Home / Romansa / Rahasia Sang Miliuner Yunani / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Rahasia Sang Miliuner Yunani: Chapter 11 - Chapter 20

72 Chapters

Ciuman dalam Air

Presley hampir saja meledak tawa mendengarnya. Menjadi kekasih seorang Ariston? Bahkan dalam mimpi terliarnya sekali pun hal itu tidak pernah terjadi. Presley menatap Ariston, menunggu pria itu tertawa dan mengatakan kalau dia hanya bercanda. Tapi tidak ada. Laki-laki itu hanya berdiri di tepi kolam, menunggu jawabannya.“Kau pasti bercanda,” tukasnya bingung.“Bagian mana dari kalimatku itu yang mengandung candaan Presley?”“Tapi itu tidak mungkin!” pekiknya tidak percaya, menatap Ariston horor. Kalau bukan karena takut dengan situasi mereka sekarang, dia pasti sudah tertawa.‘Kenapa tidak mungkin?”“Karena aku membencimu, dan kau membenciku, dan kalau kau lupa, adikku mati karena kekejamanmu Ariston!”“Kau tetap berpikir kalau aku yang membunuh adikmu?” bisik Arsiton tenang.“Tentu saja! Hanya kau kekasih yang dia miliki dan foto kalian sudah menjadi buktinya,” tukasnya berang.“BART!” teriak Ariston memecah kebekuan diantara mereka. Presley berjengit melihat kemarahan Ariston. Apa
Read more

Sarang Serigala

Mereka tidak pernah bicara sejak insiden mengerikan di dalam kolam. Presley memilih bersembunyi kapanpun dia melihat Ariston. Dia bahkan menjauh saat mendengar langkah kaki laki-laki itu. Ya, bisa dikatakan dia mengabaikan tugasnya, tapi dia tidak peduli. Kemarahan dan penghinaan yang Ariston lakukan padanya sudah cukup membuatnya merasa muak untuk melihat wajah pria itu. Dia menjauh kapanpun wajah Ariston menunjukkan diri dan baru muncul saat yakin kalau laki-laki itu telah pergi.“Kau baik-baik saja?”Bart, satu-satunya pelayan yang ada di penthouse ini menatapnya dengan sorot ingin tahu.“Aku baik,” jawab Presley sekenanya. Tangannya terangkat untuk mengikat rambut panjangnya menjadi ekor kuda.“Apa kau sedang menghindari Tuan Ariston?”Tubuhnya menegang hanya dengan mendengar nama pria itu disebut. Presley berusaha menjaga suaranya tetap terdengar biasa.“Tidak mungkin. Tidak ada tempat di rumah ini untuk bersembunyi.” Presley tersenyum, senang dengan guyonannya sendiri.Bart meng
Read more

Kotak Pandora

Andai saja dia memakai topi atau setidaknya kaca mata, mungkin ini akan membuat semuanya lebih mudah. Prelsey berjalan, sesekali mengamati sekitar. Tidak mungkin ada yang bisa mengenalainya, mengingat dia belum pernah menginjakkan kaki di tempat ini. Tapi Presley tahu tempat ini. Bekerja sebagai pelayan membuatmu tahu tempat hiburan terkenal dan yang biasanya didatangi orang banyak.“Tunjukkan kartu, Anda.”Sial.Ini tempat ekslusif jika dia harus memiliki kartu anggota. Presley tersenyum, berharap penjaga bertubuh besar di depannya ini tidak menyadari kegugupannya.“Saya mencari Eva Wetherspoon. Dia anggota tetap di club ini,” dustanya. Berharap kalimatnya mendapat bantahan. Tidak mungkin adiknya memiliki kartu anggota di tempat seperti ini.“Silahkan pergi!”Si penjaga berkaos hitam ketat mendorongnya menjauh.“Tu-tunggu!” Namun Presley langsung berhenti saat mendapat tatapan membunuh dari penjaga club. Nyalinya ciut, tidak memiliki keberanian untuk membantah. Memutuskan tidak ada y
Read more

Menjadi Milikku

Presley kembali menatap foto-foto yang sekarang berserakan di atas tempat tidur dengan seksama. Mengabaikan tusukan menyakitkan yang menghujam jantungnya. Presley menarik napas dalam-dalam. Dia harus mencari tahu, hanya ini satu-satunya cara agar dia bisa tenang dan bisa membuat keputusan.Presley mengambil jubah tidurnya dan bersiap keluar. Tidak adanya penghuni selain mereka bertiga sedikitnya membuat Presley merasa ingin segera keluar dari tempat ini. Dia mungkin akan melakukannya jika apa yang selama ini dikatakan Ariston benar.Presley menyusuri koridor demi koridor yang memanjang di sepanjang lantai satu penthouse milik Ariston, menaiki tangga melengkung yang dilapisi karpet merah berbahan sutra dengan langkah besar. Begitu berada di depan lift, Presley bergegas memasukinya. Dia harus mencari tahu kebenarannya dan hanya satu orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.Presley menunggu pintu lift terbuka. Mendadak keraguan melandanya. Mungkin ini keputusan yang buruk? Belum sele
Read more

Ketika Ariston Marah

“Malam ini aku akan menjadikanmu milikmu.”Kata-kata itu berhasil membuat Presley lemah, merasa berharga karena untuk pertama kalinya dia merasa diinginkan oleh seseorang. Presley gemetar di seluruh tubuh saat merasakan tangan Ariston menjelajah di seluruh tubuhnya, menyusup ke balik baju tidurnya.“Kau berbeda dari wanita lainnya, Presley.”Kalimat itu berhasil menyentak kesadaran Presley, menariknya dari gelembung gairah yang sempat menguasainya. Dia pulih dalam sekejap. Presley berusaha melepaskan diri dari kungkungan Ariston. Harusnya dia sadar, harusnya dia tahu, bagi Ariston semua wanita sama, hanya selingan pemuas nafsu yang bisa dibuang kapan pun dia merasa bosan. Kenyataan pahit ini mengirimkan rasa sakit pada ulu hatinya.“Tidak!” bisiknya susah payah.Ariston yang tidak menyadari pemberontakan Presley kembali melanjutkna serangannya. Mulutnya bergerilya di cekukan leher Presley.“TIDAK!” teriak Presley dan kali ini mendorong Ariston sampai laki-laki itu terhuyung. Presley s
Read more

Hantu Rumah Sakit

Damn it!” Ariston mengeluarkan rentetan sumpah serapah yang pasti membuat siapa pun yang mendengarnya melengkungkan alisnya.“Coba ulangi sekali lagi!” perintahnya dingin menatap bawahannya yang gemetar di bawah tatapan kemarahannya.“Maaf, Tuan. Dia berhasil mengelabui kami.”“Dan kau juga mengatakan kalau dia berhasil membawa uang sebesar 50 juta Euro?”Bawahan Ariston berlutut begitu mendengar ucapan dinginnya.“Di-dia mengenali tempat itu dengan baik. Ka-kami sudah—“Sayangnya, Ariston tidak butuh alasan. Pukulan tangannya melayang menghantam wajah bawahannya sebelum pria berjas hitam itu sempat menyelesaikan kalimatnya.“Bodoh! Kau pikir kenapa aku mau membayar kalian dengan mahal? Untuk pertunjukan kebodohan?” desisnya tajam. Ariston kembali menatap bawahannya.“Aku tidak peduli dengan uang yang dia bawa, tapi kau tahu apa akibat dari perbuatanmu, sialan?” geram Ariston. Kembali dia melayangkan pukulan. Kali ini tangannya yang terkepal kuat menghantam perut bawahannya.Suasan me
Read more

Siapa Dia?

Presley benci pesta. Atau setidaknya keramaian. Muak melihat wajah-wajah palsu dan juga obrolan yang pastinya membosankan. Presley terbiasa melihat hal itu saat bekerja sebagai pelayan, dan hari ini dia akan kembali melihatnya meski bukan dari kaca mata pelayan, tapi salah satu tamu VVIP yang pasti akan menarik perhatian seluruh para tamu.Presley mengerang, ingin melarikan diri, tapi tahu tidak ada tempat yang aman baginya saat ini mengingat awak media sudah mengeksos wajahnya di setiap halaman depan majalah gosip.“Baiklah, mari lewati malam ini dengan tenang dan pulang secepatnya.” Namun, Presley sadar hal itu tidak mungkin terjadi.Presley menatap pantulan bayangannya lewat cermin full body di kamarnya. Red glitter prom gown dengan tali spageti ini membalut tubuh rampingnya dengan sempurna. Meski bahu dan punggungnya terekspos, Presley menutupinya dengan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai dan diberikan sedikit sentuhan agar terlihat bergelombang.Yakin penampilannya sudah s
Read more

Acara Amal

“Come sta, Ariston? Mi manchi,” sapa si gadis super model genit.“Sto bene grazie, e tu?”“Benissimo!”Presley menganga, menatap Ariston dan wanita super model di hadapannya seolah mereka bukan penduduk bumi. Apa mereka sengaja berbicara dalam bahasa yang tidak dia mengerti? Presley mendengus. Jika tujuan mereka untuk mengintimidasinya maka harus dia katakan kalau mereka berhasil.Presley memilih menjauh dan mencari tempatnya sendiri. Meski dia tidak menyukai tempat mengintimidasi ini, tapi dia bisa melewatinya tanpa mempermalukan dirinya sendiri.“Dasar bajingan. Dia sengaja mengajakku ke tempat ini untuk menyiksaku,” geram Presley. Gaun panjangnya yang memiliki belahan nyaris sampai ke ujung paha memberinya kemudahan saat berjalan dengan langkah lebar.Presley duduk di salah satu meja yang kosong dan langsung meneguk minuman yang di tawarkan pelayan padanya.“Aku tidak mau pulang dengan wanita mabuk.”Presley mendongak, mengernyit saat melihat Ariston duduk di sampingnya.“Apa yang
Read more

Hadiah dan Kompensasi

Saat-saat terdesak selalu membutuhkan tindakan nekad.Itulah yang dilakukan Presley saat ini.“Sepuluh juta Euro.”Efek dari kalimatnya sungguh membuat Presley yakin kalau dia baru saja berhasil menjatuhkan bom. Semua orang menatapnya tanpa berkedip, si pemandu acara di sampingnya bahkan membuka mulutnya sangat lebar karena terlalu terkejut.Presley meringis. Mungkin dia keterlaluan?“Waw, sumbangan yang murah hati sekali.”Si pemandu acara pulih dengan cepat dan untuk menunjukkan kesopanan bukannya kejengkelan dia bertepuk tangan yang langsung diikuti oleh semua tamu. Mendadak suasana yang sebelumnya mencekam kembali mencair.“Apa ini kesepakatan bersama atau Anda ….”Pemandu acara sengaja membiarkan kalimatnya menggantung dan Presley yang tahu maksud dibalik pertanyaan itu hanya bisa tersenyum.“Ariston snagat mencintaiku. Dia menyerahkan semua keputusan padaku, termasuk sumbangan yang akan kami berikan, bukan begitu Ariston?”Semua kepala bergerak memandang satu-satunya sosok yang
Read more

Trik Licik

Presley menatap langit-langit kamar tempatnya berbaring dengan perasaan hancur. Rasa jijik pada diri sendiri membuatnya ingin menghancurkan diri. Air matanya luruh tanpa bisa dicegah.Maafkan aku Eva, sungguh maafkan aku.Presley menatap wajah tertidur Ariston. Tidak ada keangkuhan di wajah itu. Wajah Ariston begitu tenang, tidak ada kemarahan seperti yang selalu dia lihat setiap hari. Kejadian malam ini tidak akan terulang lagi, janji Presley pada dirinya sendiri. Mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya, perlahan Presley melepaskan belitan tangan Ariston di perutnya, menjaga agar pria itu tidak terbangun.Kamar tidur Ariston luas dan mewah dengan sentuhan elegan. Headboard di tempat tidur, sofa, kursi ottoman, lampu gantung. Semuanya seolah meneriakkan kemewahan tak terhitung. Namun yang membuat siapa pun iri adalah pemandangan disekeliling kamar ini. Jendela kaca besar dan juga lebar yang mengelilingi kamar ini langsung menyuguhkan pemandangan laut lepas yang begitu indah. Presle
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status