Semua Bab AFTER ONE NIGHT STAND: Bab 51 - Bab 60

98 Bab

DIA BUKAN ANAK BAPAK

Penjagaan mulai normal kembali, para wartawan berangsur-angsur mulai berkurang menyatroni rumah besar. Karmila agak lega, paling tidak pagi hari saat menjelang matahari terbit, dia bisa berolah raga kecil di halaman rumah.Para wartawan yang masih bertahan hanya nongkrong saat siang hari saja. Oleh karena itu Nadio berusaha, persoalan apa pun yang berhubungan dengan mereka akan diselesaikan secara kekeluargaan. Dia sekarang punya pendapat berbeda soal pasutri Handoko. Ada niat lain di balik masalah pemuda pedagang asongan kemarin.Nadio dan Karmila jadi agak berhati-hati saat berkomunikasi dengan pasutri Handoko. Mereka lebih baik menghindari pemicu masalah. Akhirnya Nadio dan Karmila jadi tahu karakter asli mereka. Pasutri ini tak menyangka bahwa pasangan Handoko bisa setega itu."Honey, coba kita cari tahu, ada apa di balik ulah Paklek dan Bulek kemarin?" usul Karmila kepada Nadio saat mereka sedang menikmati lemon tea buatan Bu Rahmat."Abang berpikir, apa mungkin mereka sempat n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

RAHASIA INI HARUS DIJAGA

Berempat pulang dengan perasaan lega. Pasutri muda ini sudah tentukan sikap bahwa keberadaan pasangan suami-istri Handoko semakin memperkeruh keadaan. Pasangan tersebut harus dipulangkan ke desa karena segala urusan mereka di kota sudah selesai. Orang tua Karmila sangat setuju dengan keputusan pasutri muda ini."Kasihan mereka. Manusia polos yang penuh rasa keingintahuan jadi sasaran empuk wartawan nakal," ucap Pak Rahmat sambil menatap anak dan menantunya dari kaca spion."Iya, Pak. Mereka gak berpikir, masalah ini bisa merusak nama baik kita. Kenapa gak bisa berpikir panjang?" Nadio berdecak mengungkapkan kekesalannya."Aku dan Ibu udah hapal tabiat Bulek. Gak nyangka aja, semudah itu terkena bujuk rayu orang tak dikenal. Wartawan yang notabene, emang cari bahan berita," timpal Karmila sembari menggelengkan kepala.Perbuatan pasutri Handoko, hampir saja mengacaukan terapi psikis Karmila. Itu yang membuat Nadio bertambah geram. Beruntung sampai hari ini, orang tua Karmila belum tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

JEBAKAN AKAL BULUS

Pagi hari yang cerah, Karmila telah bersiap dengan segala barang yang akan dibawa untuk mengantar pasutri Handoko pulang kampung. Semalam telah dibicarakan semuanya demi kenyamanan bersama. Pak Handoko dan istri meminta maaf atas kecerobohan mereka. Setelah siap semuanya mereka berangkat kecuali orang tua Karmila. Rencana Nadio dan Karmila, kepulangan kali ini hanya sebentar, tak sampai menginap. Sebelumnya, mobil mampir terlebih dahulu ke rumah Tanto. Pasutri muda memberi sembako dan sejumlah uang. Mereka menyuruh Tanto membeli baju layak yang layak untuk bekerja. Nadio memutuskan Tanto dipekerjakan sebagai asisten enginering karena dia ahli di bidang tersebut."Terima kasih tak terhingga Nak Nadio, Nduk Karmila. Kami telah bikin ulah, kalian masih memikirkan kerja untuk Tanto dan kasih sembako serta uang. Kami sangat malu dengan perbuatan kami," ucap ibu Tanto dengan muka menunduk."Saya juga bodoh sekali. Bukannya mencegah, malah ikuti arus. Terima kasih banyak atas kebaikan ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

WARTAWAN OH WARTAWAN

Setelah rehat sebentar, pasutri tersebut melanjutkan perjalanan kembali. Sudah separo perjalanan mereka tempuh. Mereka berharap tak ada wartawan yang mengikuti. Nadio segera menghubungi sekuriti di rumah, meminta untuk berjaga-jaga.Bisa jadi ada wartawan akan segera mendatangi rumah karena tak mendapat kesempatan di desa. Karmila juga menelepon ibunya agar tak keluar rumah dulu. Sejak pasangan Handoko berkomunikasi dengan wartawan, hidup mereka jadi tak tenang.Orang-orang serakah, yang tega mengorbankan orang lain demi mendapatkan imbalan uang. Padahal pasangan muda ini setiap bulan memberi uang pada Pasutri Handoko. Apa pun yang diperlukan pasutri tersebut sebisa mungkin dilakukan oleh Nadio dan Karmila. Sebagai wujud rasa sayangnya kepada almarhum anak mereka. Meskipun Karmila sempat tersakiti oleh ulah Lisa. Dia memaafkan. Saat ini, pasutri muda dihadapkan dengan berbagai masalah yang selalu meliibatkan keluarga Handoko. Karmila dan suaminya selalu senantiasa ingin berbuat baik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

PERTEMUAN MENGHARUKAN

Gerimis hujan mengiringi terbitnya matahari pagi ini. Karmila sedang menikmati minuman hangat, ketika ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Wanita berbulu mata lentik ini mencoba mengingat sesuatu. Kapan terakhir kali dia memberi nomor kontak kepada seseorang.Namun, tak ada orang baru yang diberinya, kecuali ibu Tanto. Sedangkan kini, dia telah terhubung dengan nomor kontak wanita tersebut. Wanita ini masih sibuk berpikir saat nomor tersebut menghubungi untuk yang kedua kalinya."Kok, ndak diangkat, Nduk?" tanya Bu Rahmat yang muncul dari arah depan."Khawatir orang iseng, Bu," jawab Karmila lalu tersenyum tipis."Ya udah, biarin aja. Entar kalo penting, pasti kirim pesan," ujar Bu Rahmat sambil menepuk bahu sang putri pelan.Wanita setengah umur ini pun lalu mulai sibuk menghidupkan kompor. Bu Rahmat akan memasak untuk sarapan pagi ini. Karmila segera melangkah ke arah freezer lalu mengambil beberapa bungkus bahan makanan dari sana. Kemudian, dia mulai m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAGAI LANGIT DENGAN BUMI

Wanita tua ini seketika menangis terisak-isak mengetahui siapa yang datang bertamu. Pak Rahmat menarik memegang tangan wanita tersebut dan menciumnya, lalu diikuti oleh Bu Rahmat dan yang lain."Mbakyu, apa kabarmu?" tanya Pak Rahmat sembari mengusap air mata."Alhamdulillah sehat. Kok tau rumahku? Lah ini yang cantik dan ganteng ini siapa?" Wanita tua ini yang tak lain, Bu Darmo--kakak Pak Rahmat--sembari mengelus bahu pasutri muda di hadapannya."Bude, masak lupa sama aku, Karmila? Ini suamiku, Bang Nadio," jawab Karmila sembari memegang tangan Bude Darmo."Saya Nadio, Bude," ucap si pria jangkung seraya mendekat lalu merangkul bahu wanita yang terlihat pendek di sampingnya.Akhirnya semua anggota keluarga yang lama terpisah ini masuk dan duduk di ruang tamu. Mereka bercengkerama saling menanyakan kabar masing-masing dan mengingat nostalgia saat masih bersama dulu. Akhirnya diketahui jika Bude Darmo sudah 15 tahun tinggal di kota ini. Pakde Darmo terpaksa pindah kerja. Bude Darmo da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

TETAP SEBUAH RAHASIA

Karmila agak kurang sehat pagi ini. Dia meminta suaminya untuk mengantarkan ke rumah sakit. Andai tak terpapar virus jahat ini, dia lebih suka berobat ke dokter umum saja. Ada dua dokter buka praktik tak jauh dari rumahnya. Kulitnya yang kuning langsat terlihat pucat dengan wajah merona memerah. Nadio sedang mematut depan cermin saat terdengar benda jatuh dari dalam toilet. Seketika pria ini gegas lari ke toilet."Sayang, buka pintunya! Sayaang?"Nadio mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tak terbuka juga. Saat tubuh pria ini sudah bersiap mendobraknya, tiba-tiba pintu terbuka. Karmila keluar dengan langkah sempoyongan. Kemudian, dia ambruk dalam pelukan sang suami. Nadio segera membopong tubuh Karmila ke atas ranjang. Baru kemudian, pria tersebut menelepon pihak rumah sakit agar bisa mengirim tim medis ke rumah. Kondisi Karmila tampak tak berdaya di atas ranjang dengan sesekali memegang kepala. "Sayang, tadi jatuh?" tanya Nadio sembari menatap mesra.Karmila seketika mengangguk sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

DITUNGGU JADI SAKIT HATI

Pukul 09.00 pagiSemalam kondisi Karmila tak stabil, akhirnya Nadio menghubungi dokter untuk memeriksa hari ini. Orang tuanya hanya diberitahu bahwa Karmila ingin istirahat, tak ingin diganggu siapa pun. Meski, pada awalnya Bu Rahmat sempat curiga, tetapi akhirnya mau mengerti.Pagi ini dokter yang ditunggu akhirnya datang juga. Tentu saja, Bu Rahmat dibuat penasaran dengan dengan penyakit yang diderita oleh putrinya. Secara semalam, dia tak boleh menemui Karmila.Untuk antisipasi, Nadio telah menelepon dokter tersebut agar merahasiakan penyakit yang diderita oleh Karmila pada siapa pun terutama kedua mertuanya. Nadio tak mau penyakit yang diderita Karmila membuat beban pikiran mereka. Dokter datang dan disambut oleh Bu Rahmat yang kemudian diantar ke kamar atas."Selamat pagi Bu Karmila!""Selamat pagi, Dok. Silakan masuk!"Pak Dokter segera masuk diikuti Bu Rahmat. Sementara itu, Nadio datang dari bawah sembari membawa jus alpokat kesukaan Karmila."Selamat pagi. Wah, Dokter udah sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

ANAK DARI RAHIMKU?

Untuk kesekian kalinya, Karmila mendapat telepon dari anak Bude Darmo. Wanita berambut ikal tersebut memilih mengabaikannya. Anak Bude Darmo ternyata nekat mengirim sebuah pesan.[Dasar gak punya hati. Ditelepon bukannya diangkat. Bude kamu sakit parah.]Karmila hanya membaca dan tak ingin membalas. Dia segera menelepon Nadio untuk meminta ke rumah Bu Darmo untuk mengecek keadaannya, sepulang dari menebus resep di apotek."Sayang, gak usah dipikirin. Abang udah otewe ke sana. Silent aja deringnya. Biar lebih tenang, minta tolong baby sitter panggilin Ibu buat temani," saran Nadio dari seberang telepon."Gak perlu, Honey. Aku lagi mual-mual habis minum obat. Entar Ibu tambah panik.""Yodah, kalo gitu. Buat tiduran aja. Mau titip apa?""Gak usah, Honey. Masih mampir Bude Darmo juga, kan. Hati-hati di jalan.""Terima kasih, Sayang."Hubungan telepon pun berakhir. Akhirnya, Karmila bisa tidur, setelah beberapa ke toilet karena mual.°°°°°°°°°°°°Pukul 10 pagiKarmila terlihat lebih segar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

MANUSIAWI

Karmila merasa bahagia dengan pesta kejutannya yang diadakan oleh karyawan kantor. Nadio pun berinisiatif memesan minuman dan makanan kecil dari sebuah gerai kuliner dekat kantor. Jadilah pesta dadakan yang meriah dengan berbagai atraksi hiburan spontan dari beberapa karyawan. Seketika senyum mengembang dari bibir Karmila. Wanita yang kini semakin kurus, merasa tersanjung oleh semua itu. Akhirnya niat semula hanya sebentar untuk menyelesaikan pekerjaan, harus molor sampai berjam-jam.Pasutri tersebut sangat menikmatinya dan merasa bahagia. Beberapa kali Bu Rahmat menelepon ke ponsel Karmila. Dia menanyakan tentang keberadaan putri dan menantunya. Wanita separuh baya ini sangat khawatir dengan keadaan Karmila. Oleh karena pasutri muda ini pamit untuk mengambil hasil tes dan mampir sebentar ke kantor untuk menyelesaikan sedikit pekerjaan. Namun, mereka belum pulang sampai hari menjelang malam.Nadio yang mendengar pembicaraan Karmila dengan Bu Rahmat hanya tersenyum dan sesekali menjawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status