“Pak, nyonya Berta meminta saya untuk menemukan babysitter baru untuk Prince.”Leonardo terdiam sejenak, melihat Yeri dengan serius. “Tahan dulu, sepertinya ada seseorang yang cocok dengan Prince dan bisa mengajarinya banyak hal.”“Benarkah?” Yeri berbinar senang, “Mau kita hubungi langsung dari perusahaan?”“Tidak perlu,” jawab Leonardo dengan cepat, sekilas perhatian Leonardo teralihkan pada sosok Prince yang kini tengah duduk di depan jendela tengah duduk menyusun beberapa robot.Prince masih sangat kecil, dia polos meski memiliki kecerdasan yang berada di atas rata-rata anak seusianya, dia juga pemilih. Namun apa yang di lakukan Prince sampai membuat babysitter ke empat di tahun ini mengundurkan diri.“Kamu tahu apa yang di lakukan Prince hingga membuat babysitter itu mengundurkan diri?”Yeri berdeham tidak nyaman, wanita itu memasang ekspresi sedatar mungkin lalu berkata. “Saat Anda di luar negeri, babysitter itu menjaga Prince seperti biasa. Saat itu Prince ingin bermain tanah,
Suara derakan kecil pintu gerbang yang di buka dan tawa senang Prince berhasil menarik kesadaran Leonardo lagi. Pria itu tertunduk melihat Rosea yang kini membungkuk di hadapan Prince dengan senyuman yang jelas memaksakan, namun tangannya terbuka menerima pelukan Prince. Rosea menyambut Prince dengan baik, mengesampingkan ke tidak nyamanannya pada Leonardo. Dengan handal Rosea bersikap seperti biasa pada Prince yang kini menanyakan kabarnya dan membalas pelukan erat anak itu. Entah apa lagi yang membawa Leonardo dan Prince datang menemuinya. Rosea merasa sedikit menyesal karena membiarkan kedua orang itu tahu di mana rumahnya. Padahal Rosea tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka berdua. “Mengejutkan kamu ke sini,” Rosea tersenyum, mengusap pipi Prince yang terasa lembut dan halus. Prince tersenyum lebar, “Apa Sea sibuk?” tanya Prince. Rosea terdiam, dia ingin langsung mengatakan bahwa dia sibuk untuk mengusir Prince dan Leonardo. Namun, saat melihat mata indah Prince yang pol
Rosea langsung berbalik dan menyibukan diri untuk membuat kopi sambil berpikir sesuatu. Rosea tidak tahu harus berbicara apa pada Leonardo, tidak ada hal yang harus dia bicarakan, kebersamaan mereka saat ini karena ada Prince. Bibir Leonardo bergerak lembut masih mengunyah sisa-sisa strawberry di dalam mulutnya sambil berbicara dengan Prince yang menceritakan rasa setiap buah yang dia gigit. Di antara perbincangannya dengan Prince, Leonardo sesekali melihat Rosea yang membelakanginya. Penampilan Rosea hari ini menyegarkan Leonardo, wanita itu terlihat manis dan lembut seperti permen kapas. Akan terasa lembut dan manis untuk di gigit. Rosea berbalik lagi dan memberikan kopi panas untuk Leonardo. “Terima kasih” Leonardo mengambil gelas kopi dan kembali melihat Rosea, pria itu menerka-nerka perasaan Rosea saat ini karena dia ingin melanjutkan pembicaraan mereka tadi malam. “Sama-sama,” jawab Rosea dengan bibir menekan, sekilas dia melihat Prince yang masih lahap memakan buah-buahan,
Bibir Rosea menekan, wanita itu mengangguk kecil merasa di pojokan. “Aku, aku percaya,” jawab Rosea dengan terbata.“Jadi, apa sekarang Sea mau berbisnis dengan Ayah?”“Prince, berbisnis itu tidak bisa di putuskan dalam waktu singkat. Aku harus memikirkannya terlebih dahulu,” jawab Rosea sebijak mungkin agar Prince memahami penolakan halusnya.“Baiklah, Sea pikirkan saja dulu. Besok aku dan Ayah akan datang lagi ke sini. Besok Sea pasti sudah memiliki keputusan.”Rosea tercengang sampai kehilangan kata-kata untuk berbicara, ucapan Prince ternyata lebih berbahaya dari ayahnya.Leonardo membuang mukanya dan tersenyum geli karena Prince yang pandai berbicara berhasil membuat Rosea diam seribu bahasa tidak bisa menolak. Leonardo menegakan tubuhnya, pria itu mengangkat wajahnya menunjukan kebanggaan penuh atas kepandaian Prince.Pandangan Prince mengedar dan terpaku melihat sebuah rak buku besar yang terisi banyak buku. Prince turun dari kursinya “Sea, apakah aku boleh melihat perpustakaa
Malam itu, hujan turun deras. Petir menyambar beberapa kali hingga mendengingkan pendengaran. Rosea duduk meringkuk di atas sofa sambil menonton drama yang di tayang di televisi.Suara petir terdengar sangat keras membuat Rosea beberapa kali melihat ke arah jendela dengan perasaan takut, angin berhembus cukup kencang dan hujan turun kian deras.Suara petir kembali muncul dengan keras membuat jendela-jendela ruangan berdentang seakan mau pecah.Di detik selanjutnya lampu seluruh ruangan dan televisi yang menyala langsung padam menyisakan kegelapan yang mencekam.Rosea berteriak ketakutan dan melompat dari sofa, wanita itu mengaduh terjatuh kesakitan, kakinya membentur sesuatu karena tidak bisa melihat apapun di sekitarnya.Rosea melangkah terpincang-pincang di kegelapan dan beberapa kali menabrak sesuatu, Rosea berlari menuju keluar rumah.Begitu pintu terbuka, angin berhembus kencang menggoyangkan gaun tidurnya hingga membuat Rosea mundur beberapa langkah kehilangan keseimbangannya.S
Atlanta berdiri di depan cerminnya tengah mengeringkan rambut sambil menatap wajahnya sendiri yang terpantul di cermin, Atlanta menyisir rambutnya yang sudah kering itu dengan jari.Malam ini dia harus mandi dua kali karena kehujanan membantu tetangganya.Mengenai tetangganya, Atlanta kembali teringat sesuatu yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, Atlanta pikir dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan wanita itu, namun ternyata kedatangannya ke Indonesia mempertumukan dia dengan wanita itu, seseorang yang kini baru Atlanta ketahui namanya, yaitu Rosea.Dalam satu gerakan Atlanta berbalik dan pergi tampak santai, pria itu terlihat muda dan bebas. Fisiknya yang dari ujung kaki hingga ujung kepala sempurna itu terlihat selalu mencolok dan menjadi daya tarik banyak orang, ketampanan Atlanta terkadang menjadi penilaian utama wanita saat mereka pertama kali bertemu.Selain tampan, sejak kecil Atlanta memiliki kecerdasan di atas rata-rata karena hyperaktif, Atlanta pandai beradaptasi
Rosea berdiri di depan lemari sambil berdecak pinggang melihat beberapa pasang jenis dalaman menggantung dengan rapi seperti di sebuah toko. Semua peralatan yang di perlukan wanita benar-benar lengkap berada dalam lemari itu, sampai ke pengaman seks-pun Rosea menemukannya.Rosea sedikit berdecih, “Dia benar-benar playboy professional. Aku pikir pria seperti itu hanya ada di novel hayalanku saja, ternyata ada juga di dunia nyata.”Kaki Rosea berjinjit melihat beberapa dalaman dan memeriksa ukurannya. “Astaga, kenapa besar-besar. Apa semua pria suka wanita berdada besar, pantas saja banyak wanita yang memakai silicon di payudara mereka.” Omel Rosea yang tidak kunjung menemukan dalaman seukuran dengannya.Rosea segera memilihnya dan mengenakannya, kini dia tinggal memilih pakaian yang nyaman untuk di kenakan.Bibir Rosea membulat membentuk hurup o. Rosea tecengang kaget karena semua pakaian yang tersedia sangat terbuka. “Astaga, apa Indonesia sepanas itu. Ini bukan lagi baju untuk pamer
Rosea kembali memalingkan wajahnya dan menatap Atlanta yang tersenyum simpul, matanya yang ikut mengerut terlihat seperti bulan sabit, terlihat indah berkilauan . Rosea menelam salivanya dan sedikit menggeleng menyadarkan pikirannya. “Tolong bergeser, aku tidak nyaman,” pinta Rosea. Atlanta bergeser sedikit menjauh, menyisakan jarak yang hanya sejengkal dengan Rosea, namun tangannya jatuh ke belakang kursi dan sedikit menyentuh bahu Rosea. “Padahal aku tidak berbuat senonoh sama kamu. Kenapa tidak nyaman?” tanya Atlanta berpura-pura polos. “Kamu terlihat suka menggoda dan tebar pesona”, jawab Rosea dengan spontan, bukan tanpa alasan Rosea berkata seperti itu. Rosea sudah melihat isi kamar tamu yang telah dia masuki beberapa saat yang lalu. Tidak hanya puluhan set celana dalam dan pakaian seksi yang ada di dalam lemari, Rosea juga melihat banyak deretan merk pengaman yang tersusun rapi. “Aku kan tidak menggoda kamu” jawab Atlanta dengan tenang. “Lagi pula, aku juga pilih-pilih kal
Suara tangisan terdengar di dalam kamar ketika Leonardo kembali pulang, Prince terbaring di ranjangnya tengah di tangani oleh dokter karena mengalami demam lagi. Prince meracau, bergerak gelisah dalam tidurnya, dia terus menangis merintih kesakitan memanggil Leonardo dan memintanya untuk dipertemukan dengan Rosea. “Demamnya masih belum turun, kita harus menjaganya lebih ketat, jika demamnya tidak kunjung mereda, Prince harus dibawa ke rumah sakit.” Leonardo menyandarkan bahunya pada dinding, pria itu tidak banyak berbicara dan hanya bisa memandangi Prince yang kini terus bergerak meracau dan menggigil kesakitan. Sekali lagi dan di waktu yang bersamaan, Leonardo harus menerima diri bahwa kini tidak hanya hatinya yang terluka atas kepergian Rosea, puteranya mengalami hal yang sama. Pembicaraan Prince dengan Rosea mengguncang perasaannya, anak itu tidak mampu menangani emosional dan tekanan yang memenuhi kepalanya. Prince tidak ingin ditinggalkan, namun dia juga tidak tahu mengapa Ro
Suasana rumah berantakan, Abraham mengamuk tidak terkendali sebelum dia memutuskan pergi keluar dan ikut mencari keberadaan Rosea di mana untuk meminta maaf.Kini tinggal Berta seorang diri dengan sebuah renungan yang dalam atas tindakan yang telah dia perbuat yang tanpa sadar menghancurkan keluarganya sendiri. Hubungannya dengan Leonardo menjadi hancur, dan perusahaan yang tidak tertangani kacau. Kepergian Leonardo dari perusahaan adalah sebuah pukulah besar yang tidak mudah di tangani.“Nyonya, Anda harus istirahat,” nasihat seorang assistant rumah tangga.Berta tidak menggubris, dengan lemah wanita itu pergi keluar rumah dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya ke rumah Rosea. Berta harus menurunkan egonya untuk menyelamatkan keluargnya, Berta harus meminta maaf dan tidak lagi mengganggu Rosea.Hanya Rosea yang bisa mengubah keputusan Leonardo saat ini.“Kamu tahu di mana rumah Rosea?” tanya Berta pada sopirnya.“Saya tidak tahu, tapi saya akan menayakannya pada anak buah Anda.
Suara bantingan pintu terdengar keras membuat Berta yang tengah bekerja tersentak kaget dan harus segera berdiri melihat kedatangan Leonardo yang mendatanginya.Setelah cukup lama menolak untuk bertemu, kini akhirnya Leonardo datang sendiri menemuinya.Berta sudah bisa merasakan kemarahan dan kebencian Leonardo terhadap dirinya, entah apalagi yang kini akan membuat Leonardo marah. Berta berharap ini mengenai kandasnya hubungan Leonard dan Rosea.“Apa yang sebenarnya Ibu mau?” tanya Leonardo dengan geraman dan mata menyala-nyala di penuhi oleh amarah yang meledak-ledak. “Ibu pikir aku akan menurut jika Ibu bertindak gila seperti ini padaku? Ibu salah, semakin Ibu berusaha menekanku, aku semakin yakin keluar dari keluarga sampah ini!”Tubuh Berta dipenuhi ketegangan karena apa yang ingin di dengar berbeda dengan apa yng di ucapkan oleh Leonardo.“Kita bicara baik-baik Le,” bujuk Berta.“Mengapa kita harus bicara baik-baik jika semuanya sudah tidak ada yang membaik?” tanya balik Leonardo
Rosea membuka handponenya setelah beberapa hari ini dia matikan, tangan wanita itu gemetar melihat ada beberapa pekerjaan yang batal, termasuk pekerjaan yang baru akan dia dapatkan dari meeting di Bali. Semua itu terjadi karena artikel buruk yang menyebar luas di kalangan rekan kerjanya.Nama Rosea tetap tercoreng meski berita itu sudah turun.Semua kerja kerasnya yang di bangun dan dia perjuangkan selama ini harus hangus oleh sebuah fitnah kejam yang mengarah kepadanya. Rosea tidak tahu kehancuran apalagi yang akan dia terima bila dia terus berada di sisi Leonardo.Tidak hanya kariernya, Berta juga sudah mengirim banyak orang untuk menerornya. Terror itu tidak hanya mengarah pada kediamanya, ada banyak pesan masuk dan ancaman pembunuhan bila Rose tidak menyingkir dari kehidupan keluarga Abraham.Ini sangat menyakitkan untuk Rosea, namun akan lebih menyakitkan untuknya bila terus mempertahankan semuanya.Rosea tidak ingin keluarganya menjadi sasaran selanjutnya Berta.Desakan suara ta
Rosea berdiri di depan cermin, memperhatikan dirinya sendiri dengan seksama. Sudah hampir empat hari ini dia mengurung diri dan tidak melakukan kontak apapun siapapun, pekerjaannya yang terbengkalai dikerjakan Helvin begitu dia tahu jika Rosea dengan mengalami masalah.Rosea sudah berbicara dengan Karina secara khusus untuk membicarakan apa yang ingin Rosea lakukan kedapannya, ada banyak hal yang kemungkinan terjadi diluar dari apa yang selama ini Rosea rencanakan dalam hidupnya.Rosea tidak memiliki sedikitpun ketenangan sejak mendapatkan terror di malam itu, ancaman demi ancaman terus datang kepadanya hingga membuat Rosea takut untuk keluar sendirian.Rosea bersyukur karena Karina juga Emmanuel terus menemaninya dan mendorongnya untuk kembali bangkit menjadi lebih berani, mereka tidak membirkan Rosea sendirian karena kondisinya yang tidak stabil.Perasaan Rosea terasa sedikit lebih tenang, kini dia ingin pergi keluar seorang diri untuk menyelesaikan semua masalah yang memang sudah s
Prince duduk dalam kesendirian di pagi hari, sesekali anak itu menyeka air matanya dan melihat ke sekitar, Leonardo tidak pulang sejak kemarin dan Prince hanya di urus oleh para pekerja di rumah.Prince tertunduk dan kembali menangis sendirian, suasana hatinya dilanda oleh kegelisahan dan perasaan yang mendesaknya ingin menangis. Prince merasakan ada sesuatu yang lain akhir-akhir ini, ayahnya terlihat tidak bahagia dan Rosea tidak datang ke rumahnya.Semua ini terjadi sejak pesta ulang tahunnya. Sejak kedatangan ibunya yang bertemu Rosea.Berta tidak datang ke rumah, sekalinya dia datang, para pekerja tidak mengizinkan bertemu Prince. Prince juga tidak lagi diminta untuk menemui Berta dan melewati banyak pelajaran yang melelahkan. Keputusan Leonardo yang menjauhkan Prince dari Berta membuat Prince tersadar bahwa ayah dan neneknya itu tengah bertengkar.Suara langkah seseorang terdengar dari sudut ruangan membuat Prince melihat ke arah pintu.Leonardo datang dalam keadaan kusut dan ter
Rosea tertidur meringkuk sendirian di ranjang, butuh waktu lama untuk dia bisa kembali menenangkan diri di temani Karina, jiwa Rosea terguncang dalam ketakutan.Rosea tidak dapat berhenti menangis begitu melihat ratusan artikel berita online yang bermunculan membuat berita bohong.Karina khawatir sebuah berita bohong yang sebar luaskan Berta akan sampai ke tangan keluarga Rosea dan rekan kerjanya, nama Rosea akan hancur tercoreng oleh sebuah fitnah.Bertahun-tahun Rosea berusaha keras mendedikasikan hidupnya dengan bekerja dan membangun namanya sendiri, sangat tidak adil jika namanya tercoreng begitu saja.Betapa bekerja kerasnya Karina menuntut Leonardo bertindak cepat untuk menurunkan semua berita yang dibuat.Beruntungnya Leonardo memahami dampak berita bohong yang Berta sebarkan, kurun dari waktu dua jam, secara perlahan berita itu menghilang.“Untuk saat ini, biarkan Sea tinggal di sini. Aku tidak ingin dia bertemu dengan Leo untuk sementara waktu, biarkan dia tenang dan mengambi
Berta meletakan alat makannya di atas piring begitu dia selesai makan.“Anda ingin berbicara apa dengan saya?” tanya Rosea.Tubuh Berta menegak, wanita itu itu menatap tajam Rosea dengan pandangan merendahkan seperti biasanya. “Kita langsung pada intinya saja, kamu harus sadar jika kamu dan Leonardo tidak memiliki kemungkinan sedikitpun untuk bersama. Daripada membuang waktu, sebaiknya tinggalkan dia sekarang sebelum kamu merasa menyesal.”Rosea terdiam mendengarkan ucapan mendikte Berta seperti saat pertama kali mereka bertemu.“Keluarga kami tidak bisa menerima orang sembarangan, jika kamu tetap berusaha bertahan seperti ini, kamu akan hancur karena saya bisa menghancurkan kamu dan keluarga kamu.”Berta mengambil tasnya dan mengambil sebuah cek, lalu mengisinya, dengan angkuhnya wanita itu menyodorkannya di hadapan Rosea. “Ambil uang lima milliar itu, lalu tinggalkan Leo dan jangan pernah muncul lagi hadapannya. Sudah cukup banyak uang Leo berikan sama kamu, kamu juga masih muda dan
Rosea ingin tidur, namun hatinya terjebak kegundahan lagi yang membuatnya terus membuka mata dan hanya diam terpaku melihat langit-langit kamar, begitu pula dengan Leonardo yang kini terbaring di sampingnya.Leonardo terjaga sepenuhnya, tangannya menggenggam tangan Rosea di bawah selimut. Pria itu terbaring mirip menatap lekat Rosea, rambutnya yang masih setengah masih terlihat membasahi bantal.“Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini Sea?” tanya Leonardo serius.“Aku tidak tahu, aku menjalani apa yang ingin aku jalani. Bagaimana dengan kamu sendiri?”Leonardo terdiam cukup lama sampai akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya. “Aku hanya ingin bahagia dan hidup tanpa penyesalan.”Rosea bergerak pelan dan membalas tatapan hangat pria itu, ada jiwa yang kosong di mata pria itu yang membuat Rosea bergerak mendekat dan masuk ke dalam dekapannya.Hangat dan lembut kulit Leonardo membuat Rosea memejamkan mata dan menarik napasnya dalam-dalam, Rosea membalas pelukan Leonardo dan merasaka