Aku menghirup napas perlahan. Melepaskan asap-asap yang tiba memenuhi kepalaku. Inginku berkata kasar, tapi sadar wanita di depanku ini adalah orang yang lebih tua dariku."Mohon maaf sebelumnya, Bu. Tapi Mas Rayan tidak ada di sini. Kalaupun Mas Rayan datang ke sini, saya juga tidak akan mengizinkannya untuk tinggal di rumah ini. Jadi, Ibu salah kalau datang ke sini hanya untuk mencari Mas Rayan," jawabku setenang mungkin. Menghadapi orang-orang seperti mereka memang tidak perlu memakai kekerasan. Tapi harus dihadapi dengan sabar.Bu Ida terlihat salah tingkah. Matanya mendelik nampak tak suka dengan jawabanku."Oh iya. Selamat ya, Mbak, atas kesembuhannya." Aku beralih menatap Rumaisha yang dari tadi hanya menunduk. Wanita yang kini penampilannya jauh berbeda itu mengangkat wajah, kemudian tersenyum kikuk. "Terima kasih," jawabnya pelan.Ya, dulu, pertama kali bertemu dengannya, dia hanya mengenakan pakaian yang begitu sederhana. Lihatlah sekarang, meskipun pakaiannya tetap serba te
Baca selengkapnya