"Za pelan-pelan dong nyabutnya, sakit tahu." Rania meringis menahan sakit dan juga perih. "Iya, ini juga udah pelan. Kamu tahan dong," ujar Reza. Ia, melihat jika wanita yang baru ia nikahi pagi tadi, terus meringis kesakitan. "Ya ampun, Za. Jangan digoyang tambah sakit," kata Rania. Seketika Rania mencengkeram sprei, akibat rasa sakit yang luar biasa. "Biar mudah nyabutnya," sahut Reza. "Tapi sakit banget, Za. Tuh kan darahnya keluar," ujar Rania. "Sepreinya jadi kena darah, gimana dong," lanjutnya. "Enggak apa-apa, nanti kan bisa diganti," sahut Reza. "Tapi kamu yang ganti ya," pinta Rania. "Iya aku yang ganti, udah diam, aku cabut sekarang," ujar Reza. Sementara Rania hanya mengangguk. "Aaaaaaaa. Reza sakit!" teriak Rania. Sontak Reza terkejut mendengar teriakan istrinya itu, bukan hanya Reza orang yang ada di luar pun demikian. "Rania kamu kenapa? Reza kamu pelan-pelan dong, ingat itu anak orang." Hesti ibu mertua Rania menggedor pintu kamar putranya itu. "Iya, Ma. Mama
Last Updated : 2022-07-09 Read more