Home / Pernikahan / KUBALAS HINAANMU DENGAN UANGKU / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of KUBALAS HINAANMU DENGAN UANGKU: Chapter 51 - Chapter 60

98 Chapters

Bab 51

Bab 51ATM hilangEntah mengapa Mas Wanto langsung menutup panggilanku? Dengan keadaan panik aku mencoba menghubungi Pakde Pur. Dia yang telah membuat buku rekening, jadi Pakde Pur lah yang harusnya bisa memblokir ATM tersebut.Alhamdulillah, Pakde Pur bersedia mengurus semuanya.Pupus sudah harapanku segera menempati rumah baru. Aku tidak bisa berharap banyak, tapi semoga ada sisa uang yang bisa diselamatkan."Nanda, gak usah dipikirin! Kalau masih jadi rejeki gak bakal hilang!" ucap Mas Wanto. Ya, Mas Wanto ternyata mengurungkan niatnya kembali ke ibukota. Padahal dia di sini sudah empat hari, dia juga mengatakan bahwa istri dan anaknya juga akan pulang. Mungkin sore akan tiba disini."Padahal sudah aku simpan di lemari lho, Mas! Memang kalau PIN, Pakde Pur lah yang menulis di buku rekening. Katanya dia takut kalau lupa, Nanda ceroboh gak mengunci lemari. Nanda pikir gak akan ada orang yang mau mengambilnya!""Yaudah … mau gimana lagi? Tadi Mas juga sudah mencoba menghubungi Bulek.
Read more

Bab 52

Bab 52Rumah baruPOV Nanda"Assalamualaikum," Terdengar salam dari luar."Waalaikumsalam," Aku dan Mas Wanto menjawab bersamaan.Ternyata Ratna, dia datang membawa sekantong bawaan.Mas Wanto pergi ke belakang meninggalkan kami sembari menggendong Hawa. Memberikan kami kesempatan untuk bicara mengenai pekerjaan."Gimana, udah selesai?" Ratna melihat-lihat kain yang aku kerjakan."Belum, Rat. Padahal aku dah lembur ampe malam, malah sekarang aku baru dapet musibah! Jadi gak konsen ma jahitan!" Aku masih meneruskan menjahit, meskipun Ratna berseliweran di belakangku."Kenapa?" tanya Ratna sambil menatapku."ATM aku hilang, sama buku rekeningnya. Padahal dibuku rekening sudah ada No PIN nya! Jadi yang nyuri keenakan!" titahku dengan nada kecewa."Yaelah, Nanda. Kok bisa kamu tulis di buku rekening? Gil* kamu!""Itu ATM kan yang bikin Pakde aku, jadi dia ngasih semuanya ke aku. Dari pada lupa, ditulis di buku. Padahal sudah aku simpan di lemari!""Sial Mulu, hidup kamu!""Gak ngerti! Kam
Read more

Bab 53

Bab 53Lamaran AdiPOV AdiAku melajukan motor seperti biasa ke kantor dekat rumah. Jarak antara tempat kerja dengan rumah hanya kisaran dua kilometer. Motor matic berwarna hitam adalah motor yang sering aku pakai. Semenjak aku memutuskan ikatan dengan Kasih, meski sudah menjalani proses tunangan. Tidak membuatku lantas menutup hati, tidak butuh waktu lama aku merasakan kembali getaran-getaran cinta. Semenjak aku berjumpa dengan gadis berlesung pipi itu. Bibirnya yang tipis, dan juga rambutnya yang sedikit ikal.Tapi niat hati ingin berkenalan selalu saja aku urungkan. Pekerjaannya yang menjadi kasir di Alf*mart dekat rumah. Membuatku sering kali mampir sekedar membeli sebungkus rokok maupun membeli sebotol minuman kemasan.Hari ini aku berniat memberanikan diri berkenalan, maksud hati ingin mengenal lebih dekat. Namun sayangnya bukan hari keberuntunganku, dia tak masuk kerja dengan alasan sedang berduka. Ada rasa penasaran siapa orang terdekat yang meninggal. Aku mencoba bertanya ala
Read more

Bab 54

Bab 54Pulang ke wonogiriPOV NandaAlhamdulilah, semua berjalan lancar. Aku dan juga Hawa tiba di Wonogiri dengan selamat. Di rumah mertua sudah cukup banyak orang. Karena memang besok Adi melangsungkan pernikahan. Semua mata tertuju pada kami yang sedang turun dari mobil, satu persatu para tetangga malah ikut membantu menurunkan mesin. Hanya sekedar dimasukan kedalam rumah baru. Karena besok masih ada acara mungkin, lusa akan aku rapikan dan tata sesuai tempatnya."Assalamu'alaikum," Kuucapkan salam, setelah kaki kanan ku melangkah di rumah baru. Kusapu seluruh ruangan dan melihat hingga ke langit-langit. Alangkah bahagianya aku kini bisa memiliki rumah sendiri. Meskipun lantai belum dikeramik dan tembok masih sebagian di plester. Tapi syukur ku tak pernah habis. Sungguh besar karunia Allah. Memberikan cobaan yang membuatku hampir menyerah. Tapi diganti dengan berdirinya rumah ini dengan kokoh. Aku letakan tas dan juga Hawa di kasur baru. Kurebahkan Hawa yang tertidur pulas di gend
Read more

Bab 55

BAB 55Menantu tak tau diriPOV Author"Embu ...Embu." Hawa terbangun, setelah mendengar Tante Siska berucap lebih keras. Tante adalah panggilan untuk Siska istri dari Adi.Nanda berjalan menuju kamar, mencoba meraih tubuh mungil itu lalu menggendong nya keluar. Siska yang melihat Hawa berlinangan air mata hanya diam sembari membuka baju yang dibawanya tadi. Memang Siska adalah tipe wanita yang tidak terlalu suka dengan anak kecil. Apalagi tangisannya yang terkadang tidak mau berhenti.Tanpa meminta maaf Siska pulang kerumah. Dan juga tak mempunyai sungkan pada Nanda sang kakak ipar. Berjalan dengan hentakan kaki yang cukup keras.Ibu mertuanya yang sedang berbaring di kasur lantai depan televisi terbangun, karena tidak sengaja tertidur. Padahal jam masih menunjukan angka sembilan lebih dua puluh menit."Bu, pagi-pagi dah tidur? Gak baik untuk kesehatan, Bu. Mending ibu cari kerjaan deh! Bersihin rumput atau ngepel, buat cari keringat!" ucap Siska tanpa mempunyai sungkan atau rasa tak
Read more

Bab 56

BAB 56Hutang SiskaOrang bilang jual anak untuk membayar hutang-hutang, tak kupedulikan. Toh hutangku juga aku bayar sendiri bukan orang lain. Jadi buat apa aku dengerin apa kata mereka, bisa-bisa aku ikut kurus.POV AuthorSemenjak Nanda tinggal dirumah sendiri, setiap pagi dia belanja sayur di tempat langganan. Demikian juga Siska, setelah dia menjadi istri Adi. Dia lah yang sekarang bertugas mengatur keuangan, sebab ibu mertua sudah tak sanggup lagi mengurusi semuanya. Berjalan sendiri saja kadang masih terlihat kesulitan, apalagi harus mengurus semua kebutuhan rumah tangga.Tapi watak dan kebiasaan Siska langsung terlihat setelah seminggu pernikahan, dia tipe wanita yang tanpa sungkan mengomentari kehidupan orang lain. Apalagi dengan kehidupan kakak iparnya yang selalu terlihat berlebih. Meskipun dia tidak tahu sebenarnya yang terjadi di rumah tangga Nanda. Sebab Nanda sangat pintar menutup urusan keluarganya. Karena dia pikir urusan rumah tangganya bukan konsumsi publik. Nanda
Read more

Bab 57

Bab 57Siska kelabakan"Apa lagi ni anak?" gumam Nanda pelan.POV Nanda"Mbak Nanda kelewatan ya!" Siska terlihat marah, jelas dari rahangnya yang mengeras dan juga tangannya yang mengepal."Apa lagi sih, Sis? Gak usah teriak-teriak Hawa takut nanti," ucapku sambil mengambil ponsel dari meja. Mengotak-atik nya dan menaruhnya kembali diatas meja."Kenapa aku disuruh bayar hutang-hutang, Mbak Nanda? Saya seumur-umur tidak pernah hutang sama tukang sayur maupun warung sembako seberang Jalan ya! Kenapa tiba-tiba Siska ditagih? Banyak pula! Siska gak mau bayar!" Siska tanpa henti mengomel sembari berkacak pinggang melotot menatapku.Aku yang tadi sedang menjahit lantas berhenti dan menatap Siska dengan seksama. "Terus ….""Mbak Nanda mau ngibulin aku ya?" Siska terlihat tak terima."Yang suka ngibul Mbak Nanda apa kamu?!" Aku dengan santai bertanya balik kepada Siska sambil melanjutkan pekerjaanku menjahit."Maksud Mbak apa? Siska gak ngerti?" Siska menurunkan nada bicaranya, sepertinya di
Read more

Bab 58

Bab 58Kejutan tak terduga"Katanya ada yang ingin kamu sampaikan pada kami, Sis?" tanya Bapak Mertua Ku melempar pandangannya ke arah Siska.Aku pikir bapak mertua mengetahui perihal Siska meminta ku membayar setiap belanjaan-nya. Tapi ternyata dia sudah diberi bocoran oleh Siska akan sesuatu hal. Siska mengernyitkan dahinya."Iya, Pak. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada Ibu maupun bapak." Siska terlihat merogoh saku celana sebelah kiri. Mengambil benda berbentuk kotak. Sepertinya wadah sesuatu, kalau tidak salah wadah cincin. Tapi entahlah apa isinya? Disodorkan benda itu ke hadapan Ibu mertuanya."Bu, ini ada sesuatu buat Ibu. Tapi gak terlalu mahal, semoga Ibu suka!" Ibu tersenyum melihatnya dan segera mengambil benda itu. Perlahan membukanya dan memperlihatkan kepada kami yang berada di hadapannya."Cincin emas? Bagus," ucap Ibu dengan ekspresi yang biasa saja."Ibu suka?" tanya Siska memancing."Suka," jawab ibu seperti tak ada gairah.Aku hanya meliriknya, seolah meremeh
Read more

Bab 59

Bab 59pamer"Ih … Pamer … Dulu pas masih tinggal sama mertua. Gak pernah tu Mbak Nanda ngasih uang! Kalau ibu gak minta sama Mas Wawan, ibu gak akan pernah dikasih sama Mbak Nanda! Mas Adi aja kalau ngasih gak pernah di depan kalian. Karena memang Mas Adi orangnya gak suka pamer!" tutur Siska yang kepalanya sambil kanan kiri seperti gerakan Tina toon.Astaga, mendengar ucapan Siska seketika membuatku naik darah. Padahal dia tidak tahu perjuanganku dulu. Tidak tahu bagaimana sulitnya ekonomi ku dulu, dia hanya melihat aku di posisi sekarang tapi tidak melihat prosesnya. Dan dia juga tidak tau bagaimana sikap mertuanya itu.Aku masih saja diam, dan membuang napas dengan sedikit bersuara."Mas Wawan lihat istrinya gitu, juga cuma diem aja. Dinasehati dong! Gak jelas banget maksudnya apa?" Nada bicara Siska memang sedikit menggur. Tapi kurasa dia benar. Benar-benar iri melihat ku bisa memberikan uang itu pada bapak."Bapak belikan sapi atau kambing terserah, Bapak. Jadi nanti sewaktu-wak
Read more

Bab 60

Bab 60Khayalan.Aku mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan membuangnya perlahan."Tidak, semua itu tidak benar! Siska menantu yang baik. Dia tidak memerintah ibu melakukan pekerjaan apapun. Ibu sendiri dengan sukarela melakukannya!" "Tu … Denger sendiri kan? Ibu lho yang bilang kalau aku itu menantu baik, jangan-jangan Mbak Nanda gak suka lagi dengan aku! Mas Wawan lihat tu istrimu. Memfitnah aku sembarangan, diajari dong, Mas!" Siska terlihat marah dan juga menyalahkan suami Nanda."Gimana sih, Mas Wawan ini? Punya istri kok gitu banget, suka fitnah dan juga ngomong yang tidak-tidak! Dasar kakak ipar gak tau diri!" timpal Adi yang mulai tersulut emosi."Kamu itu gimana sih, Dek? Kalau gak punya bukti dan juga gak tahu jangan asal bicara! Jadinya kan fitnah, tu lihat Siska. Kasihan dia!" Semua orang yang ada di ruangan itu menyudutkan Nanda. Menantu tertuaku, entah mengapa jawaban dari mulut ini malah membuatnya semakin disudutkan. Terlebih suaminya malah ikut memarahinya. Yang b
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status