Semua Bab Mengejar Cinta Ms. Independent: Bab 51 - Bab 60

164 Bab

BAB 52: Kerjasama

Prince tersenyum lebar sambil menopang dagunya, anak itu terlihat begitu senang karena hari ini Rosea datang ke sekolahnya dan membantu Prince lebih dekat dengan teman-temannya di sekolah. Tangan mungil Prince menutup mulutnya yang tertawa begitu teringat jika tadi untuk pertama kalinya dia menanam pohon di halaman kelasnya bersama ayahnya dan di temani Rosea. Meski hanya ada mereka bertiga karena teman-temannya sudah pulang, Prince merasa begitu bahagia sampai tidak sabar ingin segera menelpon pamannya dan memamerkannya. “Sea, mau makan siang bersama?” tawar Leonardo. “Aku masih memakai pakaian golf dan sudah kotor, langsung ke rumah saja.” Tanpa bertanya lagi, Leonardo mengangguk setuju meski di dalam hatinya menyimpan sedikit kecewa karean tidak bisa menahan Rosea lebih lama lagi untuk bersama denganya. Hari ini terasa berjalan begitu cepat untuk Leonardo, Leonardo sendiri sampai tidak percaya bahwa manusia gila kerja seperti dia sampai benar-benar lupa dengan pekerjaannya ka
Baca selengkapnya

BAB 53: Tekanan Hebat

Sepanjang perjalanan Rosea di landa kegelisahan, Rosea tidak habis pikir dengan dirinya sendiri yang bisa tertekan hanya karena sebuah jodoh hingga harus menciptakan kebohongan yang memalukan. Rosea tidak hanya malu kepada Atlanta, namun dia juga malu kepada dirinya sendiri yang tidak bisa menghadapi segalanya dengan penuh keberanian. “Keluargaku terkadang sangat memuakan, kamu tidak perlu menahan diri jika ingin memaki ketika mereka bicara sembarangan,” ungkap Rosea dengan penuh tekanan. Atlanta terkekeh geli mendengarnya, “Bagaimana jika aku melakukan semuanya dengan baik?” “Aku akan sangat berterima kasih.” “Hanya itu?” “Kamu maunya apa?” “Makan malam bersama.” “Oke” jawab Rosea dengan cepat. Butuh waktu lebih dari tiga puluh menit untuk mereka menghabiskan waktu di perjalanan agar sampai ke sebuah restaurant tempat pertemuan. Beberapa kali Rosea mengatur napasnya dan meredakan ketegangan yang menguasainya. Beruntung Atlanta dengan segala kepandaian dan keterbiasaannya de
Baca selengkapnya

BAB 54: Kebohongan yang Sempurna

“Nama saya Atlanta, saya pacar Rosea. Apa sekarang saya boleh masuk?” Sendok di tangan Aurel jatuh seketika. Kartika langsung beranjak dan tersenyum lebar menyambut Altanta dengan akrab di hadapan semua orang. Orang-orang terbungkam tidak bisa berkomentar apapun hanya dengan melihat kehadiran Atlanta. Rosea hanya bisa bernapas dengan lega, setidaknya kehadiran Atlanta akan membungkam mulut bibinya. “Kenapa datang terpisah?” tanya Aurel curiga. “Kami datang bersama. Tapi saya harus menerima telepon dulu dari rekan kerja. Maaf, karena terlambat.” “Pekerjaannya apa?” tanya Aurel lagi. “Aurel” peringat Saras lagi agar Aurel diam. “Nak Atlanta, silahkan duduk.” “Terima kasih.” Atlanta segera menarik kursinya dan duduk di samping Rosea, pria itu tetap tersenyum lebar meski kini semua mata tertuju kepadanya, apalagi Alan yang tidak berkedip sama sekali karena Atlanta adalah adalah cucu dari pemiliki perusahaan tempat dia bekerja. Wajah Alan memucat begitu khawatir jika mertua dan i
Baca selengkapnya

BAB 55: Rencana

Siang itu itu, Rosea keluar dari toko perhiasannya membawa tumpukan document yang masih menanti untuk dia periksa. Masih ada banyak jadwal pekerjaan yang harus dia kerjakan hari ini, namun Rosea harus menemui Prince terlebih dahulu karena hari ini jadwal pekerjaannya. Sudah hampir dua minggu Rosea bekerja menemani Prince, semuanya berjalan dengan baik dan mudah, Prince tidak lagi sekaku apa yang pertama kali Rosea temui. Rosea segera mengendarai mobilnya dan segera pergi. Suasana hati Rosea sangat usai pertemuan keluarganya beberapa hari yang lalu, kini Kartika tidak lagi banyak mengomel kepadanya. Butuh waktu dua puluh menit untuk Rosea bisa sampai ke rumah Leonardo, Rosea sempat di buat bingung karena suasana rumah Leonardo hari ini tampak sepi tidak menunjukan kebeberadaan seseorang. Rosea segera menekan bel beberapa kali, menunggu seseorang membukakan pintu. Tidak ada jawaban.. Sekali lagi Rosea menekan bel. Pintu di depan Rosea terbuka, Adam tersenyum lebar membuka pintu
Baca selengkapnya

BAB 56: Gagal

Sepuluh menit sudah Rosea menunggu, dia mengambil kesempatan kosong itu untuk menghubungi beberapa orang kliennya untuk mendiskusikan pekerjaannya yang selesai di kerjakan. Rosea beranjak dari duduknya dan berdiri di sisi jendela, dia berbicara dan mendengarkan apa yang sedang di bahas, tidak jarang Rosea harus banyak diam mendengarkan perdebatan kliennya yang kebanyakan dari mereka adalah pasangan kekasih yang akan menikah. Lama Rosea berbicara, akhirnya dia kembali duduk di kursinya, Rosea menyempatkan diri mengeluarkan mainan kayu puzzle dari dalam tasnya. “Apa itu?” Rosea tersentak kaget, kepalanya terangkat, seketika Rosea menelan salivanya melihat Leonardo yang sudah kembali, pria itu mengenakan kemeja berwarna hitam selengan dengan celana hitam. Pria itu terlihat sangat segar karena baru selesai mandi. Rosea meletakan puzzle kayu itu dia atas meja dengan gugup. “Aku membeli puzzle angka agar Prince bisa belajar menyusun angka dengan ini. Ini aman, tidak memakai pewarna yan
Baca selengkapnya

BAB 57: Ungkapan

Prince terduduk di bathup, tubuhnya tenggelam di antara banyak busa tengah mandi, anak itu terlihat begitu senang membicarakan teman-temannya yang memiliki hewan peliharaan, sayangnya Prince belum mendapatkan izin untuk memiliki hewan peliharaan juga. “Jadi, kamu mau hewan peliharaan apa jika di beri izin memelihara?” Tanya Rosea yang kini bersandar pada pintu, Rosea berdiri jauh dari keberadaan Prince yang tengah mandi terhalang oleh kaca. “Kura-kura kecil seperti milik Alex, sangat kecil bisa aku bawa di dalam saku dan bisa aku beri banyak makan buah-buahan.” Rosea tertawa mendengar jawaban polos Prince. “Mau aku belikan?” “Hah?” Prince berteriak karena terlalu senang, “Benarkah?” “Aku akan membelikannya dan meminta izin sama ayah kamu. Namun ada syaratnya” pancing Rosea mencoba mendorong keluar diri Prince yang lain. Suara air terdengar, bayangan Prince yang bergerak cepat di balik kaca terlihat, tidak berapa lama Prince keluar sudah mengenakan handuk, anak itu berlari ke was
Baca selengkapnya

BAB 58: Pergi dengan Pesan

Rosea membantu menarik koper hitam yang membawa pakaian Prince, di sisi Rosea ada Prince yang menggenggam tangannya begitu kuat. “Ayah” Prince malambaikan tangannya ke arah Leonardo yang kini sudah berpakaian formal, pria itu tengah berdiri di depan mobilnya melihat Adam memasukan kopernya ke dalam. “Kamu sudah siap?” tanya Leonardo. Prince mengangguk dan tersenyum lebar. Rosea memberikan koper itu kepada Adam, genggaman tangannya pada Prince terlepas. “Sea, nanti aku akan membawa oleh-oleh untuk Sea” Kata Prince terdengar penuh dengan janji. Kedua tangan Prince merentang meminta sebuah pelukan yang kini sudah terbiasa dia lakukan bersama Rosea. Rosea segera membungkuk dan memeluknya, hati Rosea sedikit menghangat tanpa alasan, naluri seorang wanita di dalam dirinya bermunculan ketika bersama Prince. “Ayah tidak mau peluk Sea juga?” tanya Prince tiba-tiba. Rosea tersentak kaget, pupil matanya melebar menatap ngeri Leonardo. Dengan susah payah Rosea menggeleng dan menolak halu
Baca selengkapnya

BAB 59: Perintah Khusus

Prince berkedip, bibir mungilnya segera bersuara. “Ayah, nanti, aku dan Adam akan menginap di rumah paman Macron, boleh kan?” Tanya Prince dengan nada suara senangnya. Sekilas Leonardo melihat Adam yang kini masih menikmati minumannya. Adam adalah satu-satunya orang yang selalu pergi, menemani Prince dan Leonardo bepergian. “Bolehkan Ayah?” tanya Prince lagi. Leonardo kembali melihat Prince. “Kenapa langsung ke rumah paman Macron? Kita akan menemui paman Macron setelah ayah selesai bekerja. Kamu kan mau ke taman hiburan dulu di temani Adam.” “Aku ingin membeli oleh-oleh untuk Sea bersama paman Macron. Aku harus membelinya sebelum lupa. Aku sudah berjanji kepada Sea. Boleh kan Ayah?” tanya Prince lagi yang menuntut jawaban. “Oke, nanti kamu akan pergi dengan Adam. Ayah akan menyusul setelah pekerjaan selesai.” “Terima kasih Ayah.” Leonardo mengangguk samar dan tersenyum. “Adam.” Leonardo segera berdiri mengisyaratkan Adam mengikutinya. Leonardo ingin berbicara dengan Adam di t
Baca selengkapnya

BAB 60: Sisi Lain Antlanta

“Kakek,” panggil Rosea melihat kehadiran Michael yang kini duduk di bangku depan gerbang rumah Rosea sambil memegang segelas kopi. Michael tersenyum simpul melihat Rosea yang kini ikut duduk di sisinya usai memasukan mobil ke garasi. “Kamu sibuk?” Rosea menggeleng dan tersenyum, wanita itu tertunduk terlihat malu untuk bersuara apalagi menatap mata Michael. Rosea merasa khawatir jika penilaian Michael kepada dirinya berubah setelah kejadian di hari itu. Rosea sangat menghormati Michael, sedih baginya bila hubungan baik mereka hancur karena kesalah pahaman. Rosea harus meluruskan apa yang telah terjadi. “Kakek. Mengenai kejadian pagi kemarin” Rosea menarik napasnya dalam-dalam dengan tangan yang semakin kuat mengerat. Michael tersenyum “Sudah Sea, kamu dan Atlanta sudah dewasa, tidak perlu menjelaskan apapun karena itu urusan kalian berdua.” Wajah Rosea sedikit terangkat dan dia memberanikan diri menatap mata Michael, “Sebenarnya saya dan Atlanta tidak begitu dekat. Namun, juj
Baca selengkapnya

BAB 61: Membangun Pertemanan

Rosea berlari melewati teras menyusul seseorang yang datang mengendarai sebuah Rolls Royce. Mobil itu masuk melewati gerbang rumahnya yang terbuka lebar.Rosea langsung tersenyum lebar. Seseorang yang sering memakai mobil mewah seperti itu tidak lain tidak bukan adalah mobil ibu Karina, Kamala.Kamala keluar dari mobilnya, wanita paruh baya yang cantik dan elegant itu langsung mengukir senyuman lebarnya begitu melihat Rosea.“Sea, sayang,” sapa Kamala dengan suara yang lembut dan tatapan hangat.“Tante Kamala.”Kamala langsung memeluk Rosea sejenak, sikapnya sangat lembut dan dan baik. Tidak jarang, Kamala lebih sering memberikan nasihat bisnis kepada Rosea di bandingkan kepada Karina anaknya sendiri.Rosea dan keluarga Karina sudah cukup dekat, apalagi Rosea yang suka berbisnis sangat cocok dengan orang tua Karina.“Sea. Apakah Frans ke sini? Sejak satu minggu yang lalu dia tidak pulang. Dia sama sekali tidak dapat di hubungi,” cerita Kamala tampak bingung dan sedih.Kamala datang k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status