjadi tontonan di rumah sakit. Tapi, dengan segera satpam rumah sakit itu membubarkan massa yang sempat berkumpul. "Maksud Om Widad apa?" "Asal kamu tahu, Zaki ... Ayahmu dan aku sudah membuat perjanjian. Dimana perjan
Read more

Bab 128. Fakta Sebenarnya

Dengan menggunakan taksi online, Mama Zoya pergi ke rumah Om Widad. Dia sangat murka karena Om Widad sudah berani menyakiti Zaki. Memang benar adanya surat perjanjian itu. Mama Zoya kira semua itu sudah tidak berlaku karena awalnya Om Widad juga tidak terlalu membicarakan hal itu. Apalagi menurut yang Mama Zoya tahu, Selena punya kekasih. Jadi, Mama Zoya merasa tidak keberatan jika Zaki dengan Nirmala. Tapi nyatanya sekarang saat Zaki menolak Selena, Om Widad menggunakan perjanjian itu sebagai senjata. Perjanjian dimana semua yang dimiliki ayah Zaki akan berpindah tangan ketika Zaki tidak menikah dengan Selena. Tapi, perjanjian itu bisa batal jika kedua belah pihak sama-sama membuka kebenaran. "Widad ... keluar kamu! Hadapi aku kalau berani!" teriak Mama Zoya saat dia sudah tiba di rumah Om Widad. Jika bisa digambarkan, kepala Mama Zoya sudah berapi-api. Dia sangat marah sekali. "Tante Zoya? Mau apa, ya?" gumam Selena yang saat ini sedang berada di rumah seorang diri. Selena teng
Read more

Bab 129. Permintaan Selena

Amarah kini menguasai Widad. Dia tidak terima rahasianya dibongkar oleh Zoya. Dengan perasaan marah, Widad pulang ke rumah. "Kamu yang memaksaku berbuat ini, Zoya! Padahal hanya cukup menikahkan anak kita saja pasti hal ini tidak akan terjadi. Aku tidak terima kamu hina seperti ini!" Saat ini Widad sudah sampai di rumah dan dia tengah berada di ruang rahasianya. Sebuah p*stol kecil diambil dan saat hendak diletakkan ke dalam saku celananya, tiba-tiba muncul Selena yang memang sejak ayahnya tiba di rumah memperhatikan gerak-gerik ayahnya itu. "Mau apa Papa bawa p*stol itu?" Suara Selena mengagetkan Widad. Dia buru-buru menyembunyikan senjata itu dari Selena. "Tidak perlu disembunyikan karena Selena sudah tahu. Apa yang mau Papa lakukan? Apa belum cukup selama ini, Pa? Mau berbuat dosa apa lagi, Pa?" kata Selena dengan suara parau. "Kamu gak usah ikut campur urusan Papa, Selena. Kamu diam saja di rumah!" ucap Widad tegas pada anak perempuannya itu. Selena menggelengkan kepala. Ter
Read more

Bab 130. Bujukan

"Mas ... tapi bagaimanapun juga Mama Zoya itu sudah merawat kamu sampai sekarang. Jangan sakiti hatinya, Mas!" Nirmala memang mungkin tidak merasakan apa yang Zaki rasakan. Tapi, Nirmala tahu rasanya kehilangan anak itu sangat menyakitkan. Zaki diam tak menanggapi ucapan Nirmala. Pikirannya masih kacau. Masih banyak pertanyaan yang ada dalam ot*knya. Nirmala paham akan situasi itu sehingga dirinya juga tidak memaksa Zaki untuk menjawab. "Ya sudah kamu di sini dulu, ya, Mas. Aku mau ke depan sebentar. Nanti aku ke sini lagi," ujar Nirmala kemudian. Hanya anggukan kepala yang Zaki berikan untuk merespon Nirmala. Nirmala sengaja memberikan waktu kepada Zaki untuk menenangkan diri. Kejadian yang menimpa dirinya memang membuat batin Zaki syok berat. Setelah keluar dari ruangannya, Nirmala memilih tempat yang tidak ada karyawannya. Ketika yakin tidak ada orang, Nirmala mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. "Assalamualaikum," ucap Nirmala lembut ketika teleponnya sudah tersam
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status