Setelah berpikir sejenak, aku pun menjawab pertanyaan Mas Azam."Aku pengen ganti suasana aja, Mas. Pengen nyeri suasana baru. Lagipula, aku mau coba buka usaha sendiri. Makanya ini juga belanja banyak. Kalau gak dicoba, kan, gak akan pernah tau. Kalau tentang pernikahanku dengan Mas Zidan, aku merasa kurang cocok aja. Mungkin karena aku belum bisa melupakan mantan suamiku." Terpaksa aku menutupi masalah yang menimpaku dan Mas Zidan. Biarlah hanya orang-orang yang berkaitan saja yang tau."Masya Alloh. Mau buka usaha sendiri, ya, Mbak? Semoga sukses, ya? Laris manis dan berkah." Mas Azam menimpali. Doanya terdengar tulus."Makasih, Mas," jawabku.Kami pun tak banyak berbincang lagi. Mas Azam lebih fokus menatap jalanan di depan sana."Oh, iya, Mas. Boleh minta tolong?" Setelah cukup lama saling diam, tiba-tiba aku teringat sesuatu."Silakan, Mbak. Kalau bisa, insyaallah saya bantu," jawabnya tanpa menoleh."Apa Mas Azam bersedia mengajariku menyetir mobil? Rasanya sayang banget, punya
Baca selengkapnya