Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 81 - Chapter 90

614 Chapters

BAB 83. Kesalnya ibu mertua.

Aku takutnya Fatki seperti perempuan-perempuan yang ada di sosial media itu yang memviralkan video pernikahan suaminya di jagat Maya.Jika, itu sampai terjadi, maka tamatlah riwayatku dan anakku Arman. Kami pasti akan dibully orang si Indonesia Raya belum lagi sanksi sosial harus kami terima, maka dari itu aku dan Arman memutuskan untuk merahasiakan pernikahannya.Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Setidaknya untuk proses pernikahan Arman dan Reni tidak ada gangguan. Itu membuatku bisa bernapas sedikit lega. Dengan surat pernyataan mau di madu dari Fatki, otomatis Arman dan Reni bisa melangsungkan pernikahan mereka sah secara agama dan juga negara itu kenapa aku berani mengundang para tetangga kanan kiriku.Aku tidak peduli cemoohan dari mereka yang penting aku punya menantu baru yang duitnya lebih banyak dari Fatki dan yang tidak pelit padaku, satu lagi harapanku dari Reni dia harus segera hamil harus segera memberiku seorang yang cucu dan aku yakin Reni pasti nanti akan bisa
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 84. Ibu mertua tiba-tiba baik.

Ting!WA ibu mertuaku.[Malam ... Nak, sudah tidur? Aku terkejut mendapat pesan WA dari beliau.Tumben sekali mengirimiku WA. Biasanya cuek bebek. Selama aku menjadi menantunya jarang sekali menerima pesan romantis seperti ini. Ya, meskipun kata orang ini bukan pesan romantis, tapi menurutku ini romantis karena ini untuk kali pertamanya ibu mengirim pesan menanyakan aku sudah tidur atau belum dengan bahasa yang halus.Selama aku menjadi menantunya chatan beliau hanya berisi tentang uang, uang, dan uang saja.Setiap hari yang ditanyakan ibu hanya uang. Herannya aku dulu biasa aja dan menganggap itu hal yang wajar. Padahal tanpa aku sadari itu toxic dalam hidupku. Ada apa, ya? Apa terjadi sesuatu pada beliau atau memang ibu sengaja memang sudah baik. Sudah sadar akan semua kesalahannya, tapi kenapa cepat sekali? Padahal masih terngiang sekali ucapan menohok ibu tadi siang.Di mana beliau teramat sangat merendahkanku dan juga meremehkanku.Bukan itu saja, hinaan dan label wanita mand
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 85. Sakit Hatiku.

Ibu sudah tua dan sendiri di kampung. Memang sih, tinggal bersama kakakku dan menantunya yang baik hati, tapi tetap saja beliau merasa sendiri karena belahan jiwanya telah pergi meninggalkan ibu sendiri. Aku khawatir jika bercerai ibu akan ikut sedih dan kepikiran. Lagi pula aku tahu betul sifat ibuku, jika aku bercerita dari kemarin-kemarin yang ada ibu akan menjawab dengan kata sabar, yang legowo, namanya istri harus taat suami. Ingat surga istri ada pada suami.Begitulah nasihat ibuku, meski aku tahu maksud beliau baik hanya saja aku memang tidak mampu untuk menjalani pernikahan yang tidak membahagiakan ini.Mungkin orang lain akan berusaha menerima pernikahan yang tidak membahagiakan demi menjaga hati lain yang tidak ingin ikut tersakiti. Anak misalnya. Bahkan seorang istri rela menggadaikan kebahagiaannya asal anak-anak mereka tidak kehilangan kasih sayang ke dua orang tuanya.Tapi, kalau aku tidak bisa begitu. Posisiku belum terlalu rumit karena aku belum ada anak. Jika, alasa
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 86. Melangkah tanpamu.

“Terus gimana dong, Mbak Fatki, kan, kelaparan sampai enggak bisa tidur gitu. Nanti Mbak Fatki sakit loh ... soalnya kan, udah dari tadi pagi kita kerja angkut-angkut barang. Terus ditambah lagi banyak kejadian tidak terduga. Eh .. ini ditambah malah enggak tidur nanti kalau Mbak Fatki sakit kan, kita semua yang repot,” ujar Susanti.Beruntungnya aku memiliki teman seperti Susanti, dia bukan hanya saja sebagai partner kerja, tapi sudah seperti keluarga. Seperti adikku sendiri dia baik dan perhatian padaku.“Kok, Mbak Fatki malah bengong gitu ngeliat aku ... Aku kan, jadi GR. Apakah aku terlihat sangat cantik saat bangun tidur?” gurau Susanti.“Apaan sih, San, kamu itu baru juga bangun tidur udah bisa bercandaan aja,” jawabku.“Habisnya Mbak Fatki ngelihatnya gitu sih, enggak pakai kedip. Beneran deh aku jadi GR,” jawab Susanti lagi. Tangannya sibuk mengikat rambutnya yang panjang sampai pinggang.“Aku merasa beruntung dan bersyukur banget karena punya partner kerja, adik, dan teman s
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

BAB 87. Keabsurdtan Mas Fais.

Assalamualaikum selamat pagi semuaBantu follow akunku, ya! Wajib like dan komen.🌸🌸🌸Aku kesal sekali pada Susanti dia benar-benar ceroboh!Bisa-bisanya dia mengizinkan Mbak Wulan dan Mas Fais masuk ke sini. Enggak apa-apa sih, diizinkan masuk, tapi harusnya aku dibagunin dulu. Ini yang ada membiarkan aku tidur pulas di atas sajadah, mana tidurku kadang suka melongo.Seketika rasa laparku menguap begitu saja dan tiba-tiba kenyang. Itu anak merasa tidak bersalah lagi. Setelah cerita begitu dengan santainya lanjut menjahit. Harusnya dia minta maaf kek, basa-basi kek, ini tidak sama sekali. Ya Ampun, Susanti! Sengaja aku pukul-pukulan sendok ke piring agar Susanti peka. Dia harus tahu kalau pagi ini aku benar-benar marah padanya. Eh, bukan marah, tapi kesel! Sama aja lah, itu. Ck! Awas ya, kamu Santi kupotong gajimu 50%.“Sudahlah, Mbak Fatki, enggak usah nesu-nesu gitu! Pamali tahu! Aku minta maaf deh! Sudah enggak usah ngedumel gitu nanti cepat tua, lihat tuh muka udah keriput!” uj
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

BAB 88.

“Iya, insya Allah tiga hari selesai. Aku pun tergantung sama Bu Bos, ini kan, ada payet-payetnya. Nah, Bu Bos yang ngerjain itu,” timpal Susanti.“Eh, tapi karena ini bahan kainnya bagus banget jadi kami butuh waktu lebih lama sedikit. Kami harus ekstra hati-hati. Kalau tidak nanti rusak tidak ada kain penggantinya,” jelasku.“Baiklah, kalau gitu, aku ikut Mbak Fatki saja,” jawab Mbak Wulan.“Ya, sudah kalau begitu kami pamit, aku ada kerjaan lain, Lan, kalau kamu mau di sini aku tinggal biar Fawas yang jemput.”“Aku juga mau pulang, Mas. Mas Fawas mana mau jemput dia hari ini ada jadwal sama calon istrinya.”“Mbak Fatki, kami persmisi dulu, Assalamualaikum ....” pamit Mas Fais.“Wa’alaijumsalam .....” Aku dan Susanti mengantar Mbak Wulan dan Mas Fais sampai depan.“Mbak, aku enggak nyangka loh, kalau Mas Fais udah nikah, pasti istrinya beruntung banget ya, punya suami seperfect begitu.”“Ssstt ... sudah enggak usah ghibah. Jangan lihat orang dari luarnya saja. Yok, lah kita kerjak
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

BAB 89. Kecelakaan.

“Apaan itu?”“Jadi, istri sultan laaah. Ha ha ....”“Kamu itu San, ada-ada saja.”“Ada dong, Susanti gitu, looohh! Tuh, kan, Mbak, HP-mu bunyi terus. Kayaknya memang penting deh! Mungkin calon mantan suami Mbak Fatki alias Mas Arman mau ngajakin balikan,” tebak Susanti.“Iya, kali, tapi aku enggak mau, San. Cukup sekali aku merasakan kegagalan cinta.”“Diiih, macam lagu dangdut aja, Mbak.”“Loh ... iya kan, bener, he he ....”~K~U 🌸🌸🌸“Buka, woooii! Buka!” teriak Intan dari luar. Dia menggYa Allah, itu mereka nekat datang ke sini.“Tuh, kan, Mbak, makanya kalau di telepon itu diangkat biar enggak datang ke sini itu para Mahluk jadi-jadian,” ujar Susanti.“Intan, jangan kasar begitu!” bentak ibu. Laah, tumben sekali ibu begitu. Biasanya beliau juga ikutan kasar.“Assalamualaikum ... Fatki, Nak!” panggil ibu. Aku dan Susanti saling berpandangan.“Mak lampir udah taubat, Mbak!” seru Susanti lalu cekikikan.“Grandongnya, kok, enggak ikut ya, Mbak?” tanya Susanti. Aku mengedikan bahuk
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

BAB 90. Gagal pembelian tanah.

🌸🌸🌸🌸Aku langsung lemas membaca WA dari orang yang mau membeli tanahku. Ternyata memang rencana manusia itu tidak seindah rencana Allah. Apa yang sudah aku susun selama ini ternyata tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat uang yang sebagai andalanku belum juga bisa cair.“Mbak Fatkti enggak apa-apa kan, kok kayaknya langsung lemes gitu?” Susanti cemas.Dia gegas mengambilkan air minum untuk diberikan padaku.“Mbak baik-baik saja Susanti, tenang aja kamu nggak usah khawatir.”Tatapan Susanti tentu saja tidak bisa dibohongi, dia tetap mengkhawatirkanku. Susanti pasti tahu kalau aku sedang berbohong.Aku sengaja tidak memberitahukan keadaanku yang sebenarnya sebab takutnya ibu dan Intan justru akan menertawakanku karena tanah yang aku tawarkan belum jadi dibeli.Jika ibu dan Intan tahu tanah yang aku tawarkan tidak jadi dibeli pasti mereka akan senang dan mereka akan tetap berleha-leha tinggal di rumah itu.Memang sebenarnya ibu dan keluarganya tidak sepenuhnya salah karena memang ru
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

BAB 91. Datang lagi.

“Ya ampun, Fatki, mertua kamu datang ke sini ya, mau liat gimana kondisi toko kamu. Juga sekalian Ibu ini mau pamer sama teman-teman Ibu kalau menantu kesayangan Ibu yang cantik jelita ini punya ruko besar dan juga di tempat elit pasti mereka semua akan iri pada Ibu. Makanya Ibu datang ke sini ya, itung-itung sambil promosiin toko kamu siapa tahu dengan Ibu promosi makin banyak yang jahitin baju di sini. Ya kan, Intan?” tanya ibu pada Intan.“Iya dong, Ibu gitu lo, kan, banyak teman-temannya lagi pula teman-teman Ibu juga orang kaya-kaya, kalau hanya sekedar jahit di tempat begini bagi mereka sangat mudah apalagi kalau ongkosnya murah bisa jahit 2 sampai 3 baju di sini. harusnya Mbak Fatki itu terima kasih loh, sama kita,” jawab Intan.“Jadi, ibIbuu datang ke sini hanya untuk melihat tokoku saja kan, Ibu sudah lihat lebih baik sekarang Ibu pergi dari sini karena kerjaanku sangat banyak aku tidak ada waktu untuk menemani Ibu dan Intan ngobrol di sini,” kataku lagi.“Kamu ngusir Ibu F
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

BAB 92. Membujuk Fatki.

“Mbak Reni, itu kan, karena dia lagi hamil anak Mas Arman saja. Kalau enggak ya, biasa aja. Ya, kan, Bu?” sahut Intan. Ibu mengangguk.Ya Allah ini dua manusia dasar tidak punya perasaan dan hati. Mereka pikir pernikahan itu hanya untuk mainan saja. Jawabnya kok begitu amat. Jadi, apakah kalau Reni tidak hamil ibu akan memperlakukan hal yang sama seperti yang beliau lakukan padaku?“Intan, kamu tega sekali ngomongnya seperti itu?” tegurku.“Lah ... memang kenyataannya begitu kok, Mbak karena kan, selama ini Ibu memang kepingin punya cucu ya, kan, Bu?” Lagi-lagi Bu Hanya mengangguk seraya tersenyum lebar.“Emang kamu pikir pernikahan itu sesuatu yang biasa saja Tan. Kamu salah pernikahan itu sesuatu yang sakral, janji yang diucapkan itu bukan hanya di hadapan manusia, tapi di hadapan Tuhan. Di hadapan Allah dan saksinya pun banyak kalau kamu menilai suatu pernikahan dengan begitu aku yakin kamu pun akan mendapatkan karma sama seperti apa yang dilakukan masmu pada istrinya dan satu lagi
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more
PREV
1
...
7891011
...
62
DMCA.com Protection Status