Semua Bab Mengejar Cinta Ms. Independent: Bab 11 - Bab 20

164 Bab

BAB 11: Perhatian

Rosea menarik napasnya dalam-dalam, wanita itu terlihat kaget melihat sosok pria yang sudah dipanggil ‘ayah’ oleh Prince. Wajah Rosea memerah karena terpesona, namun di detik selanjutnya wajahnya berubah pucat seakan seluruh darah di tubuhnya membeku ketika tidak sengaja pandangan mata mereka bertubrukan. Mendadak saja rasa percaya percaya diri dan keberanian Rosea hilang di bawah tatapan tajam milik Leonardo yang secara terang-terangan penuh penilaian. Bibir Rosea mengatup rapat, lidahnya terasa kelu tidak memiliki keberanian untuk menyapanya lebih dulu. Ada atmosfer yang begitu kuat Rosea rasakan ketika dia berhadapan dengan Leoardo. Sebuah perasaan terintimidasi, takut dan tertekan langsung Rosea rasakan dalam waktu bersamaan. “Ayah, ini temanku. Sea ini ayahku yang tadi kamu tanyakan,” Prince manarik tangan Rosea agar semakin mendekati ayahnya. Prince ingin Rosea memperkenalkan dirinya sendiri seperti saat Prince memperkenalkan diri di depan kelas. Rosea tertunduk malu kare
Baca selengkapnya

BAB 12: Salah Paham

Perjalanan pulang ke rumah Rosea membutuhkan waktu setengah jam, tapi entah mengapa Rosea merasa waktu kali ini berjalan terasa sangat lambat. Beberapa kali Rosea melihat ke jalanan, dia sudah tidak sabar untuk segera sampai rumah. Dari sudut matanya, Rosea diam-diam melihat Prince dan Leonardo yang kini tengah duduk di sampingnya. Kedua laki-laki itu duduk dengan posisi yang sama, satu kaki terangkat menumpang satu kaki lainnya, tubuh mereka berada dalam posisi tegak sempurna seperti seorang tuan muda yang sering kali Rosea lihat hanya di dunia komik saja. Tanpa sengaja pandangan Rosea bertubrukan dengan Leonardo melalui spion tengah mobil, tatapan mereka saling mengunci. Rosea langsung tersenyum masam karena lagi-lagi Leonardo menatap dirinya dengan penuh penilaian. Rosea tidak tahu apa yang sebenarnya ada di kepala Leonardo, apa yang di pikirkan pria itu tentang dirinya, tatapannya yang penuh penilaian sedikit menginjak harga diri Rosea yang sejak awal tidak pernah memiliki n
Baca selengkapnya

BAB 13: Pesta Pertama Rosea

Rosea berdiri di depan cermin besar, wanita itu memutar tubuhnya memperhatikan penampilannya dari segala sisi. Malam ini Rosea mengenakan gaun tanpa lengan berwarna merah muda yang ketat dengan tinggi sejengkal di atas pahanya, rambutnya di biarkan terurai, wajahnya terpoles makeup dengan lipstick yang merah.Rosea membungkuk mengenakan sepatu heels tinggi yang masih bisa dia gunakan untuk menari.Malam ini Rosea ingin pergi berpesta mencari hiburan melepas penatnya bersama temannya.Dalam beberapa langkah Rosea mundur dan kembali memperhatikan penampilannya malam ini yang terlihat cukup berani dan cantik.Bibir merah Rosea menyunggingkan senyuman puas karena kini dia sudah percaya diri dengan penampilannya yang telihat kuat dan lebih menonjolkan sisi seksi juga dewasa di dalam dirinya.Dengan anggun Roesa membalikan tubuhnya dan mengambil tasnya, wanita itu melenggang pergi keluar dari kamarnya dan pergi menuruni tangga.Langkah Rosea terhenti begitu dia teringat sebuah kue yang ibun
Baca selengkapnya

BAB 14: Berdamai

Karina mengedarkan pandangannya melihat ke sekitar mencari-cari seseorang yang bisa dia ajak bersenang-senang. “Kamu sudah menemukan cowok yang cocok?”“Santailah Rin, kita baru duduk lima belas menit di sini,” jawab Rosea dalam bisikan.“Lebih cepat lebih bagus Sea, jika tidak cocok kamu bisa menggantinya dengan cepat.”Rosea tertawa dan berkata, “Astaga Rin, pria bukan sandal di mall yang bisa kamu lihat dan di pilih lalu di coba.”Bibir Karina mengerucut, wanita itu bersedekap menyilangkan tangannya. “Jangan naif Sea, sandal juga harus di pilih dengan baik agar pas di kaki. Apalagi pria, harus di pilih lebih teliti agar pas di hati. Malam ini pokoknya aku ingin pria yang kuat.”“Kamu bawa pengaman kan?”“Tentu aja Sea, itu wajib,” seru Karina dengan penuh semangat.Rosea kembali tertawa dan meneguk minumannya, pandangannya mengedar melihat ke sekitar mulai menyadari bahwa para pengunjung semakin banyak.“Aku harus merapikan penampilanku dulu di toilet sebelum menari, jangan ke mana
Baca selengkapnya

BAB 15: Kecupan

“Ada apa?” tanya Rosea dengan waspada. Atlanta menunjukan jarinya ke arah mata Rosea. “Ada sesuatu di sudut mata kamu.”Mata Rosea terbelalak kaget, wajahnya langsung merah malu karena sudut matanya terdapat kotoran mata. Bibir Rosea menekan kuat dan tangannya bergerak cepat mengusap sudut matanya beberapa kali. Rosea berusaha untuk bersikap biasa saja di depan Atlanta yang masih terus memperhatikannya.Atlanta semakin mencondongkan tubuhnya membuat wajah mereka berdekatan, Atlanta menangkap tangan Rosea dan menurunkannya, di usapnya sudut bawah mata Rosea dan meniupnya, membuat Rosea langsung memejamkan matanya.Dua bulu mata lentik panjang wanita itu terbang entah ke mana.“Dua bulu mata kamu jatuh.”Rosea membuka matanya dan bertemu dengan sepasang mata Atlanta yang kini tengah menatap lekat dirinya. Rosea tidak tahu arti dari tatapan pria itu, namun diamnya Atlanta dan tatapannya yang dalam berhasil membuat Rosea gugup. “Sea, kamu tidak butuh mascara di bulu mata yang secantik
Baca selengkapnya

BAB 16: Pendikte

Rosea tersenyum kaku dan mengangguk canggung, sangat berbeda dengan Karina yang langsung menatap Leonardo dengan mata berbinar senang.“Leo!” panggil Karina dengan akrab.“Karina,” Leonardo melihat Karina dan Rosea bergantian.Karina mendekat, tanpa ragu dia melompat memeluk Leonardo sejenak, “Apa kabar?” tanya Karina seraya menguraikan pelukannya.Leonardo tersenyum samar dan sesekali melihat ke arah Rosea yang kini mematung bingung melihat kedekatan sahabatnya dengan Leonardo.“Aku sangat baik, kamu sendiri bagaimana?”“Tentu saja baik! Ngomong-ngomong, kamu kenal Sea?” Karina menunjuk Rosea seketika dan menarik sahabatnya itu untuk berdiri di sampingnya.“Ya, kurang lebih begitu,” jawab Leonardo hati-hati.“Astaga Sea!” Karina terpekik senang. “Kenapa tidak bilang kamu kenal Leo? Leo ini rekan kerja papahku. Leo, Sea ini sahabatku,” cerita Karina semakin berantusias.Rosea tersenyum memaksaan, wanita itu tidak tahu harus berkata apa, yang jelas dia ingin segera pergi daripada harus
Baca selengkapnya

BAB 17: Arogan

“Bicaralah, aku tidak memiliki waktu lagi. Jika kamu masih mengulur waktu dengan omong-kosong, aku akan pergi,” ancam Rosea yang sudah kehilangan kesabarannya. Leonardo berdeham menormalkan suaranya, tangan Leonardo mengepal kuat di bawah meja, entah mengapa dia merasa gemas melihat ekspresi marah Rosea yang tengah marah. Mata Rosea yang bercahaya dan tajam itu mengingatkan Leonardo pada anak kelinci peliharaan Prince. “Aku sudah meneliti interaksi kamu dengan Prince.” “Apa hubungannya denganku?” “Prince terlihat sangat menyukaimu, dia terus membicarakanmu sepanjang perjalanan pulang. Tidak biasanya dia memiliki ketertarikan pada orang asing. Hal sekecil ini sangat berarti untukku karena selama ini Prince mengalami masalah dalam berinteraksi.” Leonardo berhenti bercerita, pria itu terdiam sejenak dan melihat Rosea dengan lekat, sampai akhirnya Leonardo pun berkata, “Aku tidak bermaksud menyinggungmu, namun aku harus mengatakan ini. Apakah kamu tertarik menjadi teman bayaran Princ
Baca selengkapnya

BAB 18: Tentang Leonardo

“Yang benar saja, dia benar-benar keterlaluan. Dia bilang teman bayaran? Kasarnya dia ingin kamu menjadi pengasuh anaknya, dia pikir berkomunikasi dengan anak-anak itu mudah apa, ini sangat keterlaluan,” celoteh Karina usai mendengarkan semua yang sudah Rosea katakan mengenai kejadian semalam. “Sikapnya dominan dan arrogant, aku sangat tidak suka,” timpal Rosea. “Itu wajar, dia lahir dari kelas bangsawan dari generasi ke generasi dan dia anak tunggal. Sejak kecil semua orang memperlakukan dia seperti raja karena seorang pewaris.” Rosea merenggut, tidak mengherankan jika Leonardo berbicara sangat mudah mengenai uang, ternyata pria itu sudah kaya sejak masih menjadi sel sperma. Kaki Rosea bergerak cepat di atas treadmill mulai berlari, di sampingnya terdapat Karina yang menggunakan sepeda statisnya. Pagi ini mereka olahraga bersama di sebuah gym yang baru pertama kali Rosea kunjungi setelah pindah. “Tapi Sea, kamu pellet apa anak Leonardo sampai anak itu suka sama kamu?” Rosea ter
Baca selengkapnya

BAB 19: Malu

“Mah, santai dong, sakit tahu!” Rosea menarik-narik tangannya agar Kartika berhenti menyeretnya seperti anak kecil. Rosea sangat malu di perlakukan sembaranga, apalagi kini Atlanta tengah menontonnya.Kartika melepaskan cubitannya dan langsung bertolak pinggang di hadapan Rosea. “Kamu itu ya, mamah sudah bilang sama kamu ratusan kali, jika pagi-pagi itu kamu harus sudah rapi dan cantik. Kamu harus menjaga penampilan kamu! Kamu itu mengerti tidak sih Sea sama nasihat mamah?”“Mamah yang tidak mengerti denganku. Aku kan baru pulang olahraga, penampilan orang selesai olahraga memang seperti ini.” Bela Rosea tidak terima di marahi hanya perkara habis olahraga dan tidak terlihat cantik segar.“Memangnya olaharaga dapat buat kamu dapat calon suami hah?” debat Kartika.“Aku dapat sehat.”“Iya, kamu yang sehat. Mamah yang darah tinggi.”“Siapa suruh mikirin jodoh orang terus.”“Karena jodoh harus di cari Sea!”“Aku juga mencarinya, tapi tidak ada yang masuk standarku.”Kartika membuang mukany
Baca selengkapnya

BAB 20: Menemui Rosea

“Pak, nyonya Berta meminta saya untuk menemukan babysitter baru untuk Prince.”Leonardo terdiam sejenak, melihat Yeri dengan serius. “Tahan dulu, sepertinya ada seseorang yang cocok dengan Prince dan bisa mengajarinya banyak hal.”“Benarkah?” Yeri berbinar senang, “Mau kita hubungi langsung dari perusahaan?”“Tidak perlu,” jawab Leonardo dengan cepat, sekilas perhatian Leonardo teralihkan pada sosok Prince yang kini tengah duduk di depan jendela tengah duduk menyusun beberapa robot.Prince masih sangat kecil, dia polos meski memiliki kecerdasan yang berada di atas rata-rata anak seusianya, dia juga pemilih. Namun apa yang di lakukan Prince sampai membuat babysitter ke empat di tahun ini mengundurkan diri.“Kamu tahu apa yang di lakukan Prince hingga membuat babysitter itu mengundurkan diri?”Yeri berdeham tidak nyaman, wanita itu memasang ekspresi sedatar mungkin lalu berkata. “Saat Anda di luar negeri, babysitter itu menjaga Prince seperti biasa. Saat itu Prince ingin bermain tanah,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status