"Kamu sudah siap, La?" tanya Ridwan. Dia ingin memastikan jika yang akan disampaikan oleh adiknya adalah yang terbaik."InshaaAllah sudah, Bang. Nirmala siap mengatakan keputusannya dan semoga ini yang terbaik untuk semuanya, Bang.""Aamiin! Ya sudah, ayo kita ke depan! Gak enak kalau Raga kelamaan nunggu," kata Ridwan. Nirmala pun mengangguk.Nirmala dan Ridwan berjalan beriringan. Di ruang tamu, Raga sudah menunggu. Di depan Raga sudah tersaji teh hangat dan juga beberapa camilan. "Maaf, ya, Ga, lama menunggu," ucap Ridwan sambil menyalami Raga. "Gak apa-apa, Bang. Belum lama juga aku di sini," jawab Raga sembari tersenyum.Setelah dipersilahkan duduk, Nirmala mulai mengatur nafas sebelum memulai pembicaraan. "Ya Allah, berikan aku kekuatan untuk menyampaikan keputusan ini," batin Nirmala sembari menutup matanya."La, kok malah merem!" seru Ridwan.Ternyata Nirmala memejamkan mata untuk waktu yang agak lama dan dia tidak sadar."Eh, maaf, Bang. Maaf, ya, Mas Raga. Sebelumnya Nirm
Magbasa pa