Semua Bab Rahasia Sang Miliuner Yunani: Bab 61 - Bab 70

72 Bab

Menjauh

“Bersihkan rak yang ada di di ujung sana dan lakukan pengecekan berkala. Barang dengan expired lebih dekat letakkan di depan.” Presley tersenyum, mengangguk. Ini bukan pertama kalinya dia diinstruksi seperti ini, padahal dia sudah mengatakan pernah bekerja di toko serba guna dalam beberapa waktu. Sepertinya pengalaman itu tidak cukup untuk membuat wanita itu merasa puas dan percaya pada kemampuannya. “Baik, Alexa,” gumamnya lembut. “Dan jangan lupa, rak yang kosong—“ “Diisi dan pastikan penataannya rapi dan tertata berdasarkan kegunaan barangnya,” potong Presley kalem. Alexa, wanita dengan potongan rambut bob berwarna hitam melenggang pergi setelah puas mendengar jawabannya. Presley mengangkat kain lap dan juga pembersih yang dia bawa sebelum berjalan menuju rak yang dimaksud. Dia sudah bekerja di tempat ini selama beberapa minggu terakhir, sejak ... makan malam terakhirnya dengan Ariston.Presley sedang sibuk membersihkan rak diujung sudut toko saat dia merasakan gerakan di bela
Baca selengkapnya

Telepon Asing

Presley membuka kunci apartemennya, menyalakan lampu dan langsung terkesiap saat melihat sosok yang duduk di kursi butut ruang tamu rumahnya yang sempit.“Ariston!” pekiknya terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?” cecarnya menatap Ariston dengan mata melotot.“Apa kau selalu pulang jam seperti ini, Presley?”Presley menatap jam yang melekat di dinding rumahnya. Jarum pendek menunjuk angka sebelas.“Tergantung,” balasnya pendek tidak ingin menjelaskan lebih lanjut. “Kau belum menjawab pertanyaanku, Ariston. Apa yang kau lakukan di sini dan bagaimana kau bisa masuk ke rumah ini?” tanyanya resah. Kelancangan pria ini tidak mengenal batas.Presley menatap penampilan kasual Ariston. Pria itu datang dengan setelan serba hitamnya. Mantel panjang, kemeja bahkan jeans yang dikenakan Ariston berwarna hitam. Sebuah topi baseball berwarna hitam membalut kepala pria itu. Sejak kapan Ariston menyukai warna hitam?“Kau terlihat berbeda," ucapnya saat menatap penampilan Ariston.“Berbeda?”Kenapa A
Baca selengkapnya

Bau Darah

Presley baru saja selesai mandi. Rambutnya bahkan masih basah. Saat ini yang dia butuhkan hanya satu, tempat tidur. Dia lelah, ingin istirahat tapi interupsi orang-orang entah dari mana ini kembali mengusik ketenangannya. Presley bersedekap menatap tamu tak diundangnya dengan alis melengkung. Ketidaksukaan jelas terbaca di wajahnya.“Jadi …” ucapnya pelan, berusaha keras menekan kejengkelannya. “Bisa ulangi apa yang kalian katakan?”“Seperti yang kau dengar, Tuan Ariston memerintahkan kami untuk menjemput Anda, Ms. Presley.”Tertawa adalah balasan yang diberikan Presley. Manik mata hijaunya kembali menatap pria-pria berbadan besar yang memaksa masuk ke rumahnya di tengah malam saat semua orang seharusnya istirahat!“Aku tidak mau!” salaknya sengit.“Maaf, kami terpaksa melakukan sedikit kekerasan jika Anda tetap bersikeras.”“Ouh iya, kekerasan seperti apa yang akan kau lakukan pada wanita yang menolak untuk mengikutimu?” tanyanya tajam. “Mengikatnya, membiusnya atau memukulnya sampai
Baca selengkapnya

Kenapa?

Darah? Apa maksudnya pria ini menginginkan darah? Presley ingin meloloskan diri tapi pisau yang mengancam dilehernya membuat geraknya terbatas. Sementara itu, di depannya Ariston tengah menatap pria dibelakangnya dengan penuh perhitungan.“Kau tahu kalau aku menyukai darah bukan? Tangan yang diwarnai dengan darah adalah favoritku, Ariston. Dan saat ini aku benar-benar ingin melihat tanganmu berlumuran darah.”Sinting.Kata itu pantas disematkan pada pria bertopeng yang menyanderanya ini. Presley menggeleng, berharap Ariston menatapnya dan menangkap maksud yang ingin dia sampaikan lewat tatapan mata.Jangan Ariston!“Singkirkan salah satu pengawalmu. Aku tahu kau membawa pengawalmu jadi jangan mencoba menipuku. Jika kau berhasil membuatnya berdarah dan kalah aku akan membebaskan Presley.”Satu alis Ariston terangkat. “Kau mau aku membunuh? Otakmu mungkin bermasalah.”“Kenapa? Tentunya tanganmu tidak sebersih itu, Ariston? Aku bisa membunuh Presley dengan mudah. Satu sayatan di lehernya
Baca selengkapnya

Dendam Masa Lalu

“Aku bisa melakukannya sendiri,” tukas Presley menepis tangan Ariston yang ingin membantunya melepas perban di tangannya.“Jangan keras kepala.”Presley mendelik tajam. “Jangan menceramahiku tentang keras kepala, Ariston.”“Apa kau akan terus marah seperti ini?”Presley mengabaikannya. Tangannya yang tidak terluka dengan susah payah mencoba melepas perban yang membalut lengan berikut telapak tangannya yang terluka. Usahanya tidak membuahkan hasil. Bukannya lepas, tindakannya justru membuatnya kesakitan dan darah segar kembali membasahi perban putih yang dia kenakan.“Diam!”Ucapan dingin bernada memerintah itu sejenak ingin membuat Presley membantah, namun saat dia mendongak, Ariston sedang menatap tangannya yang terluka dengan tatapan bersalah. Dalam situasi normal dia mungkin akan melunak melihatnya, tapi saat ini dia tidak akan luluh semudah itu.“Aku bisa melakukannya,” bisik Presley sekali lagi menolak bantuan Ariston. Air matanya tanpa bisa dicegah luruh saat rasa sakit menghuja
Baca selengkapnya

Penghuni Baru

Presley menatap wanita didepannya dengan wajah tidak percaya. Usia wanita ini atau lebih tepatnya gadis ini pasti tidak lebih dari awal dua puluhan. Apa maksud Ariston dengan mempekerjakan wanita muda ini bersamanya?“Namaku Martia atau lebih sering dipanggil Marta, Mam.”“Presley saja,” sahut Presley kikuk menerima uluran tangan gadis bernama Marta.“Berapa usiamu, Marta?”“Sembilan belas tahun.”Sialan! Dia harus bicara dengan Ariston setelah ini. Presley menyusuri tubuh Marta yang terawat. Gadis ini sepertinya tidak kekurangan makan. Apa yang membuatnya terjebak bekerja bersama Ariston?“Apa ada yang Anda butuhkan, Presley?”Presley menggeleng cepat-cepat. “Tidak ada.”“Kalau begitu bisa aku pergi? Aku ingin berenang sembari menikmati memandang air laut. Penthouse ini luar biasa! Kau pasti setuju denganku!” Dengan penuh semangat Marta menari-nari dan memekik gembira. Presley yang melihatnya hanya bisa tersenyum. Dari mana Ariston mendapat anak ajaib ini?“Pergilah, habiskan waktumu
Baca selengkapnya

Pindah Kamar

Presley menatap Marta, tapi gadis itu sedang menatap Ariston. Bikini one piece yang dikenakan gadis itu membalut tubuhnya yang sempurna. Presley meringis, seandainya dia memiliki tubuh seperti itu.“Kau pikir apa yang kau lakukan?” ujar Ariston datar.“Aku bosan dan Presley tidak membutuhkan bantuanku. Bagaimana menurutmu?” Marta memutar-mutar badannya, menunjukkan lekuk tubuhnya. “Aku membelinya waktu liburan di italian. Ini edisi terba—““Kau tahu kenapa kau ada di sini, bukan?” potong Ariston, sama sekali tidak tertarik mendengar ocehan Marta.Marta merengut. “Aku tahu,” gadis itu kini menatapnya. “Tapi Presley baik-baik saja. Luka di lengannya juga tidak buruk. Kenapa kau begi—““Aku tidak tahu apa yang kau katakan Marta, tapi sekali lagi kau mengabaikan kebutuhan Presley, kau harus pergi dari rumah ini,” gumam Ariston dingin, berlalu dari hadapan mereka berdua.Presley meringis dan tersenyum minta maaf. “Dia bisa sangat tidak masuk akal. Tidak usah cemas, dia tidak akan melakukan
Baca selengkapnya

Rasa Penasaran

Presley hampir meloncat karena kaget. Dia berbalik dan mengumpat pelan. Sepertinya dia harus mulai membiasakan diri dengan kehadiran Ariston yang mendadak.“Apa yang kau lakukan di sini? Kupikir kau memintaku bersiap untuk makan malam?”Ariston mengangkat bahu. Dia berjalan dan menutup pintu di belakangnya.“Aku tahu kau akan melakukannya.”“Melakukan apa?”Saat Presley mengikuti arah pandang Ariston seketika dia sadar kalau tangannya masih menyingkap pakaian yang dia kenakan sampai menunjukkan perutnya. Buru-buru Presley menurunkan bajunya.“Aku bisa melakukannya.”“Dengan tangan terluka seperti itu?”“Itu bukan masalah. Sedikit rasa sakit sebagai pengingat agar lebih berhati-hati. Selalu ada hal positif untuk setiap peristiwa yang terjadi,” ucapnya melantur berhasil membuat sudut mulut Ariston terangkat.Saat pria itu berdiri di depannya, Presley menahan napas.“Aku sudah pernah melihat seluruh tubuhmu, Presley. Kenapa kau harus malu? Kau memiliki tubuh yang indah.”Wajah Presley me
Baca selengkapnya

Ayah Kejam

“Proses pemulihannya lebih cepat dari yang kuperkirakan.”Presley tersenyum mendengar penuturan dokter yang memeriksanya.“Apa ini berarti sebentar lagi tangan saya akan bisa digerakkan dengan normal?” tanyanya antusias.Dokter wanita berambut sebahu itu tersenyum menyetujui.“Tetap saja, berhati-hati lebih bagus. Nah, obat ini akan membantu mempercepat pengeringan luka dan juga mengurangi rasa sakit di lengan dan telapak tanganmu.”Presley mengulurkan tangannya yang tidak terluka untuk meraih resep yang disodorkan, namun sebuah tangan besar mendahuluinya. Dia menoleh, menatap Ariston yang sejak tadi hanya diam dan menyimak. Ekspresi wajah pria itu tidak menunjukkan apa pun.“Terima kasih,” ucap Ariston datar. Pria itu berdiri seolah sudah tidak sabar meninggalkan ruangan. Kening Presley berkerut.“Ayo, kita pergi!”Meski heran, Presley memutuskan untuk menurut. Setelah sedikit mengangguk pada dokter yang memeriksanya dia mengikuti langkah Ariston.“Ada apa?” tanyanya langsung.“Apany
Baca selengkapnya

Ancaman Publisitas

“Ketika ayahku terlalu mabuk atau terlalu marah dengan semuanya biasanya dia menggunakan tangan pada ka—maksudku aku untuk melampiaskannya. Dia bisa sangat marah ketika aku bertindak tidak masuk akal.”“Tidak masuk akal?”Ariston mengangkat bahu enggan, jelas sekali topik ini membuatnya tidak nyaman.“Ya. Aku menentangnya disetiap kesempatan, bentuk pemberontakan anak remaja dan saat itu terjadi aku biasanya melarikan diri ke sini dan wanita itu akan memberiku makan.”“Berapa usiamu saat hal itu terjadi?” tanya Presley penasaran.Seorang pelayan datang dan meletakkan makanan di meja mereka. Presley merasa air liurnya hampir menetes melihat makanan yang disajikan. Tangannya secara refleks mengambil sendok namun langsung mengaduh kesakitan.Presley merasakan gerakan di sampingnya dan ternyata Ariston sedang menggeser tempat duduknya. Pria itu sekarang duduk persis di sampingnya.“Ada apa?”“Kau tahu, Presley, saat kau butuh bantuan yang perlu kau katakan hanya memintanya.”Presley menge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status