Mas Riza mengurai kalimatnya panjang lebar. Tetapi lelaki setengah baya di depanku tetap bergeming, tak mengubah ekspresi wajahnya sedikit pun. Datar, bahkan tak terlihat tersinggung dengan penuturan Mas Riza. "Seharusnya Bapak fokus dengan pengobatan Ibu. Keadaannya memburuk, dia lebih sering melukai dirinya sendiri. Satu atau dua minggu ke depan kami akan menengoknya, kuharap Bapak dan Tika juga ikut. Siapa tahu dengan kedatangan keluarga dekatnya bisa memberi dampak positif bagi kesehatannya." Mas Riza menatap tajam ke arah ayah kandungnya. "Berhenti menambah pikiran kami, Pak. Sudah cukup persoalan Ibu yang sampai sekarang masih membutuhkan perhatian kita dan sedang kita usahakan kesembuhannya. Buang buang jauh-jauh keinginan Bapak untuk kembali rujuk, karena itu sungguh memalukan, dan kami—anak-anakmu—tak akan setuju!" Mas Riza bangkit, diikuti aku yang dari awal kedatangan kami tak sekecap pun kata keluar dari mulutku. Kuikuti langkah Mas Riza yang langsung berjalan ke luar r
Last Updated : 2022-11-09 Read more