Semua Bab MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN: Bab 31 - Bab 40

95 Bab

Menepis Perasaan

"Hua--arghsetaaan!" Kamila terpekik kaget saat tiba di unit apartemennya dan menemukan Wisnu baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggang. "Dari mana saja kamu?" tanya lelaki itu sembari muncul dari kegelapan dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Sebelum menjawab Kamila sembari melirik arlojinya dan menyadari ternyata malam sudah cukup larut, itulah alasan kenapa Wisnu sudah pulang sekarang. "Jalan-jalan, cari udara segar," jawab Kamila sekenanya. "Sama siapa?""Sendirilah. Kan kamu juga tahu aku nggak punya cukup banyak teman."Wisnu mengedikkan bahu, kemudian berbalik menghadap lemari yang menjulang di hadapan. Dengan sengaja dia menanggalkan handuk di depan Kamila, lalu melemparnya ke ranjang. "Crocodile Sialan! Kapan aku akan terbiasa dengan segala kevulgaran ini, Tuhan?" batin Kamila sembari memalingkan pandangan menatap ubin yang dipijaknya. "Sudah makan?" tanya Wisnu lagi, setelah selesai berpakaian. Lelaki itu terlihat segar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Senjata Makan Tuan

"Yang, kenapa kita mesti hadir, sih? Perusahaan kita, kan udah diwakilin Bang Wisnu?" protes Hendri di tengah perjalanan menuju PT. Poltaris saat melihat sang istri tengah membubuhkan lipstik warna nude di bibir tipisnya. Sebenarnya yang mengusulkan diadakannya rapat dadakan, karena hasutan Hendri dan Yayang pada beberapa pemegang saham, sebab hasutan-hasutan keduanya, mereka berhasil membuat para orang-orang berpengaruh di perusahaan itu mulai terganggu dengan kandidat kuat calon pemimpin. Hal itu mereka teruskan pada Bu Hilma, dan terjadilah rapat mendadak ini. "Bang Wisnu sama Kalina itu sepaket, nggak masuk hitungan. Papa juga bilang kalau kita boleh hadir, kok. Lagian Bu Hilma sendiri yang ngundang secara resmi.""Ck, bilang aja kalau kamu mau nyaksiin sendiri Kalina dipermalukan di rapat pertamanya.""Nah, itu tahu. Beruntung kita berhasil menjilat beberapa pemegang saham yang cukup berpengaruh. Lumayan buat permulaan, dia pasti kena mental. Kelabakan entar.""Apa kamu nggak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Orang Kepercayaan

"Astaga ini benar-benar menggelikan.""Bagaimana bisa dia memakai barang-barang istrinya?""Lihatlah ... ternyata mereka datang hanya untuk mempermalukan diri."Kulit wajah Yayang yang putih bersih, sekejap berubah merah padam. Rahangnya mengatup rapat dengan kedua tangan yang terkepal. Rasa malu itu sudah menjalar ke seluruh dirinya hingga tubuh tinggi ramping tersebut hanya bisa duduk mematung untuk beberapa saat. "Yang ...." Di kolong meja Hendri mengiba sembari memeluk kaki istrinya. Dia tak tahu lagi di mana harus menyembunyikan muka berserta semua rasa malunya. "Brengsek lo, Hendri!" desis Yayang seraya menendang Hendri sampai terjungkal ke belakang. Kemudian melepas kedua sepatu heels berwarna nude yang dia kenakan, beserta tas yang dilempar ke wajah sang suami. Yayang berlalu dengan bertelanjang kaki, di ambang pintu dia menatap Kamila begitu tajam seolah tatapan itu mampu mencabiknya. "Puas lo, Bitch?"Kamila mengernyit. "Lah, kok gue?""Yang!""Yayang!"Dengan mental dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Ancaman

Kamila menatap nanar TV layar datar yang terpampang di hadapan. Hampir seharian berita tentang Hendri langsung menyebar mengisi berbakal artikel, surat kabar, bahkan media pertelevisian.Sudah dua hari Wisnu juga belum memberinya kabar setelah kembali ke Jakarta. Dia penasaran tentang keadaan di sana bagaimana sekarang? Walaupun tersemat sedikit kepuasan melihat kehancuran Yayang sudah nyata di hadapan, Kamila juga merasa iba dengan Hendri yang dia pikir tak terlalu jahat seperti sang istri. Dua hari ini bahkan hanya Kamila habiskan dengan menghafal beberapa berkas tentang perusahaan yang tak henti Revan kirimkan. Dia nyaris gila selama hampir 40 jam berkutat dengan berkas dan laporan. Kalau boleh memilih, pekerjaan sebagai agen BIN masih lebih mudah dibanding pekerja kantoran. Kalau bukan demi ponselnya yang dijanjikan akan Revan kembalikan, mungkin Kamila tak akan mau bekerja sampai sekeras ini. Dia bak mengulang tes saat masuk STIN dulu. Otaknya terkuras, energinya terserap habis.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Lupa Segalanya

Waktu berlalu begitu cepat. Rapat penentuan pengalihan kepemimpinan Poltaris Jaya semakin dekat di depan mata. Bersama Revan dan ayahnya yang masih terbaring tak berdaya Kamila menjalani hari-harinya yang membosankan, berkutat dengan berkas dan laporan tentang perusahaan yang terus datang setiap harinya. Sekarang perempuan itu benar-benar telah kehilangan kebebasan. Kesibukan dan jam kerja yang merampas hampir seluruh waktunya membuat dia benar-benar merindukan kehidupannya yang dulu. Berganti-ganti peran, mengintai para penjahat, melakukan dinas keliling Tanah Air, dan berlatih fisik rutin sesuai jadwal.Bugh! Bugh! Bugh! Pukulan-pukulan yang Kamila layangkan, membuat samsak tinju yang tergantung di tempat gym khusus penghuni apartemen, berayun ke sana ke mari. Keringat bercucuran dari pelipis hingga seluruh tubuh Kamila yang terbalut sport bra dan celana legging olahraga. Perut rampingnya tercetak curvi sempurna, dengan kedua lengan yang kokoh dan kencang khas olahragawan. Mes
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Minta Bantuan

Langkah kaki itu berayun cepat memasuki sebuah rumah sakit terkemuka di Kota Surabaya. Setelah mendengar kabar bahwa Kalina telah sadar, Kamila langsung pamit pergi, setelah berdalih pada Wisnu, izin untuk mendiskusikan tentang uang yang akan dia pinjam pada sang ayah. Perempuan itu bahkan tak perlu repot-repot mandi, dia langsung melapisi sport bra-nya dengan hoodie dan tancap gas ke lokasi. Ruang rawat Kalina sudah dia hapal di luar kepala. Setelah sampai di Rumah Sakit dia langsung menuju lantai sepuluh dan berhenti di ruang VIP.Pintu yang terbuka membawanya menuju Kalina yang tengah duduk bersandar disuapi makan oleh Revan, di sana juga sudah ada Pak Hari yang sudah stanby menunggu putrinya yang tersadar.Bruk! Kamila langsung melempar tas dan sandal jepitnya, kemudian melompat ke atas brankar saudari kembarnya. "Kamu beneran nggak inget aku? Ayah? Bahkan si ganteng bucin ini?!" Kamila menangkup wajah Kalina dan menepuk-nepuk pipi tirus itu. "Maaf," gumam Kalina penuh sesal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Pengakuan Mengejutkan

"Yang, makanan di depan kamar Hendri, kok masih utuh? Emangnya belum kamu kasih?" Bu Dahlia bertanya pada Yayang yang tengah memainkan ponsel sembari bertumpang kaki di ruang TV bersama Thea yang juga melainkan gadgetnya. "Udah aku ketuk dari tadi Hendri nggak nyaut, Ma. Mungkin dia ketiduran," jawab Yayang santai seolah tanpa beban. "Harusnya terus kamu ketuk, dong. Kalau dia sakit gimana? Itu makanan udah dari pagi, loh," tegur Bu Dahlia yang mulai cemas dengan keadaan putra keduanya. "Ya udah Mama tengok aja sendiri, tanggung Yayang lagi ada obrolan bisnis sama relasi," dalih Yayang, padahal kenyataannya dia tengah men-stalking sosial media Kamila dan Wisnu.Bu Dahlia menghela napas panjang. Akhirnya dia berjalan menuju lantai dua untuk memastikan keadaan Hendri. Tok! Tok! Tok! "Hendri! Makan dulu, Nak! Kalau mau protes sama papa kamu jangan pake alasan mogok makan. Mama nggak suka kalau ada orang yang mubajirin makanan, ya! Buruan keluar atau mama minta Pak Ujang buat dobrak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Mulai Memihak

Kamila dan Wisnu yang baru saja tiba di Jakarta, langsung dikejutkan dengan suara sirine ambulans yang terparkir bersama dengan mobil polisi di pelataran kediaman keluarganya. Tangis histeris Bu Dahlia ikut mengiringi jasad putra keduanya yang diangkut menuju rumah sakit untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab kematian Hendri apa benar bunuh diri. Garis polisi terlihat sudah membentang di depan kamar yang menjadi saksi bisu meninggalnya pewaris kedua keluarga Wijaya yang selama ini dikenal dengan pribadi yang humble dan ceria. Media menduga bahwa penyebab kematiannya adalah depresi akibat skandal yang baru saja terjadi.Kamila menoleh pada Wisnu yang tiba-tiba meraih jemarinya, lalu menggenggam erat. Seperti ada bongkahan batu yang baru saja menghantam ulu hati Wisnu, tapi dia tak bisa mendeskripsikan perasaan itu. Dari arah pintu terlihat Yayang tiba-tiba berlari dan berhambur dalam pelukan lelaki itu. Menangis meraung mengeluarkan semua stok air mata buaya yang dia punya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Duri dalam Daging

Kamila mengempaskan diri ke ranjang, pikirannya jauh menerawang sembari menatap langit-langit kamar. Ada sesuatu yang mengganjal, dan membuat Kamila bimbang. Perseteruan ini bahkan baru dimulai, tapi sudah ada satu nyawa yang melayang. Setelah ini apa? Apakah rencana Kalina akan sebanding dengan rencana jahat yang mungkin sudah Yayang persiapan? Sebagai penonton sekaligus tokoh figuran, Kamila hanya bisa menunggu dalam ketidakpastian. Seandainya dia tahu lebih awal, mungkin keadaan tak akan sepelik ini. Kamila menggulingkan tubuhnya, mengubah posisi dari telentang, menjadi telungkup. Pesan-pesan dari Revan baru saja memenuhi notifikasi setelah Kamila menyalahkan fitur Wi-Fi.From : Revan Hensem[Bagaimana keadaan di sana?][Aku cukup terkejut dengan berita tentang Hendri.][Segera kabari kalau ada sesuatu yang mencurigakan. Untuk sementara mungkin aku akan stay di Surabaya, menjaga Kalina sampai dia pulih sepenuhnya.]Kamila memutar bola mata membaca pesan ketiga bernada posesif it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Mulai Menunjukkan Taring

Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Wijaya. Berbagai karangan ucapan belangkawa para kolega dan partner bisnis masih terus berdatangan mengisi sepanjang jalan pelataran sampai pintu masuk kediaman. Terhitung 1 x 24 jam setelah jasad Hendri dikebumikan, pemberitaan tentang wafatnya salah satu pewaris kerajaan bisnis PT. Wijaya Sejahtera itu masih menjadi headline berbagai berita dan surat kabar. Skandal tentang penyimpangan perilakunya mulai tenggelam oleh kasus bunuh diri yang menghebohkan.Para anggota keluarga yang masih berkabung dengan kepergian salah satu anggota keluarga, menunjukkan berbagai ekspresi beragam, ada yang bersikap tenang, bahkan memanfaatkan keadaan, ada yang diam membisu dengan segala kemelut pikiran, ada yang hanyut dengan rasa bersalah tak bersudahan, serta ada pula yang menonton dan menjadi bagian yang kebingungan. "Nyonya besar belum kasih uang belanja, Nya, beliau juga belum keluar kamar dari kemarin. Cici nyimpen cuma seratus rebu di kantong.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status